commit to user
xxxvii pembayaran periodik atas bunga dan prinsipal. Hal ini bisa mengurangi
keinginan manajer untuk menggunakan free cash flow guna membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak optimal.
E. Variabel Intervening Mediasi
Indriantoro dan Supomo 2002 menyebutkan bahwa variabel mediasi adalah tipe-tipe variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel
independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel mediasi merupakan variabel yang terletak di antara variabel
independen dengan variabel dependen sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Adapun variabel intervening
yang digunakan dalam penelitian ini adalah free cash flow.
F. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu sebagai berikut.
1 Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, dimana manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila
ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen
dengan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976. Oleh karena itu, kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer
commit to user
xxxviii untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan menggunakan hutang
secara optimal sehingga akan meminimumkan biaya keagenan. 2 Meningkatkan dividend payout ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup
banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya.
3 Meningkatkan pendanaan dengan hutang. Pendanaan dari luar akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen di samping itu
hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan manajemen
Jensen, 1986. Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham perusahaan yang
sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Ketika perusahaan menaikkan risiko pembagian dividen, kenaikan ini akan mengakibatkan harga saham naik.
Namun jika dividen meningkat, maka akan berakibat dana yang tersedia untuk reinvestasi semakin sedikit sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk
masa yang akan datang rendah. Jadi, setiap perubahan dalam kebijakan pembagian akan mempunyai pengaruh yang saling bertentangan. Oleh karenanya kebijakan
dividen yang optimal adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang.
Wahidahwati 2002 memperoleh bukti empiris bahwa dividen merupakan bagian dalam proses monitoring perusahaan dan bahwa perusahaan cenderung
membayar dividen yang tinggi ketika proporsi managerial ownership rendah. Pembayaran dividen akan mengurangi sumber dana yang dikendalikan oleh
manajer, dividen merupakan biaya modal ekuitas sehingga jika struktur kepemilikan
commit to user
xxxix modal internal rendah maka debt ratio rendah. Kemudian ia juga menyatakan
bahwa dividend payment mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Putri dan Nasir 2006 meneliti tentang analisis persamaan simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang dan
kebijakan dividen dalam perspektif teori keagenan. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan interdependensi antar semua variabel endogen, walaupun pada
beberapa variabel terdapat hubungan yang signifikan, namun adanya arah yang bersesuaian antar masing-masing variabel. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
free cash flow secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang, dalam penelitian tersebut dijelaskan pula bahwa setelah krisis manajer
berusaha untuk meningkatkan kestabilan perusahaan dengan cara menggunakan free cash flow untuk membayar hutang karena hutang yang terlalu tinggi meningkatkan
resiko kebangkrutan. Sementara itu, Wibowo 2008 meneliti tentang pengaruh kepemilikan
manajerial, free cash flow dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sekarang BEI. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa secara simultan bersama-sama dan parsial variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial, free cash flow dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan- perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Murni dan Andriana
2007 meneliti tentang pengaruh insider ownership, institutional investor, dividend payments, dan firm growth terhadap kebijakan hutang perusahaan studi kasus pada
commit to user
xl perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasilnya menunjukkan bahwa secara
simultan semua variabel berpengaruh terhadap kebijakan hutang, sedangkan secara parsial tidak semua variabel dominan sebagai instrumen pendukung kebijakan
hutang perusahaan. Ismiyanti dan Hanafi 2003 menganalisis kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang dan kebijakan dividen dalam analisis persamaan simultan. Penelitian dilakukan terhadap 136 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ antara tahun 1998-2001. Hasil yang diperoleh adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sama-sama
mempunyai hubungan yang positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Dalam penelitiannya terhadap kebijakan dividen, kepemilikan manajerial berhubungan
negatif tidak signifikan demikian pula dengan kepemilikan institusional berhubungan positif tetapi tidak signifikan.
Penelitian Wahyudi dan Pawestri 2006 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan pada pemegang
saham rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan manajer memiliki harapan investasi di masa yang akan datang yang dibiayai dari sumber internal. Karena
adanya sumber internal perusahaan yang tinggi maka akan mengurangi penggunaan hutang untuk pembiayaan.
Chen dan Steiner 1999 menguji bagaimana kepemilikan manajerial berhubungan dengan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen perusahaan.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di New York Stock Exchange pada tahun 1994. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, Resource and Development R and D
commit to user
xli dan Return on Asset ROA berpengaruh negatif pada kebijakan hutang perusahaan
tetapi hanya kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan, sedangkan total aktiva memiliki pengaruh positif pada kebijakan hutang
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Murni dan Andriana 2007 bertujuan untuk
menguji pengaruh dari insider ownership, institutional ownership, dividend payments dan firm growth terhadap kebijakan hutang perusahaan pada 42
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999- 2002. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa insider ownership tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan, sedangkan institutional ownership, dividend payments dan firm growth berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan. Makmun 2003 dalam penelitiannya menganalisis faktor-faktor yang dapat
mampengaruhi kebijakan hutang. Faktor-faktor yang dianalisis adalah insider ownership, kebijakan dividen, keuntungan profit dan pertumbuhan total aktiva.
Populasi penelitian adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 1992-2001. Hasil penelitian ini adalah bahwa kebijakan dividen dan profit
berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang, pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang, sedangkan insider ownership tidak berpengaruh
terhadap kebijakan hutang. Dharmastuti et al. 2003 melakukan penelitian untuk menganalisis
hubungan dividen dan kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange pada tahun 2000-2002. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
commit to user
xlii terdapat hubungan interdependensi antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang
perusahaan. Secara parsial ditunjukkan bahwa dividen dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan pada kebijakan hutang, sedangkan profitabilitas
dan volatilitas pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada kebijakan hutang perusahaan.
Wahidahwati 2002 menganalisis bagaimana kepemilikan manajerial berhubungan dengan risiko, kebijakan hutang dan kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1993-1996. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kepemilikan manajerial dan risiko berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan, sedangkan kebijakan dividen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang
perusahaan. Putri dan Nasir 2006 menganalisis hubungan antara kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan pengambilan risiko, free cash flow, profitabilitas dan kebijakan hutang. Penelitian ini
menggunakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 sebagai sampelnya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan tetapi
hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan. Sementara itu, kebijakan pengambilan risiko, free cash flow dan profitabilitas memiliki arah
koefisien negative, tetapi hanya variabel kebijakan pengambilan risiko dan free cash flow yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.
commit to user
xliii Suhartono 2004 meneliti simultanitas antara kebijakan dividen dan
kebijakan hutang pada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 1993-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interdependensi antara
kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Net organizational capital, beta, dan growth secara negatif berhubungan dengan kebijakan dividen. Earning volatility
dan profitabilitas secara negatif berhubungan dengan kebijakan hutang, namun net organizational capital dan growth tidak berhubungan dengan kebijakan hutang.
G. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis