BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kota
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2008 kawasan perkotaan dimaknai sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi. Kota merupakan pusat pemukiman penduduk yang dihuni secara permanen yang membentuk satu kesatuan kehidupan. Kota menjadi
sumber berbagai aktivitas sosial selain itu kota merupakan sebuah sistem baik fisik maupun sosial ekonomi. Selain itu kota akan berpengaruh terhadap
lingkungan fisik Watt 1993 dan Stearns dan Montaq 1994 diacu dalam Irwan 2008. Hal ini yang menjadikan kota sangat dinamis dan berkembang dengan
cepat. Menurut Sundari 2006 kegiatan fisik dalam kota memerlukan perhatian
dan perancangan sesuai dengan fungsi masing - masing. Kota mempunyai fungsi yang majemuk antara lain pusat populasi, perdagangan, pemerintahan, industri
maupun pusat budaya. Melihat pentingnya kota maka perlu pembangunan sarana dan prasarana kota yang memadai.
2.2 Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2008 ruang terbuka hijau RTH adalah area memanjangjalur danatau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau
merupakan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Perkembangan kota besar yang berdampak besar terhadap kota disekitarnya memerlukan
perhatian kusus agar kesehatan masyarakat masih terjamin. Menurut UU RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mendefinisikan Ruang Terbuka Hijau
RTH sebagai
area memanjangjalur
danatau mengelompok
yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik tumbuh secara
alamiah maupun sengaja.
Berdasarkan bobot kealamiahannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi a bentuk RTH alami habitat liaralami, kawasan lindung dan b
bentuk RTH non alami atau RTH binaan pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman, sedangkan berdasarkan sifat dan karakter
ekologisnya bentuk RTH diklasifikasikan menjadi a bentuk RTH kawasan areal, non linear, dan b bentuk RTH jalur koridor, linear, berdasarkan
penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya bentuk RTH diklasifikasikan menjadi a RTH kawasan perdagangan, b RTH kawasan perindustrian, c RTH
kawasan permukiman, d RTH kawasan pertanian, dan e RTH kawasan- kawasan khusus, seperti pemakaman, kawasan pertahananan dan keamanan, olah
raga. Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi a RTH publik, yaitu
RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah pusat, daerah, dan b RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang
berlokasi pada lahan-lahan milik privat. Adapun tipologi RTH berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05PRTM2008 dapat dilihat pada
Gambar 2.
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05PRTM2008
Gambar 2 Tipologi ruang terbuka hijau. Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 14 tahun 1988 tentang
RTH di Wilayah Perkotaan menyebutkan RTH merupakan kawasan atau ruang kota berfungsi sebagai kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hutan kota,
kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olah raga, kawasan hijau pemakaman, kawasan pertanian, kawasan jalur hijau dan pekarangan. Selain itu
keberadaan RTH sangat diperlukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan yang tercemar sehingga dapat memperbaiki kualitas lingkungan.
Ruang terbuka hijau mempunyai dua fungsi yaitu fungsi intrinsik dan fungsi ekstrinsik. Hal ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum
tentang pedoman penyediaan Ruang terbuka hijau. RTH mempunyai Fungsi utama intrinsik yaitu fungsi ekologis:
a memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara
paru-paru kota; b
pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar;
c sebagai peneduh;
d produsen oksigen;
e penyerap air hujan; penyedia habitat satwa;
f penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta;
g penahan angin
RTH juga memberikan fungsi tambahan ekstrinsik terhadap lingkungan. Fungsi ini memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Fungsi
tersebut antara lain: a
fungsi sosial dan budaya yaitu mengambarkan ekspresi budaya lokal; merupakan media komunikasi warga kota; tempat rekreasi; wadah dan objek
pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam. b
fungsi ekonomi yaitu sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur.
c fungsi estetika yaitu meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan
kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukiman, maupun makro: lanskap kota secara keseluruhan; menstimulasi kreativitas dan
produktivitas warga kota; pembentuk faktor keindahan arsitektural; menciptakan suasana serasi.
Luasan RTH yang harus dipenuhi oleh sebuah kota adalah 20 dari luas kawasan perkotaan. RTH ini terdiri dari RTH publik dan RTH privat hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2007 pasal 9. Menurut Laboratorium Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas
Pertanian IPB 2005 luas RTH minimum disuatu wilayah perkotaan ditentukan oleh tiga komponen yaitu: 1 Daya dukung alami wilayah, 2 Kebutuhan per
kapita kenyamanan, kesehatan, dana bentuk pelayanan lainya, 3 Arah dan tujuan pembangunan kota.
2.3 Pekarangan