Moosa 2004 kurs efektif pada waktu t dihitung sebagai rata-rata tertimbang dari kurs relatif, dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
∑ ......................
2.3
∑
.................... 2.4
, ,
....................... 2.5
dimana E
t
adalah kurs efektif nominal pada waktu ke t, m adalah jumlah mata uang negara mitra dagang utama, w
i
adalah rata-rata perdagangan yang didenominasikan dalam mata uang negara i pada waktu t, V
it
adalah kurs relatif dari mata uang negara i pada waktu t, S
i
adalah kurs pada spot market saat ini, S adalah kurs pada periode dasar, X
i
adalah nilai ekspor domestik ke negara i dan M
i
adalah nilai impor dari negara i.
2.2.2. Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar mempunyai pengaruh dan peranan yang penting dalam meminimalisasi resiko dari fluktuasi nilai tukar yang akan mempunyai pengaruh
terhadap perekonomian negara tersebut. Berikut ini beberapa sistem nilai tukar yang telah diterapkan di Indonesia, yaitu :
1 Sistem Nilai Tukar Tetap
Pada sistem nilai tukar tetap, setiap individu bebas melakukan jual beli valuta asing yang diinginkan dan untuk mempertahankan nilai tukarnya maka
bank sentral melakukan jual beli valuta asing. Oleh karena itu, bank sentral harus memegang sejumlah cadangan devisa untuk membiayai ketidakseimbangan
neraca pembayaran sehingga nilai tukar dapat dipertahankan. Meskipun demikian, kebaikan dari sistem nilai tukar tetap ini adalah adanya kepastian akan nilai tukar
mata uang domestik dengan negara lain, sehingga para eksportir dan importir dapat memperhitungkan transaksi perdagangan dengan pihak luar negeri.
2 Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Sistem nilai tukar mengambang terkendali, dimana pemerintah mempengaruhi tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valuta asing.
Biasanya sistem ini diterapkan untuk menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran. Bank sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing tetapi tidak
ada komitmen untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat tertentu atau pada suatu batasan target target zone tertentu. Intervensi di pasar valuta asing
merupakan sejenis batasan target yang tidak resmi unannounced target zone. Perbedaan mendasar sistem ini dengan standart announced target zone adalah
tidak ada komitmen pada tingkat nilai tukar tertentu. Dengan demikian, dalam sistem ini tidak ada usaha untuk mempengaruhi ekspektasi masyarakat terhadap
pergerakan nilai tukar atau permasalahan kredibilitas. 3
Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Sistem nilai tukar mengambang bebas adalah sistem yang membiarkan nilai
tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh kekuatan pasar, artinya permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut dalam kaitannya dengan mata uang
negara lain. Dengan kata lain, pemerintah tidak ikut campur dalam penentuan nilai tukar. Pada sistem ini nilai mata uang akan dapat berubah setiap saat tergantung
dari permintaan dan penawaran mata uang domestik relatif terhadap mata uang asing dan perilaku spekulan. Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, bank
sentral tidak menargetkan besarnya nilai tukar dan melakukan intervensi langsung ke pasar valuta asing.
Penerapan sistem nilai tukar ini dimaksudkan untuk mencapai penyesuaian yang lebih berkesinambungan pada posisi keseimbangan eksternal external
equilibrium position, tetapi kemudian timbul indikasi bahwa beberapa persoalan akibat dari kurs yang fluktuatif akan timbul, terutama karena karakteristik
ekonomi dan struktur kelembagaan pada negara berkembang masih sederhana. Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas ini diperlukan sistem perekonomian
yang sudah mapan. Pada dasarnya, ada tiga teori yang dapat menjelaskan terjadinya depresiasi
ataukah apresiasi mata uang suatu negara, yaitu: pertama, pelarian modal internasional, dimana para investor mengalihkan dana mereka ke luar negeri,
sehingga nilai tukar mata uang domestik lemah depresiasi, kedua, tingginya defisit anggaran pemerintah, sehingga pemerintah mencari pinjaman dalam mata
uang asing yang berakibat suku bunga meningkat. Hal ini dapat menarik masuknya modal asing yang menyebabkan mata uang domestik menguat atau
terapresiasi, dan ketiga, meningkatnya investasi nyata yang bebas dalam bentuk bangunan dan peralatan baru, yang membantu menaikkan suku bunga dan
menarik dana-dana asing menjadi mata uang domestik, sehingga mata uang domestik menguat Nurul, Krisma dan Dwiva, 2010.
2.3. Hubungan Investasi Asing Bersih dan Nilai Tukar