98
Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan hukum yang secara nyata mempunyai sesuatu hak atas bumi danatau memperoleh manfaat tanah dan
bangunan. Masyarakat beranggapan bahwa apabila melakukan peralihan hak diatas pejabat yang berwenang, maka mereka harus membayar pajak yang mahal atas tanah
yang dialihkan tersebut sehingga cenderung mengabaikan masalah pendaftaran tanah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hambatan yang paling jelas dalam
pendaftaran tanah adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan cukup banyak dan mahal serta proses yang lama.
B. Cara Mengatasi Hambatan dalam Proses Pelaksanaan Jual Beli Bangunan dan Pendaftarannya
Dalam mengatasi berbagai hambatan dalam melaksanakan pendaftaran peralihan hak karena jual beli tersebut di atas, terdapat beberapa upaya untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Adapun upaya untuk memperkecil dalam usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi tersebut antara lain:
1. Menginformasikan kepada masyarakat baik mengenai pendaftaran peralihan hak atas tanah melalui jual beli maupun pendaftaran tanah untuk pertama
kalinya. 2. Menambah peralatan teknis serta memberikan pelayanan kepada masyarakat
sehingga penyelengaraan pendaftaran tanah dapat berjalan sebagaimana mestinya.
3. Memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi melalui pihak-pihak yang berwenang tentang informasi pendaftaran
Universitas Sumatera Utara
99
tanah dan besarnya biaya pendaftaran tanah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku serta pentingnya pendaftaran tanah sebagai bentuk
jaminan kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah. 4. Membuat program-program yang mempermudah atau mempercepat proses
pendaftaran tanah khususnya pada golongan ekonomi lemah agar mereka memperoleh jaminan kepastian hukum atas tanah yang mereka kuasai
sehingga dapat
merasa lebih
aman dan
tentram dalam
menggunakanmenguasai serta memanfaatkan tanahnya.
68
Adapun program yang dimaksud adalah mengenai Proyek Operasi Nasional Agraria PRONA yang mulai berlaku tanggal 15 Agustus 1981 sejak
dikeluarkannya keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 189 tahun 1981. Dengan adanya PRONA ini diharapkan permasalahan tanah yang marak
terjadi dapat diatasi dengan penuh pengertian dan kesadaran dari masyarakat. Penetapan pelaksanaan PRONA dilatarbelakangi sejumlah faktor yang
sifatnya teknis dan nonteknis, yakni: a.
Faktor teknis Menyangkut kenyataan, selama ini agraria bersifat pasif menunggu
masyarakat mendaftarkan tanahnya atau adanya rakyat yang membodohi masyarakat.
b. Faktor Nonteknis
68
Tampil Ansari Siregar, Op.Cit., hal. 111
Universitas Sumatera Utara
100
Menyangkut kepekaan masalah tanah yang turut meningkat, karena dengan meningkatnya jumlah penduduk dan volume pembangunan,
permintaan tanah yang luas dan berkualitas baik semakin besar. Sementara tanah semakin sulit didapat terutama di kota-kota besar.
Keresahan masyarakat karena persoalan tanah antara lain bersumber dari meningkatnya harga tanah, calo tanah dan campur tangan oknum
agraria diluar wewenangnya. Ditengah itu golongan ekonomi lemah sendiri cenderung menjual tanahnya kepada golongan ekonomi kuat.
69
Tujuan pendaftaran tanah melalui PRONA harus dapat dimanfaatkan sebagai landasan bagi akselerasi pelaksanaan pendaftaran peralihan tanah selanjutnya yakni
untuk menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam menciptakan stabilitas sosial politik serta
pembangunan nasional dan dapat menyelesaikan sengketa tanah yang bersifat strategis agar dapat mengurangi kerawanankepekaan sebagai gangguan terhadap
stabilitas sosial politik dikalangan masyarakat. Pada dasarnya, tidak ada hambatan yang berarti dalam proses pendaftaran
tanah dan permohonan hak baru terhadap tanah yang haknya telah berakhir di Kantor Pertanahan Kota Medan, kecuali yang berkaitan dengan penolakan terhadap proses
pendaftaran hak yang umumnya tejadi, yakni jika ada syarat yang tidak terpenuhi, misalnya perbuatan hukum yang telah dilakukan sebelumnya terhadap peralihan hak
69
Djoko Prakoso dan Budiman Ali Purwanto, Op.Cit.,hal.67
Universitas Sumatera Utara
101
atas tanah dengan jual beli tidak dapat dibuktikan kebenarannya dengan salinan akta yang dibuat dihadapan Notaris, tidak adanya rekomendasi yang merupakan syarat
mutlak terhadap peralihan hak atas tanah yang haknya telah berakhir diatas hak pengelolaan, tidak sedang dijaminkan atau tidak dalam sengketa dengan pihak lain,
dan perbuatan hukum terhadap peralihan hak atas tanah tersebut tidak pernah dibatalkan serta dilakukan oleh orangpihak yang memang memiliki kewenangan
sebagai pihak yang mengalihkan dan menerima pengalihan terhadap hak atas tanah tersebut.
C. Pandangan Hukum Kedepan Atas Peralihan Hak Atas Tanah Diatas Hak Pengelolaan