commit to user
xxiii 3. Apakah free cash flow memediasi pengaruh kebijakan dividen terhadap
kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat diuraikan seperti berikut ini.
1. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap free cash flow perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
2. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
3. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh mediasi free cash flow atas pengaruh kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh hasil yang kemudian dapat dimanfaatkan pihak-pihak seperti berikut ini.
1. Bagi investor dan kreditur Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
untuk melakukan investasi dan kredit pada perusahaan emiten terutama yang terkait dengan kebijakan hutang, arus kas bebas dan kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
commit to user
xxiv 2. Bagi emiten
Hasil penelitian dapat digunakan oleh emiten dalam mengambil keputusan terkait kebijakan hutang dan kebijakan dividen guna meningkatkan
nilai perusahaan dalam kemakmuran bagi pemegang saham. 3. Bagi penelitian berikutnya
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan acuan awal untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya terutama penelitian yang terkait
dengan kebijakan hutang, free cash flow, dan kebijakan dividen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Teori Keagenan
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham Brigham et al.,
1996, namun pihak manajemen atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut sehingga timbul konflik
commit to user
xxv kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Teori keagenan menurut Jensen
dan Meckling 1976 menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan.
Semakin besar suatu perusahaan akan semakin berpotensi timbulnya agency problem.
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100
sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan.
Mereka menyatakan bahwa kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari pemisahaan fungsi pengelola dengan fungsi kepemilikan.
Penyebab timbulnya konflik keagenan karena para pengambil keputusan tidak perlu menanggung risiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan
keputusan bisnis. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik, sedangkan manajer tidak menanggung risiko bila perusahaan mengalami
kebangkrutan. Hanya saja manajer terancam kehilangan posisinya sebagai manajer bila sampai terjadi kebangkrutan pada perusahaan yang dikelolanya. Oleh karena itu
manajemen cenderung melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk kepentingan pribadinya, seperti peningkatan gaji dan status.
Menurut Jensen dan Meckling 1976 terdapat beberapa mekanisme untuk mengatur konflik keagenan, yakni sebagai berikut.
1. Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen. Manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil. Selain itu, manajer
commit to user
xxvi juga menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi
dari pengambilan keputusan yang salah. Penambahan kepemilikan manajerial memiliki keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang
saham. 2. Meningkatkan dividend payout ratio. Peningkatan dividen yang dibagikan
kepada pemegang saham menyebabkan tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai
investasinya. Pembayaran dividen adalah bagian dari monitoring perusahaan, ini berarti perusahaan cenderung untuk membayar dividen yang tinggi jika manajer
memiliki proporsi saham yang lebih rendah. Pembayaran dividen pada pemegang saham akan mengurangi sumber-sumber dana yang dikendalikan
manajer sehingga mengurangi kekuasaan manajer dan membuat pembayaran dividen mirip dengan monitoring capital market yang terjadi jika perusahaan
memperoleh modal baru. 3. Meningkatkan pendanaan melalui hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan
besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Di samping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan
sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan oleh manajemen. 4. Adanya kepemilikan institusional sebagai monitoring agent. Kepemilikan
pemegang saham dari luar yaitu kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Monitoring agent memainkan peranan secara aktif dan konsisten di
dalam melindungi investasi saham yang mereka pertaruhkan di dalam
commit to user
xxvii perusahaan. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan
kesejahteraan pemegang saham sehingga diharapkan dapat meminimalisir timbulnya konflik keagenan.
B. Dividen