35
Pada Gambar 13, TKG I menunjukkan ovari yang belum matang yang mengandung oogonia yang terletak di sepanjang lamella, oosit tidak ditemukan, dan
inti sel sudah terlihat jelas. Pada TKG II oogonia membelah secara mitosis menjadi oosit primer dengan jumlah relatif banyak. Selanjutnya oosit primer mengalami fase
pertumbuhan awal pre-vitellogenesis yang menyebabkan munculnya material di sitoplasma serta membentuk lapisan folikel yang terdiri dari lapisan granulosa dan
sel theca. Setelah itu, terjadi fase pertumbuhan kedua vitellogenesis yang menghasilkan cortical alveoli, lipid globules, kuning telur, dinding oosit, serta
membuat lapisan folikel menjadi semakin tebal. Selanjutnya, pada TKG III diameter telur terlihat lebih besar, sel telur berkembang menjadi ootid dan banyak dijumpai
butiran kuning telur. Kemudian pada TKG IV, ootid berkembang menjadi ovum dengan butiran kuning telur berwarna kuning tua menandakan telur telah matang,
serta terdapat butiran minyak. Setelah TKG IV, sel telur siap untuk diovulasikan Cabrita et al. 2008
4.3.5. Indeks kematangan gonad
Indeks kematangan gonad merupakan cara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad pada setiap kematangan secara kuantitatif. Sejalan dengan
pertumbuhan gonad, gonad akan semakin bertambah berat dan bertambah besar mencapai ukuran maksimum ketika ikan akan memijah Atmaja 2008.
Gambar 14. Indeks kematangan gonad ikan kuniran Upeneus moluccensis jantan dan betina berdasarkan waktu pengambilan data
36
Indeks kematangan gonad ikan kuniran bervariasi pada setiap waktu pengambilan data. Untuk ikan kuniran jenis kelamin jantan kisaran IKG ikan
kuniran antara 0,6428-1,3475, sedangkan ikan betina IKG berkisar antara 1,9876-4,8514. IKG tetinggi terdapat pada tanggal 03 September 2010 Gambar
14. Hal ini sesuai dengan waktu pemijahan ikan kuniran dimana TKG IV dominan terdapat pada tanggal tersebut baik jantan maupun betina. Pada ikan jantan, indeks
kematangan gonad mengalami penurunan pada tanggal 01 Oktober 2010, sedangkan pada betina indeks kematangan gonad mengalami penurunan pada tanggal 17
September 2010. Adanya penurunan IKG disebabkan ikan-ikan tersebut telah melakukan proses pemijahan.
Kisaran IKG betina umumnya lebih besar dibandingkan ikan yang berjenis kelamin jantan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendie 2002 bahwa umumnya
pertambahan berat gonad ikan betina berkisar 10 – 25 dari berat tubuhnya,
sedangkan ikan jantan berkisar 5-10 dari berat tubuhnya.
Gambar 15. Indeks kematangan gonad ikan kuniran Upeneus moluccensis jantan dan betina berdasarkan selang kelas panjang total
Pada Gambar 15 nilai IKG rata-rata tertinggi untuk ikan jantan terdapat pada selang kelas 144-151 mm sebesar 1,3183 sedangkan pada ikan betina IKG rata-
rata tertinggi terdapat pada selang kelas 136-143 mm sebesar 4,1542. Hal ini diduga pada selang kelas kelas tersebut merupakan selang kelas panjang bagi ikan -
ikan yang memiliki TKG III dan IV atau ikan-ikan yang berada dalam fase
37
perkembangan gonad maksimum sebelum pemijahan. Kemudian pada selang kelas selanjutnya terdapat nilai rata-rata IKG mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan
ikan-ikan pada kelompok ukuran tersebut telah melakukan proses pemijahan, sehingga nilai IKG-nya menurun. Effendie 2002 menyatakan, indeks kematangan
gonad akan semakin meningkat nilainya dan mencapai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan, kemudian menurun dengan cepat sampai selesai pemijahan.
IKG ikan kuniran baik jantan maupun betina memiliki rata – rata nilai IKG
dibawah 20. Hal ini menunjukkan kelompok ikan kuniran dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya Bagenal 1987 in Yustina and Arnentis 2002.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Pulungan et al. 1994 in Yustina and Arnentis 2002 yang juga menyatakan bahwa umumnya ikan yang hidup pada perairan tropis
dapat memijah sepanjang tahun.
4.3.6. Fekunditas Fekunditas merupakan jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan betina. Dari