Tabel 6 Komposisi fraksi pada setiap stasiun
Stasiun Posisi
Persentase fraksi Tipe substrat
Lintang S Bujur T
Pasir Lanau
Liat 1
5º51,338 106º35,820
77 17
6 Pasir
2 5º51,358
106º35,828 76
17 7
Pasir 3
5º51,375 106º35,834
71 18
11 Pasir berlanau
4 5º51,757
106º35,987 68
24 8
Pasir berlanau 5
5º51,758 106º35,972
57 12
31 Pasir berliat
6 5º51,782
106º35,980 88
6 6
Pasir 7
5º51,878 106º35,981
77 12
11 Pasir
8 5º51,900
106º35,975 45
41 14
Pasir berlanau 9
5º51,921 106º35,958
77 15
8 Pasir
Berdasarkan hasil analisa fraksinasi sedimen pada 9 stasiun lokasi pengamatan, teridentifikasi adanya 3 tipe substrat, yaitu pasir 5 stasiun, pasir
berlanau 3 stasiun, dan pasir berliat 1 stasiun Tabel 6. Pengelompokan tipe substrat ini ditentukan berdasarkan komposisi substrat di setiap stasiun
menggunakan metode segitiga Shepard. Gambar 34 menunjukkan tipe substrat pada tiap stasiun pengamatan.
Pengelompokan sedimen berdasarkan teksturnya mencerminkan komposisi sedimen dan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses erosi,
transportasi dan pengendapan. Secara umum, pola-pola pengendapan cenderung merefleksikan jarak dari pantai. Sedimen-sedimen kasar seperti gravel dan pasir
cenderung terakumulasi di dekat pantai, sementara sedimen yang lebih halus atau memiliki ukuran butir yang lebih kecil seperti lanau dan liat akan cenderung
terakumulasi pada lokasi yang lebih jauh dari pantai.
Gambar 34 Tipe substrat pada 9 stasiun pengamatan. Pasir , pasir berlanau , dan pasir berliat .
4.1.2 Densitas dan Porositas Sedimen Dasar Perairan
Respon sedimen dasar perairan terhadap sinyal akustik yang mengenainya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisis sedimen, seperti densitas dan porositas.
Parameter densitas berpengaruh terhadap nilai impedansi akustik sedimen, sedangkan parameter porositas memberikan pengaruh terhadap besarnya atenuasi
yang terjadi pada gelombang akustik yang merambat dalam sedimen dasar perairan. Hal ini terlihat dari persamaan untuk impedansi akustik Z nilainya
sama dengan densitas sedimen ρ dikalikan kecepatan gelombang suara c yang merambat pada sedimen yang bersangkutan. Kenaikan densitas sedimen akan
meningkatkan nilai impedansi akustik. Pengaruh porositas terhadap atenuasi gelombang akustik ditunjukkan oleh persamaan
dimana α adalah koefisien atenuasi dBm, f adalah frekuensi kHz, n adalah konstanta empiris
yang nilainya sama dengan satu untuk pengukuran pada pasir, lanau dan liat. Konstanta empiris k bergantung pada porositas, dengan nilai hampir mendekati
0.5 pada porositas 35 hingga 60 persen Urick 1983. Terlihat bahwa makin besar porositas, atenuasi yang terjadi juga semakin besar.
Hubungan antara densitas dan porositas sedimen ditampilkan pada Gambar 34 yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai porositas dari sedimen,
maka nilai densitasnya akan semakin kecil Gambar 35.
Gambar 35 Hubungan antara nilai densitas dan porositas di lokasi penelitian.
Tabel 7 menunjukkan nilai densitas dan porositas untuk berbagai tipe substrat di lokasi penelitian. Terlihat bahwa substrat pasir memiliki nilai densitas
rata-rata sebesar 1556 kgm³, substrat pasir berlanau sebesar 1566.67 kgm³, dan substrat pasir berliat sebesar 1600 kgm³. Untuk parameter porositas, substrat pasir
memiliki nilai porositas rata-rata sebesar 40.68, substrat pasir berlanau sebesar 40, dan substrat pasir berliat sebesar 38.2.
y = -0,016x + 2,232 R² = 0,854
1,52 1,54
1,56 1,58
1,6 1,62
38 38,5
39 39,5
40 40,5
41 41,5
42
D en
si ta
s g
c m
³
Porositas