2.5.3. Suku Bunga
Suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu Lipsey, dkk, 1995. Pada waktu perusahaan
merencanakan pemenuhan kebutuhan modal sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku saat itu. Apakah akan menerbitkan sekuritas ekuitas atau
hutang. Karena penerbitan obligasi atau penambahan hutang hanya dibenarkan jika tingkat bunganya lebih rendah dari earning power dari penambahan modal
tersebut Riyanto,1990. Teori International Fisher Effect IFE juga dapat digunakan untuk
menerangkan pengaruh suku bunga terhadap fluktuasi nilai tukar Rupiah yaitu tinggi rendahnya permintaan terhadap uang akan tercermin pada tinggi rendahnya
suku bunga. Teori IFE yang dikemukakan oleh Irving Fisher menyatakan tingkat bunga nominal i di setiap negara akan sama dengan real of return r ditambah
dengan tingkat inflasi I yang dirumuskan, i = r + I Hady, 2004. Apabila suku bunga turun akan mengurangi minat investor untuk memegang Rupiah dan akan
menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnya karena insentif yang diterima menurun. Nilai tukar rupiah akan melemah depresiasi seiring dengan
aksi pembelian valas oleh investor. Menurut Granger, fluktuasi pada nilai tukar akan dapat mengarah pada
pergerakan harga saham, hal ini disebut juga pendekatan tradisional traditional approach. Sebaliknya pergerakan bursa saham dapat menyebabkan aliran modal
yang berakhir pada fluktuasi nilai tukar. Ini dikenal dengan pendekatan portofolio portofolio approach. Disamping itu variabel suku bunga juga ikut
mempengaruhi fluktuasi harga saham dan nilai tukar. Suku bunga deposito
menjadi salah satu tolak ukur masyarakat dalam menanamkan modalnya. Pemilik modal akan mengalokasikan kekayaannya pada aset berdasarkan tingkat return
dan resiko yang ada pada suatu aset. Suku bunga deposito menjadi hal yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian khususnya sektor
riil serta aliran modal di suatu negara.
2.5.4. Trade Openness
Adam Smith Appleyard, Field Jr dan Cobb, 2006 menjelaskan bahwa perdagangan terbuka antar negara akan membawa keuntungan bagi kedua negara
tersebut jika salah satu negara tidak memaksakan untuk memperoleh surplus perdagangan yang dapat menciptakan defisit neraca perdagangan bagi mitra
dagangnya. Adam Smith pada dasarnya menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak karena masing-masing
negara akan lebih mengkonsentrasikan diri untuk memproduksi barang-barang yang mempunyai keunggulan mutlak absolute advantage kemudian mengekspor
kelebihan barang yang diproduksinya kepada mitra dagangnya. Harga relatif barang dari suatu negara yang melakukan transaksi perdagangan dinamakan
Terms of Trade TOT, di mana perhitungannya diperoleh dari harga barang ekspor dibagi dengan harga barang impor. Sehingga apabila negara A mengekspor
barang X dan mengimpor barang Y maka TOT nya adalah: ................................................... 2.7
Di mana, Px = harga barang X; Py = harga barang Y Motivasi utama untuk melakukan perdagangan internasional adalah
mendapatkan gains from trade. Perdagangan internasional memberikan akses terhadap barang yang lebih murah bagi konsumen dan pemilik sumberdaya untuk
memperoleh peningkatan pendapatan karena menurunnya biaya produksi. Selanjutnya David Ricardo Krugman dan Obstfeld, 2000 mengemukakan teori
keunggulan komparatif comparative advantage yang menyatakan bahwa yang menentukan tingkat keuntungan dalam perdagangan internasional bukan berasal
dari keuntungan mutlak melainkan dari keunggulan komparatif. Apabila salah satu negara kurang efisien dibandingkan dengan negara lainnya dalam
memproduksi dua barang, kedua negara tersebut masih dimungkinkan untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama
harus melakukan spesialisasi dalam produksi komoditas yang absolute disadvantagenya lebih kecil dan mengimpor komoditas yang absolute
disadvantagenya lebih besar. Selain faktor-faktor tersebut, keunggulan kompetitif nasional juga masih
dipengaruhi oleh faktor kebetulan penemuan baru, melonjaknya harga, perubahan kurs dan konflik keamanan antar negara. Dan ternyata negara berkembang yang
menerapkan kebijakan promosi ekspor mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik seperti dibuktikan oleh negara-negara yang disebut sebagai East Asian
Miracle. Menurut Mankiw 2002, trade openness memberikan kesempatan bagi semua perekonomian untuk mengkhususkan diri dalam hal yang paling
dikuasainya, menjadikan warga negara di seluruh dunia lebih sejahtera. Pembatasan perdagangan merusak manfaat-manfaat yang diperoleh dari
perdagangan ini, sehingga mengurangi kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun sebagian dari alasan-alasan ini dapat dipertanggungjawabkan, kaum
ekonom yakin bahwa perdagangan bebas adalah kebijakan yang biasanya lebih baik.
2.6. Vector Auto Regression VAR