pencapain sasaran yang telah ditetapkan. Laporan pertanggungjawaban tersebut cukup memadai untuk mengadakan tindakan perbaikan terhadap penyimpangan
antara anggaran dan realisasinya, karena laporan tersebut merinci penyebab penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Laporan pertanggungjawaban yang
disusun, baik laporan bulanan, laporan triwulan maupun laporan tahunan digunakan untuk menilai kinerja pusat biaya tersebut sekaligus menilai kinerja
manajer pusat biaya tersebut. Dari pembahasan diatas, penulis berpendapat bahwa sistem pelaporan pusat
biaya pada perusahaan ini telah memadai dan sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan yang baik seperti yang telah dikemukakan pada landasan
teoritis.
4. Analisis Penilaian Kinerja Pusat Biaya
Yang menjadi indikator untuk penilaian kinerja pusat biaya perusahaan ini adalah anggaran yakni dengan membandingkan antara realisasi biaya yang
sebenarnya dengan anggaran yang telah ditetapkan. Selisih tersebut selanjutnya akan dianalisis penyebeb terjadinya penyimpangan. Perbedaan atau selisih antara
biaya sebenarnya dengan biaya yang dianggarkan bisa menguntungkan favorable dan bisa tidak menguntungkan unfavorable.
Jika perbedaan bersifat tidak menguntungkan unfavorable, maka manajer akan diminta pertanggungjawabannya oleh Kadivre dan apabila manajer tidak
dapat mempertanggungjawabkannya, maka akan diambil tindakan tegas dengan memberikan peringatan dan teguran, bahkan pemecatan serta memberikan saran-
Universitas Sumatera Utara
saran agar manajer tersebut dapat memperbaiki kinerjanya di masa yang akan datang. Jika perbedaan bersifat menguntungkan, maka manajer akan diberikan
penghargaan berupa insentif triwulan ataupun bonus tahunan. Akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam perusahaan telah
menunjukkan peranannya sebagai alat penilai kinerja pusat biaya melalui anggaran dan pelaporan. Laporan pertanggungjawaban bulanan, triwulan maupun
tahunan dapat dijadikan dasar yang memadai untuk menilai kinerja manajer pusat biaya dan sebagai pengawasan biaya, juga sebagai salah satu alat pengendalian
manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, efektivitas pencapaian target, efisiensi penggunaan
sumber daya, dan produktivitas pengelolaan aset. Ruang lingkup dalam penilaian kinerja itu sangat luas, tidak hanya
menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban yakni membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang ada. Oleh karena itu perlu diingat bahwa
pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan ini tidak hanya diukur kinerjanya dengan menggunakan tolok ukur keuangan saja, namun masih ada tolok ukur
nonkeuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja pusat pertanggungjawaban perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab empat mengenai penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban pada PT
Telekomuniksi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera, maka berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah diutarakan sebelumnya, setelah meneliti,
mempelajari dan membahas apa yang menjadi masalah dalam skripsi ini, maka penulis menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil penelitian sebagai
berikut: 1.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam perusahaan telah menunjukkan peranannya sebagai alat penilai kinerja
pusat biaya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera melalui anggaran dan pelaporan. Laporan pertanggungjawaban
bulanan, triwulan dan tahunan telah cukup memadai untuk digunakan dalam menilai kinerja pusat biaya sekaligus manajer pusat biaya serta
sebagai salah satu alat pengawasan biaya dan pengendalian manajemen. Kinerja manajer pusat biaya diukur dan dinilai berdasarkan
perbandingan antara target anggaran dengan realisasi anggaran. Jika perbedaan bersifat tidak menguntungkan unfavorable, maka manajer
akan diminta pertanggungjawabannya oleh Kadivre dan apabila manajer tidak dapat mempertanggungjawabkannya, maka akan diambil tindakan
Universitas Sumatera Utara