Bentuk-bentuk Hambatan Dalam Proses Pelaksanaan Jual Beli Bangunan dan Pendaftarannya

94

BAB IV HAMBATAN YANG TERJADI DALAM PELAKSANAAN DAN

PENDAFTARAN JUAL BELI BANGUNAN DI ATAS TANAH HAK GUNA BANGUNAN YANG HAKNYA TELAH BERAKHIR DI ATAS HAK PENGELOLAAN NOMOR 1PETISAH TENGAH YANG DIKELOLA PEMERINTAH KOTA MEDAN

A. Bentuk-bentuk Hambatan Dalam Proses Pelaksanaan Jual Beli Bangunan dan Pendaftarannya

Hal-hal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendaftaran jual beli hak guna bangunan yang haknya telah berakhir di atas hak pengelolaan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut: 1. Faktor ekonomi, misalnya mahalnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak sebagai penerima hak baru pembeli dimana dapat terjadi kemungkinan biaya pendaftaran peralihan hak tidak sebanding dengan nilai harga tanah yang diperjualbelikan. 2. Faktor hukum, misalnya persyaratan yang banyak serta prosedur yang rumit dimana bahwa pengetahuan masyarakat khususnya tentang pendaftaran peralihan hak atas tanah menurut hukum kurang yang mengakibatkan adanya kesalahan persepsi mengenai pendaftaran peralihan hak yang seharusnya untuk menciptakan adanya kepastian hukum menyangkut bidang keagrariaan khususnya mengenai pemilikan dan penguasaan tanah, namun pada kenyataannya hanya sebatas pada tujuan tertib administrasi. 94 Universitas Sumatera Utara 95 Namun apabila kita telusuri lebih jauh sebagaimana yang dikatakan oleh Soerjono Soekanto, ada lima faktor yang mempengaruhi berlakunya suatu hukum, yaitu 65 : a. Faktor hukumnya sendiri undang-undang; b. Faktor penegak hukumnya; c. Faktor sarana atau fasilitas pendukung pelaksanaan hukum; d. Faktor masyarakat; e. Faktor kebudayaan. 3. Faktor teknis, misalnya dalam proses kegiatan pengukuran di lapangan mengenai tanda batas yang tidak jelas, lokasi tanah serta permohonan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Unsur-unsur yang menjadi kendala di luar ketentuan Undang-Undang baik itu kendala dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri, yaitu terbatasnya tenaga pelaksana, sarana, biaya dan kurangnya penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang berminat dan kurang mengerti arti dan pentingnya sertipikat itu, dan juga karena biaya pengurusan yang terlalu mahal atau proses pengurusan pendaftaran tanah terlalu lama dan birokrasi yang berbelit-belit. Mengenai pendaftaran peralihan hak atas tanah sesuai dengan PP Nomor 2497 telah diatur dan ditunjuk instansipejabat yang memiliki tugas dan wewenang termasuk cara-cara yang ditempuh bagi setiap pemohon maupun syarat-syarat yang 65 Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal. 235. Universitas Sumatera Utara 96 harus dipenuhi dalam memperoleh suatu hak atas tanah yang dmilikinya. Dalam praktek di lapangan, pelaksanaannya terdapat berbagai macam-macam hambatan yang terjadi baik dari faktor intern dan faktor ekstern. Adapun hambatan yang berasal dari faktor intern adalah : 1. Bahwa pendaftaran peralihan hak atas tanah ini terkesan lambat, tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan membutuhkan wkatu yang lebih lama dari yang sebenarnya. 2. Hambatan dalam segi teknis atau pelaksana yang menyangkut sumber daya manusia yang ahli di bidang pertanahan masih sangat terbatas pelayanan, pengukuran, dan lain sebagainya 3. Konflik kepentingan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. 4. Dalam hal tertib administrasi dan pembukuan yang berkaitan dengan buku tanah, akta-akta yang berkaitan dengan jual beli tidak sempurna dalam pembuatan aktanya, berkas-berkas yang kurang lengkap, serta adanya kemungkinan bahwa tanah yang akan dilaksanakan pendaftaran peralihan haknya tersebut ternyata dalam sengketa. Sedangkan hambatan yang berasal dari faktor ekstern tidak terlepas dari adanya peran serta masyarakat sebagai pemegang hak atas tanah, yakni mengenai kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pendaftaran peralihan hak dengan jual beli untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum sebagai pemilik tanah. Hal ini tidak serta merta dianggap sebagai kesalahan mutlak oleh masyarakat melainkan juga dapat disebabkan oleh kurangnya penyuluhan kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara 97 mengenai syarat, prosedur serta besar dan cara pembayaran biaya pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut oleh pihak yang berwenang dalam hal instansi yang terkait dengan pertanahan. Khusus mengenai besar dan tata cara pembayaran peralihan hak atas tanah tersebut diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri yang mengisyaratkan bahwa biaya pendaftaran tersebut akan selalu mengalami perubahan sesuai kebutuhan sebagai salah satu sumber pendapatan Negara dan daerah. Berdasarkan ketentuan UUPA, Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2002 dan peraturan pelaksana lainnya, biaya pendaftaran tanah ditetapkan variatif. Hal-hal tersebut disebabkan antara lain oleh luas tanah, peruntukan penggunaan tanah, letak tanah, pemilik tanah, besar pajak dan status tanah. 66 Disamping harus memenuhi biaya pemohon yang ditetapkan oleh aturan pendaftaran tanah, juga ada biaya-biaya lain atas perintah undang-undang yang tidak dapat diabaikan., sepertin Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang BPHTB dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Semua biaya yang dibebankan dari ketentuan aturan pendaftaran tanah itu sendiri menjadikan orang enggan untuk mendaftarkan tanahnya apalagi di daerah pedesaan. 67 Investasi undang-undang perpajakan inilah yang juga mempengaruhi kurangnya minat masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya. 66 Tampil Ansari Siregar, Mempertahankan Hak Atas Tanah, Medan : Multi Grafika, 2005, hal. 213. 67 Muhammad Yamin, Op.Cit., hal. 26 Universitas Sumatera Utara 98 Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan hukum yang secara nyata mempunyai sesuatu hak atas bumi danatau memperoleh manfaat tanah dan bangunan. Masyarakat beranggapan bahwa apabila melakukan peralihan hak diatas pejabat yang berwenang, maka mereka harus membayar pajak yang mahal atas tanah yang dialihkan tersebut sehingga cenderung mengabaikan masalah pendaftaran tanah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hambatan yang paling jelas dalam pendaftaran tanah adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan cukup banyak dan mahal serta proses yang lama.

B. Cara Mengatasi Hambatan dalam Proses Pelaksanaan Jual Beli Bangunan dan Pendaftarannya

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan atas Perpanjangan Sertipikat Hak Guna Bangunan yang Berada di Atas Tanah Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Pakanbaru

4 112 105

Analisis Yuridis Pelaksanaan Jual Beli Bangunan Di Atas Tanah Yang Hak Guna Bangunannya Telah Berakhir Diatas Hak Pengelolaan Nomor 1/Petisah Tengah Yang Dikelola Pemerintah Kota Medan

0 68 135

Tinjauan Yuridis Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Batam Atas Tanah Hasil Reklamasi (Studi Pada HPL Yang Dikelola Pemerintah Kota Batam)

11 112 162

Kedudukan Hak Tanggungan Terhadap Peningkatan Hak Guna Bangunan Atas Tanah Untuk Rumah Tinggal Yang Dibebani Hak Tanggungan

1 41 150

Penentuan Harga Jual Beli Tanah Dalam Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Di Kota Pekanbaru

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan atas Perpanjangan Sertipikat Hak Guna Bangunan yang Berada di Atas Tanah Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Pakanbaru

0 0 24

Analisis Yuridis Pelaksanaan Jual Beli Bangunan Di Atas Tanah Yang Hak Guna Bangunannya Telah Berakhir Diatas Hak Pengelolaan Nomor 1/Petisah Tengah Yang Dikelola Pemerintah Kota Medan

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Pelaksanaan Jual Beli Bangunan Di Atas Tanah Yang Hak Guna Bangunannya Telah Berakhir Diatas Hak Pengelolaan Nomor 1/Petisah Tengah Yang Dikelola Pemerintah Kota Medan

0 2 27

Tinjauan Yuridis Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Batam Atas Tanah Hasil Reklamasi (Studi Pada HPL Yang Dikelola Pemerintah Kota Batam)

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Batam Atas Tanah Hasil Reklamasi (Studi Pada HPL Yang Dikelola Pemerintah Kota Batam)

0 1 30