5.1.2 Politik 5.1.2.1 Pengertian Politik
Istilah politik merupakan kata yang sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari–hari, bukan hanya di lingkungan pemerintahan tapi di
lingkungan masyarakat awam juga. Sekalipun istilah yang di dengar sama yaitu politik, tapi pengertiannya berbeda-beda tergantung siapa yang
mengartikan. Ada yang mengartikan politik secara baik adapula yang mengertikan secara negatif.
Hal tersebut lumrah saja karena tidak dapat disangkal dalam pelaksanaan kegiataan politik, di samping segi-segi yang baik, juga
mencakup segi-segi yang negatif. Hal ini disebabkan karena politik mencerminkan tabiat manusia, baik nalurinya yang baik maupun nalurinya
yang buruk. Perasaan manusia yang beraneka ragam sifatnya, sangat mendalam dan sering saling bertentangan, mencakup rasa cinta, benci, setia,
bangga, malu, dan marah.
15
Rod Hague et al mengatakan bahwa politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok–kelompok mencapai keputusan-
keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan di antara anggota-anggotanya.
16
Di atas sudah saya jelaskan bahwa beragamnya pengertian politik karena hanya satu unsur saja yang digunakan oleh para ahli untuk
menjelaskan politik itu apa. Adapun unsur – unsur politik Sebenarnya masih banyak lagi pengertian politik yang defenisinya
berbeda-beda. Perbedaan defenisi tersebut disebabkan karena setiap ahli hanya melihat satu aspek atau satu unsur politik saja.
5.1.2.2 Unsur - Unsur Politik
17
15
David E. Apter, Pengantar Analisa Politik, Jakarta: LP3ES, 1985, hlm.5
16
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 16
17
Ibid, hlm. 17
tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
• Negara Menurut Robert M. Maclver negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang dise-
lenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
18
• Kekuasaan Dapat disimpulkan bahwa negara
adalah suatu wilayah yang dihuni oleh penduduk, yang dipimpin oleh pemerintah melalui peraturan dan perundang-undangan yang
ditetapkan, yang telah diakui kedaulatannya oleh negara lain. Ahli yang berpendapat inti dari politik adalah negara, melihat dari
lembaga-lembaga kenegaraan. Sehingga sering dinamakan pen- dekatan institusional.
Bierstedt mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk mempergunakan kekuatan.
19
• Pengambilan keputusan Dengan kata lain kekuasaan
adalah kemampuan satu orang atau satu kelompok untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok lain, sesuai
dengan keinginannya melalui kekuatan yang dimilikinya. Ahli yang melihat kekuasaan inti dari politik beranggapan bahwa politik adalah
semua kegiatan yang menyangkut masalah memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan.
Pengambilan keputusan sebagai unsur politik menyangkut keputusan-keputusan yang diambil secara bersama mengikat seluruh
masyarakat untuk tujuan masyarakat.
18
Ibid, hlm. 49
19
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 330
Universitas Sumatera Utara
• Kebijakan Kebijakan adalah kumpulan keputusan yang diambil oleh pelaku
politik sebagai suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, diusahakan untuk dicapai dengan menggunakan sumber
daya dan instrumen yang tepat. Dalam melaksanakan kebijakan harus dilakukan perencanaan yang baik, program atau rencana
pelaksanaan yang baik, serta pengendalian dan pengawasan yang baik pula.
20
• Pembagian dan Alokasi. Politik merupakan sarana untuk membagikan dan mengalokasikan
nilai–nilai yang mengikat.
5.1.3 Hubungan Bisnis dan Politik 5.1.3.1 Kebijakan Ekspor dan Impor
Kebijakan ekspor dan impor merupakan implementasi dari fungsi pemerintah di sektor perdagangan luar negeri. Kebijakan perdagangan
internasional di bidang ekspor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha peningkatan devisa ekspor suatu negara. Tujuan utama
dari kebijakan ekspor adalah
21
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk melindungimendorong
pertumbuhan industri dalam negeri dan penghemat devisa. Tujuan utama meningkatkan ekspor dengan prasyarat
bahwa kebutuhan pasar domestik telah terpenuhi.
20
Soetrisno, Dasar-Dasar Kebijaksanaan Ekonomi dan Kebijaksanaan Fiskal, Yogyakarta:BPFE,1983, hlm.4
21
Hamdy Hady, Ekonomi Internasional,Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Revisi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991, hlm. 62
Universitas Sumatera Utara
dari kebijakan impor adalah dua, yakni pertama, mengurangi impor dengan prasyarat bahwa produksi dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri dengan tingkat efisiensi yang paling tidak sama dengan produk impor. Kedua, menambah impor jika produksi dalam negeri tidak bisa
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
5.2 Teori Kebijakan 5.2.1 Pengertian Kebijakan
Istilah kebijakan policy biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang mempunyai wewenang atau
kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan bertanggung jawab melayani kepentingan umum. Kebijakan dapat diartikan sebagai suatu
tindakan yang dalam mencapai tujuan yang ditetapkan diusahakan untuk dicapai dengan menggunakan sumber daya atau masukan yang efisien serta
instrumen yang tepat.
H. Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai “a course of action intended to accomplish some end,”
atau sebagai tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Defenisi Heglo
ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan dengan beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan. Di sini yang dimaksudkan
adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk di capai the desired ends to be achieved
. Bukan suatu tujuan yang sekedar diinginkan saja. Dalam kehidupan sehari – hari tujuan yang hanya diinginkan
saja bukan tujuan, tetapi sekedar keinginan. Kedua, rencana atau proposals yang merupakan alat atau cara tertentu untuk
mencapainya. Ketiga, program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan
dimaksud. Keempat, keputusan, yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan
rencana, melaksanakan, dan mengevaluasi program. Kelima,
Universitas Sumatera Utara
dampak efek, yakni dampak yang timbul dari suatu program dalam masyarakat.
22
Kebijakan publik adalah keputusan–keputusan yang dibuat pemerintah untuk memecahkan masalah–masalah yang terjadi di tengah–
tengah masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Thomas R. Dye mengatakan
bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan.
23
Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh yaitu:
24
1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi,
pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat;
2. Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada
level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam
bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat; 3.
Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
5.2.2 Proses Pembuatan Kebijakan
Proses pembuatan kebijakan publik pada umumnya bersifat kompleks. Hal ini berkaitan dengan banyak aspek yang terkait, luas
wawasan yang terpaut, dan banyak pihak yang terlibat. Bila dilihat dari pengertiannya, kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh
pemerintah untuk kepentingan masyarakat luas. Dari pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa pembuatan kebijakan publik melibatkan aktor–aktor
yang berperan dalam proses pembuatan kebijakan. Untuk memahami siapa sebenarnya merumuskan kebijakan, terlebih dahulu harus dipahami sifat–
22
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2002, hlm. 21.
23
Budi Winarno, Kebijakan Publik; Teori, Proses, dan Studi Kasus,Yogyakarta: CAPS, 2012, hlm 20
24
Hessel Nogi S Tangkilisan, Kebijakan Publik Yang Membumi, Yogyakarta: Lukman Offset, 2003, hlm. 2.
Universitas Sumatera Utara
sifat semua pemeran serta bagian atau peran apa yang mereka lakukan, wewenang atau bentuk kekuasaan yang mereka miliki dan bagaimana
mereka saling berhubungan dan saling mengawasi.
Karena seperti yang di ungkapkan oleh Rushefky, “mengetahui siapa yang mendefenisikan masalah dan bagaimana mereka
mendefenisikan masalah merupakan hal yang penting.”
25
Proses perumusan kebijakan merupakan inti dari kebijakan publik, karena dari sinilah akan dirumuskan batas–batas kebijakan itu sendiri.
26
Proses kebijakan publik meliputi lima tahapan yang harus dilaksanakan secara sistematis,
Tidak semua kejadian yang terjadi di tengah-tengah masyarakat harus dipecahkan oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Suatu kejadian bisa
dibuat menjadi suatu kebijakan apabila telah melalui berbagai tahapan.
27
1. Formulasi masalah: pada tahap ini menyangkut beberapa pertanyaan yang
harus dijawab yakni; Apa masalahnya? Apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah tersebut dapat masuk
dalam agenda pemerintah? yaitu:
2. Formulasi kebijakan: pada tahap ini harus diketahui bagaimana
mengembangkan pilihan – pilihan atau alternatif – alternatif untuk memecahkan masalah tersebut, serta siapa saja yang berpartisipasi dalam
formulasi kebijakan. 3.
Penentuan kebijakan: dalam tahap ini kita harus mengetahui bagaimana alternatif ditetapkan? Persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus
dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan? Bagaimana proses atau strategi untuk melaksanakan kebijakan? Apa isi dari kebijakan yang
telah ditetapkan?
25
Budi Winarno, op. Cit hlm 94
26
Riant Nugroho, Public Policy, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008, hlm. 355
27
AG Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm.13
Universitas Sumatera Utara
4. Implementasi: tahap ini membahas siapa yang terlibat dalam implementasi
kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan? 5.
Evaluasi: tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses pembuatan kebijakan. Tahap ini membahas, bagaimana tingkat keberhasilan atau
dampak kebijakan di ukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa konsekuensi dari adanya evaluasi kebijakan? Adakah tuntutan untuk
melakukan perubahan atau pembatalan?
5.2.3 Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan langkah yang sangat penting dalam proses kebijakan. Tanpa implementasi, sustu kebijakan hanyalah
sekedar sebuah dokumuen yang tidak bermakna dalam kehidupan bermasyarakat. Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan
setelah suatu kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia–sia belaka. Oleh karena itulah
implementasi kebijakan mempunyai kedudukan yang penting di dalam kebijakan publik. Implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam
mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan ke dalam keputusan– keputusan yang bersifat khusus.
28
5.2.4 Analisis Kebijakan
William Dunn mengatakan proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang
bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi
kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
29
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
30
28
Hessel Nogi S Tangkilisan, Op.Cit, hlm. 17
29
AG Subarsono, Op. Cit, hlm. 8
30
Hessel Nogi S Tangkilisan, Op.Cit, hlm. 8 - 10
Universitas Sumatera Utara
a Penyusunan agenda
Tahap penyusunan agenda kebijakan ini, yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan masalah publik yang akan
dipecahkan. b
Formulasi kebijakan Pada tahap formulasi kebijakan ini, yang harus dilakukan adalah
mengindentifikasikan kemungkinan kebijakan yang dapat digunakan melalui prosedur forecasting untuk memecaahkan masalah yang di
dalamnya terkandung konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan yang akan dipilih.
c Adopsi kebijakan
Tahap adopsi kebijakan merupakan tahap untuk menentukan pilihan kebijakan melalui dukungan para pelaku yang terlibat.
d Implementasi kebijakan
Tahap implementasi merupakan peristiwa yang berhubungan dengan apa yang terjadi setelah suatu perundang–undangan ditetapkan dengan
memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output yang jelas dan dapat diukur.
e Penilaian kebijakan
Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penilaian terhadap kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. Dalam penilaian
ini semua proses implementasi dinilai apakah telah sesuai dengan yang telah ditentukan sesuai dengan ukuran–ukuran yang telah ditentukan.
5.2.4.1 Pendekatan Dalam Analisis Kebijakan