Principal Component Analysis Single Beam Echo Sounder

homogen daripada data yang berada dalam kelompok yang berbeda, dan selanjutnya menyajikannya dalam bentuk grafik. Konsep kesamaan merupakan hal yang fundamental dalam analisis kelompok. Dalam penelitian ini, untuk menyatakan suatu data menpunyai sifat yang lebih dekat dengan data tertentu daripada dengan data yang lain memiliki kesamaan digunakan fungsi yang disebut jarak distance. Jarak yang pendek antara data menunjukkan banyaknya kesamaan. Beberapa macam jarak yang biasa dipakai dalam analisis kelompok antara lain Euclidean, Manhattan, Pearson. Penentuan jarak antar kelompok menggunakan beberapa metode antara lain single linkage, complete linkage, average linkage, dan median linkage. Dalam penelitian ini digunakan average linkage. Grafik dendogram dari stasiun pengamatan berdasarkan parameter yang diukur dan dihitung dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 50 dan 51. Gambar 50 memperlihatkan pengelompokan stasiun pengamatan berdasarkan data parameter fisis sedimen yang menunjukkan kedekatan antar tipe substrat di lokasi penelitian, yaitu kelompok pasir, pasir berlanau, dan pasir berliat. Nampak bahwa substrat pasir membentuk kelompok tersendiri, ditandai oleh stasiun 1 dan 2 yang memiliki tingkat kesamaan yang terbesar diikuti oleh stasiun 7 dan 9, serta stasiun 1 dan 6. Kemudian substrat pasir berlanau juga membentuk kelompok tersendiri beranggotakan stasiun 3 dan 4. Gambar 51 menggambarkan pengelompokan stasiun pengamatan berdasarkan parameter akustik yang diperoleh. Terlihat bahwa stasiun 1 membentuk kelompok dengan stasiun 2, stasiun 7 dengan stasiun 9, stasiun 6 dengan stasiun 1, serta stasiun 3 dengan stasiun 4. Secara keseluruhan hasil analisis kelompok berdasarkan parameter fisis sedimen dan parameter akustik menunjukkan pola yang serupa, dimana tiap-tiap tipe substrat membentuk kelompok tersendiri. Solusi analisis kluster bersifat tidak unik, anggota kluster untuk tiap penyelesaiansolusi tergantung pada beberapa elemen prosedur dan beberapa solusi yang berbeda dapat diperoleh dengan mengubah satu elemen atau lebih. Solusi kluster secara keseluruhan bergantung pada variabel-variabel yang digunakan sebagai dasar untuk menilai kesamaan. Penambahan atau pengurangan variabel-variabel yang relevan dapat mempengaruhi substansi hasil analisis kluster. Gambar 50 Dendogram parameter fisis sedimen. Observations S im il a ri ty 8 9 7 5 4 3 6 2 1 19.21 46.14 73.07 100.00 Gambar 51 Dendogram parameter akustik.

4.2 Multi Beam Echo Sounder

4.2.1 Batimetri Daerah Kajian

Profil batimetri perairan Teluk Buyat ditampilkan pada Gambar 52. Terlihat bahwa daerah kajian secara umum memiliki batimetri yang relatif bervariasi. Pada daerah yang berdekatan dengan pantai sisi Utara, Timur, dan Timurlaut rata-rata memiliki kedalaman yang lebih dangkal dibandingkan dengan bagian tengah dan bagian Selatan. Sisi Utara dan Timur memiliki kedalaman rata- rata berkisar antara 55 – 65 m, sisi Timurlaut berkisar antara 20 – 55 m. Pada bagian Selatan dan Baratdaya memiliki kedalaman rata-rata berkisar antara 75 – 96 m. Pada bagian tengah wilayah survei terdapat area yang menyerupai gundukan dengan kedalaman rata-rata 70 m. Lokasi paling dangkal ditemukan pada sisi Timurlaut pada posisi 124.706789 BT – 0.840719 LU dengan kedalaman mencapai 20.377 m. Sedangkan lokasi terdalam berada pada posisi 124.707551 BT – 0.836287 LU dengan kedalaman mencapai 96.844 m. Hasil perhitungan untuk ketelitian kedalaman disajikan dalam Tabel 12. Sebagai contoh untuk kedalaman 33.496 m, nilai ketelitian yang diperoleh adalah sebesar 0.66303 m. Hal ini berarti pengukuran batimetri pada kedalaman itu memiliki pertambahan ataupun pengurangan sebesar 0.66303 m. Kemudian pada kedalaman 63.184 m memiliki ketelitian sebesar 0.96161 m. Terlihat bahwa nilai ketelitian akan semakin berkurang dengan makin bertambahnya kedalaman. Kondisi topografi dasar perairan Teluk Buyat ditampilkan dalam Gambar 53.