BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kegiatan GNRHL di Desa Dlingo
Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GNRHL dilakukan pada tahun 2003─2004 dan di Desa Dlingo sendiri dilakukan pada
tahun 2003. Proyek ini merupakan proyek nasional dibawah Kementrian Kehutanan dan untuk implementasi di lapangan, proyek GNRHL yang ada di
Kabupaten Bantul dibawahi oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Dipertahut Kabupaten Bantul. Menurut Dipertahut Kabupaten Bantul, proyek GNRHL telah
berhasil melakukan penanaman di lahan milik rakyat di Kabupaten Bantul seluas 2.450 ha dan salah satunya adalah di hutan rakyat Desa Dlingo. Luas hutan rakyat
hasil dari GNRHL di Desa Dlingo yaitu 325 ha. Rincian mengenai luasan GNRHL masing-masing dusun dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Luas GNRHL masing-masing dusun di Desa Dlingo
No Nama Dusun
Luas GNRHL ha 1.
Pokoh I 56,75
2. Pokoh II
55,25 3.
Kebosungu I 62,75
4. Kebosungu II
61,25 5.
Koripan II 39,00
6. Pakis I
25,00 7.
Pakis II dan Dlingo II 25,00
Total 325,00
Dipertahut menyediakan bibit, pupuk, dan alat-alat untuk pengolahan dan perawatan tanaman seperti: cangkul, linggis, dan alat semprot secara gratis per
kelompok tani. Pembagian dilakukan setelah pengajuan proposal oleh kelompok tani dan hanya dibagikan pada awal tahun sebelum dilakukan penanaman. Selain
itu untuk kegiatan pembangunan hutan rakyat, petani diberikan upah berdasarkan satuan hari orang kerja HOK sebesar Rp 15.000oranghari.
Menurut Hidra 2007 komposisi jenis antara tanaman kayu-kayuan dengan jenis MPTS ditentukan dengan proporsi 70 tanaman kayu kayuan dan 30 jenis
MPTS. Jenis tanaman hutan rakyat terdiri dari jati, mangga, dan rambutan dengan jarak tanam 5m x 10m. Namun kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan
rancangan, jarak tanam, dan jenis tanaman bervariasi sesuai dengan keinginan
pemiliknya dan tidak ditemukan kondisi hutan rakyat yang sesuai dengan rancangan. Disebabkan pola penanaman GNRHL menurut Dipertahut adalah pola
penanaman pengkayaan yang sebelumnya sudah terdapat tanaman, maka tanaman baru sebagai tanaman pembatas maksimal 200 batangha.
5.2 Kondisi Hutan Rakyat