Talun atau kebun merupakan jenis penggunaan lahan yang mirip dengan pekarangan. Perbedaan antara talun dan pekarangan adalah dari segi lokasi yaitu
talun umumnya berada di luar perkampungan atau pemukiman sedangkan pekarangan berada didalam perkampungan. Perbedaan yang kedua yaitu
pekarangan terdapat bangunan untuk tempat tinggal diatasnya sedangkan talun atau kebun tidak ada bangunan untuk tempat tinggal Soemarwoto 2004.
2.4 Pencemaran Udara
Udara merupakan komponen abiotik lingkungan yang penting bagi kelangsungan hidup makluk hidup. Udara terdiri dari campuran berbagai gas.
Nitrogen merupakan komponen utama penyusun udara yaitu 78,08, kemudian Oksigen dengan kadar 20,95 Dahlan 2004. Pencemaran udara terjadi karena
masuknya zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan koposisi udara dari keadaan normalnya Wardhana 2004. Menurut Machdar
2009 secara umum udara ada dua kelompok standar kualiats yaitu kualitas udara untuk ambien lingkungan dan kualitas udara emisi. Udara emisi akan langsung
diencerkan oleh udara lingkungan. Pencemaran udara yang semakin meningkat akan mengurangi kemampuan udara lingkungan untuk mengencerkan emisi.
Menurut Yusad 2003 pencemaran udara dipengaruhi oleh topografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta tingkat atau angka perkembangan sosio
ekonomi dan industrialisasi. Bogor merupakan salah satu kota satelit dengan perkembangan sosio ekonomi yang cukup tinggi. Industri berkembang dengan
cepat jumlah kendaraan bermotor terus bertambah sehingga pencemaran udara yang ada di kota ini terus meningkat. Secara umum pencemaran udara
disebabkan oleh dua macam faktor yaitu faktor alami dan faktor karena aktivitas manusia. Faktor alami antara lain debu yang beterbangan ditiup angin, abu yang
keluar dari letusan gunung berapi, proses pembusukan sampah organik. Faktor karena aktivitas manusia antara lain hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu dari
kegiatan industri serta pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara Wardhana 2004.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 baku mutu udara ambien meliputi : Sulfur dioksida SO
2
; Karbon monoksida CO; Nitrogen dioksida NO
2
; Oksidan O
3
; Hidro karbon HC; PM 10; PM 2,5; TSP debu;
Pb Timah Hitam; Dustfall debu jatuh. Empat parameter yang lain yaitu Total Fluorides F, Fluor Indeks, Khlorine Khlorine dioksida, Sulphat indeks.
Sedangkan menurut Yusad 2003 Zat-zat pencemar udara yang paling sering dijumpai dilingkungan perkotaan adalah: SO
2
, NO dan NO
2
, CO, O
3
, SPM Suspended Particulate Matter dan Pb Lead. SO
2
berperan dalam terjadinya hujan asam dan polusi partikel sulfat aerosol. NO
2
berperan terhadap polusi partikel dan deposit asam dan prekusor ozon yang merupakan unsur pokok dari
kabut fotokimia. Asap dan debu termasuk polusi partikel. Ozon, CO, SPM, dan Pb seluruhnya telah dibuktikan memberi pengaruh yang merugikan kesehatan
manusia. Penentuan kualitas udara dapat diketahui dengan membanding hasil
pengukuran dengan kualitas udara baku yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. BLHD Kabupaten Bogor merupakan instansi yang berwenang dalam
memantau serta melakukan pengujian udara yang ada di wilayah kabupaten Bogor. Kualitas baku udara ambien berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang ada di Indonesia dan berlaku di Kabupaten Bogor antara lain dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Kualitas baku udara ambien Kabupaten Bogor tahun 2012
Parameter Unit
Baku Mutu PPRI
No. 411999 MENLH
No.021988
Fisika
Suhu udara °C
- -
Arah angin dominan -
- -
Kelembaban Udara -
- Partikel Debu TSP
µgNm
3
230 260
Kimia
Sulfur Difoksida SO
2
µgNm
3
900 260
Karbondiokasida CO
2
Ppm -
- Nitrogen Dioksida
NO
2
µgNm
3
400 92,5
Hidrogen Sulfida H
2
S µgNm
3
- 42
Amonia NH
3
µgNm
3
- 1360
Ozon O
3
µgNm
3
235 -
Kebisingan dBA
60 70
keterangan: SK.Gub.Jabar No.660.31SK694-BKPMD82 ; KEP-MENLH No.481996
Pencemaran udara akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Zat pencemar yang berbeda akan memberikan dampak yang berbeda bagi kesehatan.
Karbon monoksida merupakan jenis zat pencemar yang memicu penyakit jantung, sakit kepala bahkan kematian. Sulfur dioksida merupakan jenis zat pencemar
yang sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar terutama batubara dan akan memperberat penyakit gangguan pernapasan dan menimbulkan asma.
Zat pencemar yang terdapat di udara bebas dapat menimbulkan gangguan pernapasan pada manusia. Gangguan kesehatan lain yang diakibatkan oleh zat
pencemar antara lain sakit kepala, iritasi mata, serta beberapa zat dapat memicu penyakit jantung. Beberapa jenis zat pencemar dan pengaruhnya bagi kesehatan
dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Zat pencemar yang mempengaruhi kesehatan
Jenis pencemar udara Pengaruhnya terhadap kesehatan
Karbon monoksida CO Menurunkan kemampuan darah membawa oksigen,
melemahkan berpikir, penyakit jantung, pusing, kematian, kelelahan dan sakit kepala .
Sulfur dioksida SO
2
Iritasi sistem saluran pernapasan, bronkitis dan emfisema .
Nitrogen oksida NO
x
Kesulitan dalam bernapas. Hidrokarbon
Mempengaruhi sistem pernapasan, beberapa jenis dapat menyebabkan kanker
Oksigen fortokimia O
3
Memperbesar penyakit jantung dan pernapasan, iritasi mata, iritasi kerongkongan dan saluran pernapasan.
Debu Pneumokoniosis dan pernapasan, batuk, iritasi
kerongkongan dan dada tak enak. Amonia NH
3
Iritasi saluran pernapasan Hidrogen sulfida H
2
S Mabuk pusing, iritasi mata dan kerongkongan serta
racun pada kadar tinggi Logam dan senyawa logam
Menyebabkan penyakit
pernapasan, kanker
, kerusakan syaraf dan kematian.
Sumber : Departemen Kesehatan 1999; Budiyono 2001 ; Dahlan 1989 ; Satriyo 2008
2.5
Valuasi
Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna suatu obyek sumberdaya hutan bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu.
Masyarakat yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai sumberdaya. Menurut Soemarwoto 2004 semakin besar
mutu lingkungan hidup yang diberikan kepada manusia maka akan semakin tinggi pula nilai lingkungan sebagai sumberdaya. Hutan merupakan ekosistem alami
yang dianggap tidak berharga atau dihargai rendah Djajadiningrat et al. 2011 sehingga perlu adanya upaya untuk menilai sumberdaya ini kedalam nilai rupiah
untuk meningkatkan penerimaan di masyarakat. Penilaian terhadap sumberdaya penting untuk dilakukan, berbagai pendekatan dapat dilakukan untuk mengetahui
nilai suatu sumberdaya. Menurut King dan Mazzota 2004 diacu dalam Djajadiningrat et al. 2011 menyebutkan pendekatan nilai sumberdaya berbasis
dolar terdiri dari 8 metode. Metode tersebut antara lain: 1.
Metode harga pasar Market Price Method Merupakan metode dengan cara menaksir untuk produk atau jasa ekosistem
yang diperjualbelikan di pasar komersial. 2.
Metode produktivitas Productivity Method Menaksir nilai ekonomi untuk produk atau jasa ekosistem yang berperan untuk
produksi barang-barang yang secara komersial diperjualbelikan. 3.
Metode harga Hedonik Hedonic Pricing Method Menaksir produk atau jasa ekositem yang secara langsung mempengaruhi
harga pasar suatu barang. 4.
Metode biaya perjalanan Travel Cost method Menaksir produk atau jasa ekosistem yang dihubungkan dengan lokasi atau
berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi tersebut. 5.
Metode menghindarkan biaya kerusakan Damage Cost Avoided, biaya penempatan kembali Replacement Cost, biaya pengganti Subtitute Cost.
Menaksir nilai ekonomi produk atau jasa lingkungan berdasarkan biaya yang yang harus dikeluarkan akibat hilangnya jasa ekosistem.
6. Metode penilaian ketidaktentuan Contingent valuation method
Menaksir nilai-nilai ekonomi dengan menanyakan responden secara langsung tentang kesediaan membayar mereka untuk membayar jasa lingkungan
spesifik, berdasarkan pada suatu skenario hipotesis. 7.
Metode pilihan ketidaktentuan Contingent Choice Method Penaksiran nilai jasa dan produk ekosistem berdasarkan pada hasil wawancara
dengan responden berikan untuk menghargai karakteristik atau jasa ekosistem. 8.
Metode perpindahan manfaat Benefit Transfer Method. Menaksir nilai-nilai ekonomi dengan menggunakan hasil studi perkiraan
manfaat ekosistem yang telah dilakukan disuatu tempat. Menurut Santosa 2005 ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
memberikan nilai terhadap sumberdaya alam dan lingkungan. Penilaian yang digunakan antara lain penilaian langsung, penilaian pengganti, kesediaan
membayar atau pengeluaran potensial. Penjabaran penilaian tersebut antara lain: a.
Penilaian langsung Penilaian ini didasarkan pada harga pasar atau produktivitas. Ada dua
pendekatan yang digunakan dalam metode ini yaitu pendekatan yang menyangkut produktivitas yang berubah karena perubahan kondisi
lingkungan dan hilangnya pendapatan karena perubahan kondisi lingkungan. Selain itu metode ini juga menggunakan pendekatan dengan menghitung
pengeluaran untuk mencegah dampak negatif dari pencemaran lingkungan. b.
Penilaian pengganti Metode ini menggunakan informasi pasar secara tidak langsung. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam metode ini yaitu nilai rumah, perbedaan tingkat upah, biaya perjalanan dan harga barang yang dipasarkan
sebagai biaya yang mendekati untuk barang yang tidak dipasarkan. c.
Kesediaan membayar atau pengeluaran potensial Perhitungan metode ini dengan menghitung jasa-jasa lingkungan yang
hilang atau rusak karena danya suatu proyek atau dengan melihat kesediaan masyarakat untuk membayar willingness to pay usaha perlindungan
terhadap sumberdaya tersebut.
Penilaian ekonomi suatu sumberdaya akibat pencemaran udara berdasar biaya kesehatan cost of illness merupakan suatu kesediaan membayar
willingness to pay untuk tetap sehat. Penilaian ini terdiri atas dua komponen yaitu biaya medis langsung serta biaya medis tak langsung yang dapat dilihat dari
biaya kehilangan waktu kerja Fuady 2003. Kesediaan masyarakat untuk membayar merupakan besarnya pengeluaran untuk menjaga tubuh agar tetap
sehat. Kesediaan ini terefleksikan dari empat hal yaitu perubahan pengeluaran untuk menghindari polutan yang berbahaya, perubahan pengeluaran untuk
pengobatan penyakit, perubahan tingkat upah akibat perubahan status kesehatan yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya jam kerja serta efek langsung
pada stamina tubuh berupa status kesehatan.
BAB III METODE PENELITIAN