Latar Belakang Potensi Serapan Karbon di Hutan Rakyat Desa Dlingo Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu perubahan iklim merupakan salah satu isu lingkungan yang sedang banyak dibicarakan. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan Cerindonesia 2011 menyebutkan bahwa perubahan iklim adalah variasi rata-rata kondisi iklim di suatu tempat pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang biasanya dekade atau lebih. Isu perubahan iklim merupakan isu global yang mendorong negara-negara di dunia melakukan perundingan- perundingan terkait masalah perubahan iklim. Hasil dari Conference of Parties COP ke-3 adalah Protokol Kyoto yang menegaskan bahwa negara-negara Annex 1 pada umumnya negara majuindustri yang dianggap bertanggung jawab terhadap perubahan iklim akan mengurangi emisi dari enam gas rumah kaca yaitu: karbondioksida CO 2 , metana CH 4 , nitroksida N 2 O, sulfurheksafluorida SF 6 , perflurokarbon PFC, dan hidrofluorokarbon HFC secara kolektif sebesar 5,2 dibandingkan dengan laporan tahun 1990 untuk diterapkan pada periode 2008─2012 Uliyah dan Cahyadi 2011. Peranan hutan dalam mencegah dan mengurangi emisi karbon dapat dilihat dari berbagai kemungkinan, yaitu: 1 Penggunaan energi dari biomassa kayu dan sisa-sisa industri kayu menggantikan bahan bakar fosil; 2 Penggantian bahan- bahan bangunan yang diproduksi dengan bahan bakar fosil dengan produk kayu; 3 Mengurangi kebakaran hutan dan emisi gas rumah kaca; 4 Mempertahankan penutupan hutan dan potensinya; 5 Pengaturan kegiatan manajemen hutan untuk menyerap tambahan CO 2 di atmosfir; 6 Penangkapan dan penyimpanan karbon dalam pool karbon hutan dan penggunaan kayu dalam jangka panjang; dan 7 Mengembangkan pasar perdagangan karbon dan menciptakan insentif untuk kegiatan kehutanan yang mengurangi emisi industri dan penghasil polutan lainnya Thomson 2008 diacu dalam Butarbutar 2009. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumberdaya hutan yang luas dan sangat potensial untuk perdagangan karbon sebagai sumber pendanaan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hutan. Uliyah dan Cahyadi 2011 menyebutkan bahwa tantangan yang ditemui dalam perdagangan karbon adalah, menjadikan hutan dapat tetap berperan sebagai sumber perekonomian, menyumbang pada perbaikan hidup masyarakat sekitar hutan, terjaga kelestariannya, dan menyumbang pada penurunan emisi gas rumah kaca . Hutan rakyat merupakan model pengelolaan hutan skala kecil yang dibangun oleh masyarakat di lahan hak milik yang ditujukan untuk menghasilkan kayu. Selain secara ekonomis bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, keberadaan hutan rakyat juga dapat berpotensi dalam perdagangan karbon, oleh karena itu perlu penelitian untuk mengetahui kelayakan hutan rakyat dalam partisipasi perdagangan karbon.

1.2 Tujuan