Berdasarkan Tabel 11 memperlihatkan biaya pengobatan per kapita yang harus disediakan oleh warga RW 06 lebih rendah dibandingkan dengan warga
RW 03. Biaya pengobatan per kapita per tahun warga RW 03 mencapai Rp 2.205.112,- atau tiga kali lipat pengobatan per kapita per tahun RW 06 hanya
berkisar Rp 649.640,-. Biaya ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan pengeluaran untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara
Fuady 2003. Biaya yang semula disediakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena pencemaran udara masyarakat harus menyediakan biaya yang
lebih untuk biaya pengobatan.
5.2.3 Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kesehatan
Berbagai zar pencemar yang terkandung di dalam udara akan berpotensi menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan. Upaya pencegahan untuk
menghindarkan dari penyakit juga perlu untuk dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara di RW 03 dan RW 06 terlihat 50 dan 40 warga melakukan upaya
pencegahan. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mengkonsumsi vitamin tambahan, menggunakan masker serta olah raga. Warga harus mengeluarkan
biaya tambahan untuk upaya pencegahan ini. Perhitungan biaya pencegahan ini dibuat dengan harga standar vitamin dan masker. Biaya yang harus disediakan
oleh warga untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Pendugaan biaya pencegahan yang dikeluarkan oleh warga RW 03 dan
RW 06 tahun 2012
Jenis pencegahan
Responden Biaya orang
per bulan Rp.
Biaya orang per
tahun Rp.
Total Biaya per tahun Rp.
RW 03 RW 06 RW 03
RW 06 Vitamin
11 8
37.500 450.000
4.950.000 3.600.000 masker
5 2
45.000 540.000
2.700.000 1.080.000 Senam
15 2
8.000 96.000
1.440.000 192.000
Tidak melakukan
18 Total
30 30
9.090.000 4.872.000 Biaya pencegahan per kapita
303.000 162.400
Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa biaya yang harus disediakan oleh per orang pada RW 03 lebih besar dari pada RW 06. Biaya yang harus disediakan
oleh per kapita di RW 03 mencapai Rp 300.000,- dan Rp 162.400,- untuk RW 06.
Kondisi RW 03 yang mempuyai kerapatan vegetasi rendah sehingga tidak ada filter terhadap zat-zat pencemar. Hal ini menyebabkan udara yang ada banyak
mengandung zat pencemar sehingga dibutuhkan biaya yang lebih untuk menjaga kesehatan karena pencemaran lingkungan. Biaya ini menunjukkan perubahan
pengeluaran untuk menghindari polutan yang berbahaya Fuady 2003.
5.2.4 Pendapatan yang hilang karena dampak pencemaran udara
Salah satu faktor yang memepengaruhi kondisi tubuh manusia adalah kualitas udara, yaitu dengan kondisi udara yang bersih maka kesehatan manusia
akan semakin baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada warga di RW 03 dan RW 06 menunjukkan pendapatan warga yang hilang akibat sakit
karena pencemaran udara di kedua lokasi tersebut dapat dihitung dengan banyaknya hari kerja yang ditinggalkan. Penghitungan pendapatan yang hilang
didasarkan pada waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Dimana waktu yang dibutuhkan untuk sembuh masing-masing jenis penyakit berbeda. Hal ini
tergantung kondisi badan manusia itu sendiri sehingga dalam perhitungan ini waktu kerja yang hilang dihitung hanya 1 hari yaitu waktu yang digunakan untuk
berkunjung berobat. Produktivitas kerja akan berpengaruh terhadap tingkat upah akibat
berubahnya status kesehatan sehingga akan berakibat pada bertambah atau berkurangnya waktu kerja Fuady 2003. Upah yang diterima akan berkaitan
dengan jenis pekerjaan. Perhitungan pendapat warga yang hilang karena sakit akibat pencemaran udara dengan mengelompokkan jenis pekerjaan menjadi empat
4 kelompok yaitu pekerjaan sendiri wiraswasta, PNS, karyawan serta tidak bekerja. Pengelompokan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Pendugaan jumlah kasus per tahun berdasarkan jenis pekerjaan RW 03 dan RW 06 tahun 2012
Jenis pekerjaan Jumlah responden
Kasus perkapita Jumlah kasus per
tahun RW 03
RW 06 RW 03
RW 06 RW 03
RW 06 Pekerjaan sendiri
4 10
6.40 1.89
25.61 18.93
Karyawan 16
9 102.42
17.04 PNS
1 1
6.40 1.89
Tidak bekerja 9
10 57.61
18.93 Total
30 30
192.04 56.79
Perhitungan pendapatan yang hilang menggunakan standar pendapatan pedagang kelontong dan UMR upah minimum regional. Pekerjaan sendiri
menggunakan standar pendapatan pedagangan kelontong karena sebagian besar warga di lokasi penelitian merupakan pedagang kelontong. Standar gaji karyawan
menggunakan UMR Kabupaten Bogor sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561Kep-1540-bangsos2011 tentang Upah Minimum
Kabupaten Kota di Jawa Barat yang menegaskan bahwa UMR Kabupaten Bogor sebesar Rp 1.174.200,-.. PNS dan tidak bekerja tidak dihitung karena kedua
pekerjaan meskipun tidak sakit tidak ada pendapatn yang hilang. Kerugian yang ditimbulkan adalah pekerjaan tersebut harus digantikan oleh orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan pendapatan yang hilang RW 03 lebih besar dari RW 06 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Pendugaan pendapat yang hilang per kapita RW 03 dan RW 06 tahun 2012
Jenis pekerjaan Jumlah kasus per
tahun Rp. Pendapatan
per hari Rp.
Pendapatan yang hilang per tahun Rp.
RW 03 RW 06
RW 03 RW 06
Pekerjaan sendiri 25,61
18,93 75.000
1.920.400 1.419.750
Karyawan 102,42
17,04 53.000
5.428.331 902.961
PNS 6,40
1,89 Tidak bekerja
57,61 18,93
Total 192,04
56,79 7.348.731
2.322.711 Pendapatan yang hilang per kapita
244.957,7 77.423,7
Berdasarkan pada Tabel 14 terlihat bahwa pendapatan yang hilang per kapita per tahun warga RW 03 mencapai Rp
244.957,7,-. Hal ini memperlihatkan bahwa terjadinya perubahan tingkat upah karena berkurangnya produktivitas kerja.
5.3 Valuasi Pekarangan