40
Gambar 5.3 Kurva hidrostatis kapal kargo Bulukumba
5.4 Distribusi Muatan
Beberapa parameter yang terkait dengan distribusi muatan kapal kargo Bulukumba secara vertikal dan
longitudinal pada Tabel 5.3 menunjukan nilai KG kapal kargo Bulukumba cukup rendah yang disebabkan oleh penempatan muatan
yang besar di bawah lantai deck kapal sehingga dapat meningkatkan stabilitas
kapal. Tabel 5.3 Parameter-parameter distribusi muatan kapal kargo Bulukumba
secara vertikal dan longitudinal pada kondisi muatan penuh
Parameter Nilai parameter
Satuan Draft d
2.2 m
KG 0.5260
m LCG
1.0657 m
Ton displacement Δ
165.4783 ton
Berat muatan -
Haluan -
Buritan Total
30.150 13.420
43.570 ton
ton ton
Posisi titik LCG kapal kargo Bulukumba berada tidak terlalu jauh dari
midship yaitu dengan jarak 1.0657 m dari midship ke arah haluan yang disebabkan adanya penempatan muatan pada
midship. Penempatan muatan yang besar pada kapal kargo Bulukumba sedapat mungkin tidak berada terlalu jauh dari
41 midship agar posisi LCG tidak berada terlalu jauh dari posisi LCB kapal kargo
Bulukumba yang berada pada bagian buritan untuk menghindari kapal dalam kondisi
trim by bow. Utomo 2010 menjelaskan bahwa jika posisi LCB berada di belakang
LCG dalam kondisi muatan penuh maka kapal akan berada pada kondisi
trim by bow yang sebaiknya dihindari pada saat kapal berlayar.
5.5 Stabilitas Kapal
Kurva stabilitas kapal kargo Bulukumba pada Gambar 5.4 menunjukan nilai
GZ kapal kargo Bulukumba pada kondisi muatan penuh jika mengalami oleng pada sudut tertentu. Nilai
GZ kapal kargo Bulukumba bernilai positif yang disebabkan beban muatan yang berada di bawah lantai
deck masih jauh lebih besar dari beban muatan yang berada di atas lantai
deck. Hardjanto 2010 menjelaskan bahwa stabilitas positif adalah kondisi dimana titk
G berada di bawah titik
M kapal yang disebabkan penempatan muatan di bagian bawah lebih besar dari penempatan muatan di bagian atas kapal. Nilai
GZ maksimum kapal kargo Bulukumba pada kondisi
intact stability dicapai pada sudut 67.5 sedangkan
pada kondisi un-intact stability nilai GZ maksimum dicapai hanya sampai batas
nilai flooding angle yaitu pada sudut oleng 20
. Tabel 5.4 menunjukan kualitas stabilitas kapal kargo Bulukumba
berdasarkan luas area di bawah kurva statis pada sudut tertentu kriteria A, B dan C, berada cukup tinggi di atas nilai kriteria stabilitas
IMO sehingga kapal kargo Bulukumba tergolong aman saat beroperasi. Nilai
GZ maksimum dan sudut GZ maksimum kriteria D dan E
kapal kargo Bulukumba yang cukup besar menandakan kapal kargo Bulukumba memiliki kemampuan balik yang baik pada
saat mendapat gaya-gaya dari luar yang menyebabkan kapal miring. Nilai luas area di bawah kurva dan nilai
GZ suatu kapal sangat dipengaruhi oleh distribusi muatan di atas kapal. Marjoni
et al. 2010 mengemukakan bahwa nilai GZ statis dan nilai luas area di bawah kurva akan mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan distribusi muatan yaitu nilai GZ akan mengecil jika terjadi penambahan
muatan. Nilai GM kriteria F kapal kargo Bulukumba cukup besar dan berada
jauh di atas nilai kriteria stabilitas IMO. Nilai GM sangat menentukan
kenyamanan dan keamanan sebuah kapal pada saat beroperasi. Nilai GM yang
besar dapat memberikan keamanan yang baik karena kapal memiliki kemampuan balik yang besar, namun tingkat kenyamanan akan berkurang karena nilai
GM yang besar akan menyebabkan kapal memiliki periode oleng yang cepat sehingga
kapal akan menyentak-nyentak. Marjoni et al. 2010 mengemukakan bahwa
periode oleng yang kecil dapat menyebabkan olengan kapal menjadi cepat dan menyentak-nyentak sehingga dapat mengganggu kenyamanan kerja di atas kapal.
Penempatan muatan pada kapal kargo Bulukumba yang berada di atas dan di bawah lantai
deck sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai GM kapal, sehingga untuk mendapatkan nilai
GM yang baik maka penempatan muatan yang berada di atas dan di bawah lantai
deck harus diperhatikan. Jika nilai GM kapal kargo Bulukumba terlalu besar maka kapal akan menyentak-nyentak yang dapat
menyebabkan pergeseran muatan di atas kapal sedangkan jika nilai GM menjadi
kecil akan mengurangi stabilitas kapal. Hardjanto 2010 mengemukakan bahwa nilai
GM yang kecil akibat penempatan muatan yang besar berada di atas deck
42 dapat menyebabkan kapal kehilangan stabilitas sedangkan nilai
GM yang besar akibat penempatan muatan yang terlalu besar di bawah lantai
deck dapat menyebabkan kapal terlalu menyentak-nyentak sehingga berakibat muatan di atas
lantai deck bergeser akibat ikatan melemah karena adanya sentakan dari kapal.
Gambar 5.4 Kurva stabilitas kapal kargo Bulukumba pada kondisi muatan penuh
Tabel 5.4 Kualitas stabilitas kapal kargo Bulukumba pada kondisi muatan penuh
Kriteria IMO
a
Kapal kargo Bulukumba A
0.055 m. rad
0.162 B
0.09 m. rad
0.279 C
0.03 m. rad
0.117 D
0.2 m 1.532
E 25
67.5 F
0.35 m 2.1
Sumber : IMO 1995
Nilai rasio dimensi utama kapal kargo Bulukumba LB dan LD lebih kecil dari rata-rata nilai kapal
general cargo Indonesia dan liquid cargo Pertamina, sedangkan nilai BD lebih besar. Berdasarkan analisis terhadap koefisien bentuk,
kapal kargo Bulukumba memiliki bentuk yang ramping. Pendistribusian muatan pada kapal kargo Bulukumba cenderung menempatkan muatan yang besar di
bawah lantai
deck dan muatan yang kecil di atas lantai deck. Nilai stabilitas kapal kargo Bulukumba pada kondisi muatan penuh telah memenuhi kriteria stabilitas
IMO.
43
6 KERAGAAN TEKNIS KAPAL PURSE SEINE MODIFIKASI
Kapal purse seine modifikasi merupakan jenis kapal kargo yang
dimodifikasi oleh pengrajin kapal di Kabupaten Bulukumba untuk difungsikan sebagai kapal penangkap ikan
purse seine. Modifikasi sebuah kapal dapat dilakukan dengan cara merubah atau menambah fungsi awal dari sebuah kapal.
Proses modifikasi kapal umumnya hanya dilakukan dengan penyesuaian pada bangunan di atas kapal seperti ruang akomodasi ABK ataupun ruang-ruang di
bawah lantai
deck seperti palka muatan. Kapal penangkap ikan merupakan salah satu jenis kapal dengan karakteristik yang jauh berbeda dengan jenis kapal lainnya
seperti kapal kargo maupun kapal penumpang. Wahyono 2011 menjelaskan bahwa pada hal-hal tertentu, syarat-syarat kapal perikanan memiliki perbedaan
dengan kapal lainnya seperti kapal penumpang dan kapal kargo. Oleh karena itu proses modifikasi kapal kargo menjadi kapal penangkap ikan haruslah
memperhatikan ketentuan-ketentuan terkait tujuan operasional kapal.
6.1 Rasio Dimensi Utama