Rute Pelayaran Kapal Kargo Bulukumba

13 Target tangkapan purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol dan sering melakukan migrasi. Hamka 2012 menjelaskan bahwa purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan yang memiliki sifat bergerombol seperti layang Decapterus sp, lemuru Sardinella lemuru, tongkol Euthynnus sp, cakalang Katsuwonus pelamis dan kembung Rastrelliger spp. Daerah pengoperasian kapal purse seine yang sangat bergantung dari pergerakan ikan yang menjadi target penangkapan, meyebabkan daerah pengoperasian kapal purse seine menyesuaikan atau mengikuti lokasi di mana ikan target penangkapan terkonsentrasi. Purse seine Bulukumba umumnya banyak menangkap ikan pelagis jenis cakalang, layang dan kembung. Sumber daya ikan pelagis di sekitar perairan bagian selatan Pulau Sulawesi cukup besar yang tersebar di sekitar Perairan Selayar, Teluk Bone dan Laut Flores. Penelitian Mallawa et al. 2010 mengatakan bahwa sumber daya ikan cakalang di Teluk Bone ditangkap oleh nelayan Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Palopo, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur sepanjang tahun. Penelitian lain oleh Zainuddin 2009 mengatakan bahwa potensi ikan layang dan cakalang di sekitar Perairan Selayar cukup besar. Ikan cakalang merupakan jenis ikan pelagis besar yang sering tertangkap oleh alat tangkap purse seine. Perairan Selayar, Teluk Bone dan Laut Flores merupakan wilayah perairan yang memiliki sumber daya ikan cakalang yang cukup besar. Simbolon 2011 mengatakan bahwa ikan cakalang banyak ditemukan di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan daerah penyebaran jenis ikan pelagis target penangkapan purse seine maka dapat diketahui bahwa kapal purse seine Bulukumba umumnya melakukan operasi penangkapan di wilayah perairan Teluk Bone bagian selatan, Perairan Selayar hingga Laut Flores Muna, Buton dan Wakatobi dengan lama operasi selama 7 –10 hari. Daerah pengoperasian kapal purse seine Bulukumba dapat dilihat pada Gambar 3.1 yang menunjukan pengoperasian kapal purse seine Bulukumba terkonsentrasi pada perairan bagian selatan Pulau Sulawesi. Dinamika perairan akibat gelombang, arus, serta angin dapat mempengaruhi pengoperasian kapal purse seine baik dari aspek efektifitas penangkapan maupun aspek keselamatan kapal. Rata-rata tinggi gelombang di Perairan Indonesia pada Gambar 3.3 menunjukan rata-rata tinggi gelombang di Perairan Selayar, Teluk Bone dan Laut Flores berkisar antara 0.5 –1.0 m.

3.1.2 Rute Pelayaran Kapal Kargo Bulukumba

Kapal kargo Bulukumba umumnya merupakan jenis Kapal Layar Motor KLM tipe pinisi yang masuk dalam golongan kapal atau armada pelayaran rakyat. Dalam Undang-Undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, disebutkan bahwa angkutan laut pelayaran rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai karakteristik tersendiri untuk melaksanakan angkutan di perairan dengan mengunakan kapal layar, kapal layar bermotor danatau kapal motor sederhana berbendera Indonesia dengan ukuran tertentu. Kapal kargo Bulukumba berfungsi sebagai kapal kargo umum general cargo yang mengangkut berbagai jenis barang muatan seperti bahan bangunan berupa semen, bahan makanan berupa beras, hasil bumi seperti rempah-rempah dan lain sebagainya. Kapal kargo Bulukumba sebagai angkutan laut pelayaran rakyat 14 memegang peranan cukup penting dalam pendistribusian barang dari Pulau Sulawesi menuju daerah-daerah kepulauan yang masih minim akses transportasi. Sitepu 2009 mengatakan bahwa secara ekonomi dan geografis, pulau-pulau di selatan Pulau Sulawesi seperti Selayar, Muna, Bombana, Buton dan Wakatobi sangat membutuhkan angkutan laut dan penyeberangan. Kapal kargo Bulukumba sebagian besar berpangkalan di Pelabuhan Paotere Makassar dan Pelabuhan Bira Bulukumba. Letak geografis Kabupaten Bulukumba yang berada pada daerah paling selatan dari Pulau Sulawesi menjadikan Kabupaten Bulukumba sebagai pintu akses transportasi laut dari danatau menuju daerah gugus pulau yang berada di bagian selatan Pulau Sulawesi. Adapun Makassar yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan memegang peranan penting dalam hal perekonomian yang disebabkan pendistribusian logistik terpusat di Makassar. Sulfadly et al. 2012 mengatakan bahwa besarnya potensi unggulan di Sulawesi Selatan dan daerah hinterland sekitarnya yang memiliki potensi menggunakan transportasi laut untuk pendistribusian logistik dari Pulau Sulawesi merupakan salah satu peluang pengembangan armada pelayaran rakyat yang berpangkalan di Pelabuhan Paotere Makassar. Rute pelayaran beberapa Kapal Layar Motor KLM yang berpangkalan di Pelabuhan Paotere dan Bira dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Rute pelayaran Kapal Layar Motor KLM yang berpangkalan di Pelabuhan Paotere Makassar dan Pelabuhan Bira Bulukumba Pangkalan Rute pelayaran Pelabuhan Paotere a Makassar –Flores Makassar –Ende Makassar –Maumere Makassar –Tual Makassar –Labuan Bajo Makassar –NTB Pelabuhan Bira b Bira –Pamatata Selayar Bira –Tondasi Muna Bira –Reo Manggarai Barat Sumber : a Sulfadly et al. 2012 ; b Sitepu 2009 Pada Tabel 3.1 menunjukan armada pelayaran rakyat yang berpangkalan di Pelabuhan Paotere memiliki rute pelayaran yang lebih jauh dibandingkan dengan kapal-kapal yang berpangkalan di Pelabuhan Bira. Kapal yang berpangkalan di Pelabuhan Paotere memiliki rute pelayaran lintas provinsi yaitu hingga Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sedangkan kapal-kapal yang berpangkalan di Pelabuhan Bira memiliki rute pelayaran yang menghubungkan antar gusus pulau yang berada di selatan Pulau Sulawesi. Rute pelayaran KLM yang berpangkalan di Pelabuhan Paotere dan Bira dapat dilihat pada Gambar 3.2. Rata-rata tinggi gelombang perairan pada jalur pelayaran kapal kargo Bulukumba pada Gambar 3.3 menunjukan Laut Flores sebagai salah satu rute pelayaran kapal kargo Bulukumba menuju Nusa Tenggara memiliki rata-rata tinggi gelombang berkisar antara 0.5 –1.0 m. Adapun rata-rata tinggi gelombang pada Laut Banda yang merupakan rute pelayaran kapal kargo Bulukumba menuju 15 Tual berkisar antara 1.0 –1.5 m bahkan pada waktu tertentu tinggi gelombang dapat mencapai 2.5 m. Penelitian Kurniawan et al. 2011 mengemukakan bahwa pada bulan Februari sebagian besar Perairan Indonesia mengalami gelombang besar dengan rata-rata tinggi gelombang berkisar 1.5 –2.5 m seperti perairan Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda hingga Laut Arafuru. Kapal kargo Bulukumba yang melintasi Laut Banda sebagai rute pelayarannya harus lebih memperhatikan aspek keselamatan yang disebabkan Laut Banda termasuk dalam kategori perairan di Indonesia yang beresiko terjadi kecelakaan. Berdasarkan daerah beresiko kecelakaan di Perairan Indonesia pada Gambar 3.4 menunjukan Laut Banda tergolong perairan dengan resiko terjadi kecelakaan tingkat 1. 16 Ga mbar 3.1 D ae ra h ope ra si kapa l purse s eine B ulukum ba 17 Ga mbar 3.2 R ute pe la ya ra n Ka p al Lay ar Motor KLM ya ng be rpa ngka la n di P elabuha n P aoter e d an Bi ra 18 Ga mbar 3.3 R ata -ra ta ti nggi gelombang di P era ir an Ind one sia S umbe r : K ur niaw an et al . 2011 19 Ga mbar 3.4 D ae ra h be re siko k ec elak aa n laut di P era ira n Ind o ne sia S um be r : K NK T 2009 20

3.2 Musim Penangkapan Ikan