15
3. METODE PENELITIAN
3.1.  Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari 23 Juli 2010 hingga 29 Oktober 2010. Lokasi pengambilan  ikan  contoh  yaitu  di  Pangkalan  Pendaratan  Ikan  PPI  Kalibaru  yang
mewakili perairan Teluk Jakarta yang kemudian dianalisis  di  Laboratorium  Biologi Makro  I  BIMA  I,  Departemen  Manajemen  Sumberdaya  Perairan,  Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Gambar 3. Lokasi penelitian
Sumber :Google earth
PULAU DAMAR
16
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  penggaris  dengan ketelitian  1  mm,  timbangan  digital  dengan  ketelitian  1  g  untuk  menimbang  berat
ikan,  timbangan  digital  dengan  ketelitian  0,0001  g  untuk  menimbang  berat  gonad, camera  digital,  cawan  petri,  baki,  alat  bedah,  mikroskop,  pipet,  gelas  objek,  cover
glass,  botol  film,  hand  tally  counter,  gelas  ukur  10  ml,  mikrometer  okuler,  dan mikrometer  objektif.  Bahan  yang  digunakan  adalah  ikan  kuniran  Upeneus
moluccensis,  gonad  ikan  kuniran,  formalin  5,  formalin  10,  alkohol  70,  dan tissue.
3.3. Metode Kerja 3.3.1. Prosedur kerja di lapang
Pengambilan ikan contoh dilakukan selama tiga bulan yaitu Juli sampai dengan Oktober  2010  dengan  total  pengambilan  ikan  contoh  sebanyak  8  kali  2  minggu
sekali.  Total  ikan  contoh  yang  diukur  panjang  serta  bobotnya  sebanyak  800  ekor dengan total ikan yang diamati aspek reproduksinya sebanyak 400 ekor. Ikan contoh
tersebut  diambil  dengan  menggunakan  metode  penarikan  contoh  acak  sederhana dengan cara mengambil ikan secara acak dari beberapa bakul yang jumlahnya tidak
ditentukan  untuk  setiap  bakulnya  yang  mewakili  tiga  ukuran,  kecil,  sedang,  dan besar.
Setelah itu dilakukan pengukuran panjang dan bobot ikan dengan jumlah ikan sampel  sebanyak  100  ekor,  selanjutnya  diambil  50  ekor  ikan  contoh  setiap  waktu
pengambilan  data  yang  kemudian  dibedah  dan  diambil  gonadnya  untuk  dianalisis lebih lanjut di laboratorium BIMA I dengan menambahkan formalin 5.
3.3.2. Prosedur kerja di laboratorium a. Tingkat kematangan gonad
Jenis  kelamin  diduga  berdasarkan  pengamatan  gonad  ikan  contoh.  Kemudian penentuan TKG menggunakan klasifikasi kematangan gonad yang telah ditentukan.
TKG  ditentukan  secara  morfologi  dan  histologi.  Secara  morfologi  berdasarkan
17
bentuk, warna, ukuran, berat gonad, serta perkembangan isi gonad. Secara histologi berdasarkan  anatomi  gonad  secara  mikroskopik.  Penentuan  TKG  secara  morfologi
mengacu kepada TKG ikan modifikasi dari Cassie Tabel 1.
Tabel 1. Penentuan TKG secara morfologi  Effendie 2002
TKG Betina
Jantan
I
Ovari  seperti  benang,  panjangnya sampai  ke  depan  rongga  tubuh,
serta permukaannya licin Testes  seperti  benang,warna  jernih,
dan  ujungnya  terlihat  di  rongga tubuh
II
Ukuran  ovari  lebih  besar.  Warna ovari kekuning-kuningan, dan telur
belum terlihat jelas Ukuran
testes lebih
besar pewarnaan seperti susu
III
Ovari  berwarna  kuning  dan  secara morfologi telur mulai terlihat
Permukaan testes tampak bergerigi, warna  makin  putih  dan  ukuran
makin besar
IV
Ovari  makin  besa,  telur  berwarna kuning,  mudah  dipisahkan.  Butir
minyak  tidak  tampak,  mengisi  12- 23 rongga perut
Dalam  keadaan  diawet  mudah putus, testes semakin pejal
V
Ovari  berkerut, dinding tebal,  butir telur
sisa terdapat
didekat pelepasan
Testes bagian belakang kempis dan dibagian  dekat  pelepasan  masih
berisi
b. Analisis struktur histologis gonad
Contoh gonad yang akan dibuat menjadi preparat histologis merupakan gonad yang  masih  segar  yang  tidak  mengandung  formalin  maupun  berbagai  zat  lain.
Pembuatan  preparat  histologis  dilakukan  di  Laboratorium  Kesehatan  Ikan, Departemen  Budidaya  Perairan,  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu  Kelautan,  Institut
Pertanian Bogor.
c. Fekunditas
Fekunditas  hanya  dihitung  pada  ikan  betina  yang  memiliki  TKG  IV.  Gonad yang  sebelumnya  diawetkan  ditimbang  dengan  mengambil  sedikit  pada  bagian
anterior,  median,  dan  posterior  yang  dijadikan  sebagai  berat  gonad  contoh.  Setelah itu, gonad contoh ditambahkan air 10 ml, kemudian dari 10 ml tersebut diambil 1 ml
18
untuk  dihitung  fekunditasnya.  Kemudian  telur  dihitung  dengan  metode  gabungan antara metode volumetrik dengan metode grafimetrik.
Metode  volumetrik  dilakukan  dengan  cara  telur  dari  ikan  diencerkan, sedangkan  metode  grafimetrik  memiliki  prinsip  yang  sama  dengan  volumetrik,
bedanya  hanya pada ukuran  volume diganti dengan ukuran  berat. Langkah-langkah
dari metode gabungan adalah :
  Pengukuran berat total gonad TKG III dan IV yang akan dihitung.   5  bagian  telur  contoh  diambil  secara  acak  dari  satu  gonad  yang  akan  diamati,
kemudian ditimbang seluruh gonad contoh tersebut.   Volume gonad contoh tersebut dihitung.
  Pengenceran gonad contoh 10 mL.   Dari 10 mL tersebut diambil 1 mL dengan menggunakan pipet tetes.
  Hitung jumlah telur yang ada pada 1 mL tersebut.   Hitung fekunditasnya.
d. Diameter telur