Pengujian Asumsi Klasik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 60 determinasi yang telah disesuaikan Priyatno, 2009:149. Dari hasil analisis diperoleh nilai adjusted R 2 sebesar 0,904 atau 90,4 persen yang berarti bahwa variasi produksi jagung Bisi-2 90,4 persen dipengaruhi oleh variabel luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk Phonska, sedangkan 9,6 persen sisanya dijelaskan oleh faktor lain seperti kondisi kesuburan tanah, cuaca, serta faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

D. Pengujian Asumsi Klasik

1. Multikolinearitas Menurut Priyatno 2009:156, untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model digunakan nilai tolerance dan varians inflation factor VIF pada model regresi. Variabel yang menyebabkan multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih daripada 0,1 atau VIF yang lebih besar daripada nilai 10. Besarnya nilai tolerance untuk masing-masing faktor produksi yaitu X 1 = 0,238, X 2 = 0,148, X 3 = 0,179, X 4 = 0,572, X 5 = 0,517 dan X 6 = 0,340 . Besarnya nilai VIF untuk masing-masing faktor produksi yaitu X 1 = 4,195, X 2 = 6,736, X 3 = 5,586, X 4 = 1,749, X 5 = 1,933 dan X 6 = 2,941. Nilai tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF tidak ada yang lebih besar dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara faktor produksi yang mempengaruhi produksi jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. 2. Autokorelasi Menurut Sulaiman 2002, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W Durbin-Watson. Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai D-W sebesar 2,121. Karena nilai D-W yang diperoleh terletak diantara 1,65 DW 2,35, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. commit to user 61 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola sebaran titik- titik pada diagram scatterplo Priyatno, 2009:164. Berdasarkan diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan.

E. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada