meliputi tahapan mulai dari pengolahan lahan, penanaman bibit yang dapat berupa stek, pemeliharaan tanaman, hingga pemanenan daun. Kegiatan budidaya murbei
bertujuan sebagai sumber bahan pakan bagi kegiatan pemeliharaan ulat sutera. Kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri dimulai dari persiapan pemeliharaan,
penetasan telur, pemeliharaan ulat kecil, pemeliharaan ulat besar, pengokonan, hingga pemanenan kokon. Kokon yang sudah dipanen diseleksi terlebih dahulu
baru kemudian direbus sebelum dilakukan pemintalan I reeling dan Pemintalan II re-reeling.
2.2.1 Budidaya Murbei
Tanaman murbei Morus sp. termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, classis Dicotyledonae, ordo Urticalis, familia
Moraceae , genus Morus, species Morus sp. Samsijah 1974. Tanaman murbei
merupakan perdu atau semak, tetapi ada pula yang merupakan pohon tinggi bila dibiarkan. Umumnya bercabang banyak, percabangan tegak atau mendatar.
Cabang dan ranting umumnya berbentuk bulat, warna hijau abu-abu, putih agak coklat ataupun ungu. Bentuk daun oval, ovulus atau sub orbiculair. Tepi daun
bergerigi, bergigi, beringgit, bercangap berlekuk atau tidak. Ujung daun meruncing. Permukaan atas licin sedikit atau tidak berbulu, berwarna hijau tua
atau suram, sedang permukaan bawah hijau suram, dan kasar. Tangkai daun umumnya bulat berwarna hijau putih atau ungu. Mempunyai daun penumpu, lekas
gugur dengan meninggalkan bekas. Tumbuhan berumah satu atau dua dan buah majemuk.
Menurut Katsumata 1972, dalam Samsijah 1974 dikenal beberapa jenis tanaman murbei, yaitu:
1. Morus nigra Linn.
2. M. alba Linn.
3. M. alba L.var. tartarica
4. M. alba L.var. macrophylla
5. M. multicaulis.
6. M. cathayana.
7. M. australis.
Disamping itu juga dijumpai jenis M. bombycis koidz, Morus sp. sering disebut jenis x, Morus sp. berasal dari tengger dan M. macroura.
Berdasarkan kebutuhan ulat sutera perlu diketahui bahwa untuk memelihara ulat kecil stadia 1
– 3 dibutuhkan daun murbei yang masih muda tetapi yang tidak terlalu lembek, jadi daun daun pucuk apalagi di musim hujan sebaiknya
tidak dipakai. Untuk memelihara ulat besar stadia 4 – mengokon dibutuhkan
daun murbei yang cukup tua asal tidak terlalu keras atau kering. Hamamura 2001 menyatakan bahwa pada daun murbei terdapat attracting factor, biting factor, dan
swallowing factor yang mempengaruhi perilaku makan ulat sutera. Komposisi
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan ulat sutera disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi faktor yang menyebabkan perilaku makan ulat sutera
Feeding Behaviour Stimulate Substance
Attracting Citral
Biting β-sitosterol
Morin or isoquercitrin Swallowing
Cellulose powder Supplementary
Potassium diposphate Sucrose
Inositol Silicasol
Sumber: Hamamura 2001
2.2.2 Pemeliharaan Ulat sutera