Selain itu Perum Bulog juga berperan dalam impor gula kristal putih sesuai dengan ijin impor yang diberikan oleh pemerintah Kementrian Perdagangan
RI.Permasalahan gula lainnya adalah tidak ada perhitungan neraca gula yang akurat.
5 Fenomena Tingginya Harga Gula
Beberapa isu berikut ini merupakan hal-hal penting mengapa harga gula kristal putih kian meningkat dari tahun ke tahun.
5.1 Terbentuknya Harga dan Mahalnya Harga Gula
Pembentukan harga gula awal adalah pada tingkat lelang. Seperti diketahui bahwa pemerintah sejak tahun 2001 mengeluarkan kebijakan dalam
industri gula ini yang lebih mengarah pada perlindungan petani gula. Perlindungan petani tersebut berupa Harga Dasar Gula HDG atau harga
penyangga yang besarannya ditetapkan oleh pemerintah dan direvisi angkanya setiap tahunnya.
Konsep awal pemerintah dengan menetapkan harga dasar gula untuk melindungi petani tampaknya meleset jauh. Harga dasar gula ada untuk
membantu petani gula jika sewaktu-waktu harga lelang berada dibawah harga dasar gula, sehingga selisihnya akan pemerintah bayarkan kepada petani
berupa dana talangan. Namun yang terjadi adalah harga lelang sepertinya tidak pernah berada di bawah harga dasar gula. Malahan sepertinya harga dasar gula
tersebut dijadikan patokan oleh pabrik gulapedagang sebagai harga terendah. Sehingga mau tidak mau hasilnya harga lelang selalu berada di atas harga dasar
gula. Dari pola seperti ini sebenarnya bisa dilihat bahwa penetapan harga dasar
gula oleh pemerintah kurang tepat karena menimbulkan ketidakefisienan karena pelaku usaha menjadikan harga dasar gula tersebut menjadi patokan
harga terendah.Sepertinya memang wajar jika kemudian terjadi kenaikan harga gula setiap tahunnya bahkan melonjak tinggi pada dua tahun terakhir. Selain
tingginya harga lelang sebagai awal pembentukan harga gula, masih ada
Universitas Sumatera Utara
beberapa faktor lain yang menyebabkan tingginya harga gula seperti berikut ini.
1. Pasokan berkurang Di tahun 2001 produksi gula lokal mengalami penurunan,
sedangkan jumlah konsumsi meningkat. Di waktu yang sama pun pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melarang impor gula kristal
putih. Di tahun 2002 pun target produksi yang semula 2,7 juta ton sepertinya juga meleset hanya menjadi 2,3 juta ton.
2. Harga gula dunia tinggi, dan pernah mencapai 800metrik ton. Sekilas memang sepertinya tidak ada korelasi antara harga lelang
dengan hargagula dunia. Namun faktanya hal ini sangat berhubungan. Harga gula dunia sangat berpengaruh pada gula rafinasi. Gula rafinasi ini
juga secara tidak langsung sangat mempengaruhi harga gula dalam negeri, karena gula rafinasi ini seringkali merembes ke pasaran gula konsumsi.
Begitupun saat harga gula dunia tinggi yang membuat harga gula rafinasi tinggi, banyak industri yang beralih ke gula konsumsi, dan karena itulah
harga gula konsumsi menjadi mahal. 3. Tidak akuratnya neraca gula yang dimiliki Pemerintah dimana
ekspektasi pemerintah terlalu optimistis dibandingkan dengan kenyataan di lapangan.
Dalam perkembangan terakhir, harga gula mulai turun meskipun dalam prakteknya tidak bisa lebih murah dari Rp 9.500 per kg. Tetapi kemudian yang
mendorong harga tidak turun lebih jauh lagi adalah resistensi dari petani yang tidak menginginkan harga lelang gula lebih murah dari Rp 8.000 per kg.
50
50
Dikutip dari Harian Bisnis Indonesia tanggal 14 Juli 2010 dengan judul “Harga Gula Petani Membaik”.
5.2 Tidak Efisiennya Jalur Distribusi