2. Analisis Penyusunan Anggaran Pusat Biaya
Penyusunan anggaran perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera menggunakan sistem bottom up yaitu penyusunan anggaran
yang dimulai dari manajemen level bawah dan selanjutnya diserahkan ke manajemen atas. Anggaran biaya perusahaan disusun berdasarkan unit-unit kerja
organisasi yang ada. Artinya semua unit kerja yang ada baik itu divisi, bidang- bidang, bagian-bagian, maupun kelompok-kelompok harus menyusun anggaran
biayanya masing-masing. Kemudian usulan anggaran tersebut diakomodir oleh bidang keuangan dan bidang performansi.
Perusahaan telah memiliki Komite Anggaran yang bersifat ad hoc yang bertugas mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Peusahaan
RKAP. Disamping komite anggaran perusahaan juga memiliki koodinator anggaran yang bersifat ad hoc yang ditunjuk dan ditetapkan oleh direktur terkait
yang terdiri atas perwakilan dari masing-masing Vice President Setingkat di Derektorat Anggaran Finance Center Area Corporate.
Dalam penyusunan anggaran pusat biaya, penulis melihat bahwa proses penyusunannya telah menunjukkan prosedur yang bagus dan terarah hal ini bisa
dilihat dari flowchart penyusunan anggaran biaya perusahaan dan telah adanya komite anggaran dan koordinator anggaran perusahaan yang merupakan syarat
dalam penyusunan anggaran yang baik. Tapi dalam penyusunan anggaran biaya, proses penyusunan anggaran untuk pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan
adalah sama, di mana proses penyusunan anggaran tersebut seharusnya dibedakan karena sifat keluarannya berbeda.
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis Sistem Pelaporan Pusat Biaya
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. menggunakan sistem akuntansi komputerisasi SAP System Aplication Product yang merupakan produk Jerman
yang dikhususkan bagi kebutuhan perusahaan dalam sistem informasi internal yang terpadu, sehingga sistem pelaporan pusat biaya dilakukan dengan sistem
komputerisasi di mana komputer Kandatel, Kantor Divisi Regional, dan Kantor Perusahaan terintegrasi dalam satu network. Penggunaan SAP memerlukan user
id dan otorisasi. Otorisasi user id SAP adalah batas kewenangan yang diberikan kepada satu user id untuk dapat menggunakan menu yang terdapat dalam SAP.
Tapi dalam penerapannya, sistem komputerisasi ini sering juga terjadi human error.
Pada perusahaan struktur organisasi telah disusun dengan pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Setiap tingkatan manajemen yang
lebih tinggi akan menerima laporan pertanggungjawaban dari tingkatan manajemen yang lebih rendah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
Kandatel memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Kantor Divisi Regional I Sumatera. Selanjutnya Kantor Divisi memberikan laporan
pertanggungjawaban ke Kantor Perusahaan Kantor Pusat. Laporan pertanggungjawaban yang disebut executive summary dalam
perusahaan ini terdiri dari laporan pertanggungjawaban bulanan, laporan pertanggungjawaban triwulan dan laporan pertanggungjawaban tahunan. Periode
laporan per bulanan, triwulan dan tahunan menunjukkan bahwa pemantauan kinerja dilakukan secara terus-menerus terhadap unit kerja organisasi dalam
Universitas Sumatera Utara
pencapain sasaran yang telah ditetapkan. Laporan pertanggungjawaban tersebut cukup memadai untuk mengadakan tindakan perbaikan terhadap penyimpangan
antara anggaran dan realisasinya, karena laporan tersebut merinci penyebab penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Laporan pertanggungjawaban yang
disusun, baik laporan bulanan, laporan triwulan maupun laporan tahunan digunakan untuk menilai kinerja pusat biaya tersebut sekaligus menilai kinerja
manajer pusat biaya tersebut. Dari pembahasan diatas, penulis berpendapat bahwa sistem pelaporan pusat
biaya pada perusahaan ini telah memadai dan sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan yang baik seperti yang telah dikemukakan pada landasan
teoritis.
4. Analisis Penilaian Kinerja Pusat Biaya