commit to user 45
menggunakan sabit untuk mempermudah pemetikan, setelah itu tongkol diputar beserta kelobotnya sampai putus dari tangkainya dengan
menggunakan tangan. e. Penanganan Pasca Panen
Penanganan pasca panen yang dilakukan yaitu pemipilan dan pengeringan. Jagung yang telah dipanen, kulitnya dikupas lalu jagung
diikat, dalam satu ikatan berisi beberapa tongkol jagung. Ikatan-ikatan jagung digantungkan dianjang-anjang sampai kadar airnya sekitar 18
dengan ciri-ciri bijinya mengkilap, sudah cukup keras dan mudah dipipil, apabila bijinya ditusuk dengan kuku ibu jari sudah tidak meninggalkan
bekas. Setelah itu dilakukan pemipilan. Pemipilan atau pemisahan biji jagung dari tongkolnya dilakukan dengan alat pemipil jagung yang disebut
kokrok. Kokrok berupa alat yang dibuat dari kayu, yang ditengahnya diberi paku atau ban bekas. Alat ini biasanya dibuat sendiri oleh petani atau
dibeli di pasar tradisional. Pengeringan jagung dilakukan secara alami dengan penjemuran yang memanfatkan sinar matahari. Penjemuran jagung
dilakukan satu kali, yaitu saat jagung sudah dalam keadaan pipilan yang biasanya dilakukan untuk jagung yang tongkolnya kecil-kecil atau saat
jagung masih dalam keadaan bertongkol untuk jagung yang tongkolnya besar. Penjemuran jagung yang sudah dalam keadaan pipilan dilakukan di
atas lantai, dibawah sinar matahari langsung dengan beralaskan terpal. Pengeringan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air pada biji jagung
sampai kadar airnya 14 dengan ciri-ciri jika dijatukan ke lantai, biji tersebut menimbulkan bunyi yang nyaring atau gemerisik.
B. Hasil Penelitian
1. Identitas Petani Sampel Identitas petani sampel atau responden merupakan gambaran secara
umum tentang keadaan responden yang meliputi umur, lama pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang aktif
dalam usahatani, rata-rata luas lahan garapan, dan lama berusahatani. Adapun identitas responden pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 10.
commit to user 46
Tabel 10. Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten
Wonogiri
No. Identitas Petani Keterangan
1. 2.
3.
4. 5.
6. 7.
Jumlah petani sampel orang Rata-rata umur th
Pendidikan a. SD orang
b. SLTP orang c. SLTA orang
d. Perguruan Tinggi orang e. Tidak Sekolah
Rata-rata jumlah anggota keluarga orang Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif
di usahatani orang Rata-rata luas lahan garapan Ha
Rata-rata pengalaman berusahatani th 30
52
20 5
4 -
1 4
2 0,16
10 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan petani dalam mengelola usahataninya diantaranya adalah umur, pendidikan dan
pengalaman. Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani adalah 52 tahun yang berati masih tergolong dalam usia produktif
15-64 tahun, dimana dengan usia yang masih produktif mereka dapat melaksanakan kegiatan usahataninya dengan lebih baik dan selalu
berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam berusahatani. Dari 30 responden, terdapat 20 petani berpendidikan SD, 5 petani
berpendidikan SMP, 4 petani berpendidikan SMA dan 1 petani tidak menempuh pendidikan formal. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap
petani dalam mengambil keputusan terhadap berbagai teknologi dan inovasi baru yang telah dikembangkan terutama untuk peningkatan
usahatani yang dijalankannya. Meskipun sebagian besar petani hanya berpendidikan sampai SD, namun mereka mempunyai pengalaman yang
cukup lama dalam berusahatani jagung varietas Bisi-2, yaitu selama 10 tahun. Pengalaman merupakan faktor penting dalam berusahatani, karena
commit to user 47
pengalaman seseorang dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang sekarang dilakukan. Dengan belajar dari pengalaman yang dimiliki, petani
mendapatkan pengetahuan baik teori maupun praktek untuk memperlancar usahataninya. Petani yang memiliki pengalaman lebih lama akan lebih
memahami situasi dan kondisi usahataninya, sehingga akan lebih mudah dalam mengelola resiko kegagalan usahataninya. Umur, pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki petani akan berpengaruh terhadap pola pikir, cara kerja dan kemampuan petani dalam menerima informasi dan
menyerap teknologi, serta berpengaruh pula dalam pengambilan keputusan dalam usahatani untuk meningkatkan pendapatan usahaninya.
Selain pendidikan formal dan pengalaman petani responden mendapatkan pengetahuan tentang usahatani jagung varietas Bisi-2 dari
berbagai kegiatan yang diadakan di tiap-tiap kelompok tani. Semua responden merupakan anggota dari Kelompok Tani Sri Rejeki, Kelompok
Tani Sri Bina Maju, Ngudi Rejeki dan Kelompok Tani Sumber Rejeki yang selalu mengadakan pertemuan rutin setiap 35 hari sekali. Dalam
pertemuan ini banyak diberikan pengetahuan-pengetahuan tentang usahatani, misalnya cara pemupukan, pengaturan jarak tanam, dan lain-
lain yang diberikan oleh PPL. Petani responden juga mendapatkan pengetahuan dari brosur atau leaflet yang didapatkan dari Dinas Pertanian,
misalnya yang berisi tentang pengenalan benih unggul. Keberadaan kelompok tani sangat membantu petani dalam melakukan usahatani, lewat
kelompok tani pemerintah menyalurkan bantuan kepada petani, seperti pemberian bantuan pupuk bersubsidi, bantuan benih, alat-alat pertanian
dan lain-lain. Lewat kelompok tani, petani juga dapat melakukan kredit dalam pembelian sarana produksi, yang pembayarannya dilakukan setelah
panen, hal ini tentunya sangat berati bagi petani dalam menjalankan usahataninya.
Rata-rata jumlah anggota keluarga petani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto yaitu 4 orang, sedangkan rata-rata jumlah anggota
keluarga yang aktif dalam usahatani adalah 2 orang, yaitu ayah dan ibu.
commit to user 48
Sedikitnya jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani dikarenakan mayoritas anak petani masih bersekolah dan bekerja di luar
kota menjadi pegawai swasta, berwiraswasta maupun menjadi buruh. Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani akan berpengaruh
pada besarnya penggunaan tenaga kerja luar. Apabila usahatani sudah bisa dilakukan sendiri oleh petani dan keluarganya, maka penggunaan tenaga
kerja luar dapat dikurangi. 2. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Jagung Varietas
Bisi-2 a. Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2
Macam dan jumlah sarana produksi yang digunakan dalam usahatani akan menentukan hasil yang diperoleh, oleh karena itu
kombinasi dalam penggunaan sarana produksi harus tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sarana produksi yang digunakan
dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 meliputi benih, pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk Phonska. Rata-rata penggunaan sarana
produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No. Sarana Produksi
Per Usahatani
Per Hektar
Rekomendasi
1. 2.
3. 4.
5. Luas lahan garapan Ha
Benih kg Pupuk Kandang kg
Pupuk Urea kg Pupuk Phonska kg
0,16 2,4
771,67 66,83
35,33 1,00
15 4.822,92
417,71 220,83
- 15-20
5.000 300
300
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 Berdasarkan pada Tabel 11, dapat diketahui bahwa rata-rata
penggunaan sarana produksi pada usahatani di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri dengan luas lahan per usahatani seluas 0,16 Ha
menggunakan benih sebanyak 2,4 kg per usahatani atau 15 kg per Ha.
commit to user 49
Pupuk kandang yang diperlukan per usahatani sebanyak 771,67 kg atau 4.822,92 kg per Ha. Penggunaaan pupuk kandang merupakan
pupuk yang penggunaanya paling banyak diantara pupuk lainnya. Hal ini karena pupuk kandang merupakan pupuk organik yang dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak untuk mengembalikan struktur tanah. Pupuk urea yang diperlukan per usahatani sebanyak 66,83 kg atau
417,71 kg per Ha, sedangkan penggunaan pupuk Phonska per usaha tani sebanyak 35,33 kg atau 220,83 kg per Ha. Dinas Pertanian telah
memberikan dosis anjuran pemupukan yaitu 300 kgHa untuk pupuk urea dan 300 kgHa untuk pupuk Phonska.
b. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang juga
sangat penting dalam usahatani jagung varietas Bisi-2. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar, tenaga kerja
luar membantu petani dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam usahataninya. Rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani
jagung varietas Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung
Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No. Keterangan
TKD HKP TKL HKP
Jumlah HKP Per UT
Per Ha Per
UT Per
Ha Per
UT Per Ha
1. 2.
3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
Pengolahan tanah Penanaman
Pemupukan Pemeliharaan
Pengendalian hama dan penyakit
Pemanenan Pengangkutan
Pemipilan Pengeringan
5,32 1,67
4,52 3,14
0,78 2,18
0,92 4,08
3,55 33,23
10,44 28,26
19,60
4,86 13,62
5,72 25,48
22,17 1,63
0,18 0,07
0,00
0,00 0,34
0,00 0,00
0,00 10,21
1,14 0,42
0,00
0,00 2,11
0,00 0,00
0,00 6,95
1,85 4,59
3,14
0,78 2,52
0,92 4,08
3,55 43,44
11,58 28,68
19,60
4,86 15,73
5,72 25,48
22,17 JUMLAH
26,16 163,38
2,22 13,88
28,38 177,26
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 4
commit to user 50
Keterangan: TKD : Tenaga Kerja DalamKeluarga TKL : Tenaga Kerja Luar
HKP : Hari Kerja Pria UT
: Usahatani Perhitungan penggunaan tenaga kerja dalam penelitian usahatani
menggunakan satuan Hari Kerja Pria HKP. Tenaga kerja yang ada di daerah penelitian dalam satu hari bekerja kurang lebih selama 8 jam,
upah yang diterima adalah Rp.30.000,00 untuk tenaga pria dan Rp.25.000,00 untuk tenaga wanita. Apabila dilakukan perhitungan
untuk satuan Hari Kerja Pria HKP maka diperoleh hasil 0,83 HKP untuk satu hari kerja wanita, nilai ini diperoleh dari perbandingan
antara upah Hari Kerja Wanita HKW dengan upah Hari Kerja Pria HKP.
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani jagung vairetas Bisi-2 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 28,38 HKP per usahatani atau 177,26 HKP per Ha. Penggunaan tenaga kerja
terdiri dari 163,38 HKP per Ha tenaga kerja dalamkeluarga, dan 13,88 HKP tenaga kerja luar. Kegiatan pengolahan tanah membutuhkan
tenaga kerja paling banyak, yaitu sebanyak 43,44 HKP. Hal ini dikarenakan pengolahan tanah yang dilakukan petani terdiri dari
pembalikan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan, pemecahan bongkahan-bongkahan, pembersihan sisa gulma sampai pembuatan
bidang tanam sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit membutuhkan tenaga kerja
paling sedikit, yaitu sebanyak 4,86 HKP. Sedikitnya tenaga kerja yang digunakan dalam pemberantasan hama dan penyakit dikarenakan,
serangan hama dan penyakit sedikit.
commit to user 51
3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 a. Biaya Usahatani Jagung Varietas Bisi-2
Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh petani
untuk membiayai kegiatan usahataninya yang meliputi biaya sarana
produksi, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, dan biaya lain-lain. Konsep biaya yang digunakan dalam analisis ini adalah biaya
mengusahakan. Biaya mengusahakan terdiri dari biaya alat-alat luar yang ditambah dengan upah tenaga kerja keluarga sendiri, yang
diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar. 1. Biaya Sarana Produksi
Macam sarana produksi serta besar biayanya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No Macam Sarana
Produksi Biaya
Per Usahatani Rp Biaya
Per Hektar Rp
1. Benih
84.000,00 525.000,00
2. Pupuk Urea
113.616,67 710.104,17
3. Pupuk Phonska
84.800,00 530.000,00
JUMLAH 282.416,67
1.765.104,17
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 Berdasarkan data pada Tabel 13, dapat diketahui bahwa rata-
rata biaya sarana produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah Rp.1.765.104,17HaMT. Sarana produksi yang digunakan
pada usahatani ini yaitu benih yang membutuhkan biaya sebesar Rp.525.000,00HaMT. Biaya untuk pembelian pupuk urea sebesar
Rp.710.104,17HaMT dan untuk pupuk Phonska sebesar Rp.530.000,00. Harga pupuk urea di pasaran yang umumnya
dibeli petani adalah Rp.85.000,00sak, dan berat satu sak pupuk urea adalah 50 kg, sehingga harga pupuk urea sebesar
Rp.1.700kg. Biaya
pembelian pupuk
Phonska sebesar
commit to user 52
Rp.120.000,00sak, dan berat satu sak pupuk Phonska adalah 50 kg, sehingga harga pupuk Phonska sebesar Rp.2.400,00kg.
2. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani jagung
varietas Bisi-2 terdiri dari tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar. Rata-rata biaya penggunaan tenaga kerja
pada usahatani jagung varietas Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung
Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No. Keterangan
Per Usahatani Rp
Per Hektar Rp
1. Pengolahan tanah
208.500,00 1.303.200,00
2. Penanaman
55.500,00 347.400,00
3. Pemupukan
137.700,00 860.400,00
4. Pemeliharaan
94.200,00 588.000,00
5. Pengendalian hama dan
penyakit 23.400,00
145.800,00 6.
Pemanenan 75.600,00
471.900,00 7.
Pengangkutan 27.600,00
171.600,00 8.
Pemipilan 122.400,00
764.400,00 9.
Pengeringan 106.500,00
665.100,00 JUMLAH
851.400,00 5.317.800,00
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4 Upah tenaga kerja per hari kerja pada usahatani jagung
varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri ini sebesar Rp.30.000,00 untuk tenaga kerja pria, dan Rp.25.000,00
untuk tenaga kerja wanita. Oleh karena itu perbandingan tenaga kerja pria dibandingkan tenaga kerja wanita adalah 6:5.
Total biaya tenaga kerja yang digunakan adalah sebesar Rp.5.317.800,00HaMT, kegiatan pengolahan tanah merupakan
komponen biaya yang paling besar membutuhkan biaya dengan rata-rata biaya sebesar Rp.1.303.200,00HaMT untuk 43,44 HKP.
commit to user 53
Biaya tenaga kerja paling sedikit dikeluarkan untuk pengendalian hama dan penyakit yaitu sebesar Rp.145.800HaMT untuk 4,86
HKP. 3. Biaya Lain-lain
Komponen biaya lain-lain yang dikeluarkan petani pada usahatani jagung Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di
Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No. Macam biaya
Per usahatani Rp
Per hektar Rp
1. Biaya pajak tanah
3.433,33 21.458,33
2. Biaya penyusutan
10.187,50 63.671,88
3. Biaya angkut panen
24.833,33 155.208,33
JUMLAH 38.454,16
240.338,54
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 6 Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa biaya lain-lain
yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp.240.338,54HaMT. Biaya lain-lain ini terdiri dari pajak tanah Rp.21.458,33HaMT,
biaya penyusutan alat yang terdiri dari cangkul, sabit dan ”kokrok” sebesar Rp.63.671,88HaMT. Biaya pengangkutan hasil panen
Rp.155.208,33HaMT, yaitu biaya yang dikeluarkan petani untuk menyewa mobil pengangkut hasil panen Rp.25.000,00 sampai
Rp.30.000,00 untuk satu kali angkut atau pembelian bahan bakar bensin untuk sepeda motor yang digunakan sebagai alat angkut.
commit to user 54
4. Biaya Total Biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani jagung
varietas Bisi-2 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rata-rata Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2
MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No. Macam biaya
Per usahatani Rp
Per hektar Rp
1. Biaya Saprodi
282.416,67 1.765.104,17
2. Biaya Tenaga Kerja
851.400,00 5.317.800,00
3. Biaya Lain-lain
38.454,16 240.338,54
JUMLAH 1.172.270,83
7.323.242,71 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 terdiri dari biaya pengadaan sarana
produksi yaitu sebesar Rp.1.765.104,17HaMT, biaya untuk membayar upah tenaga kerja sebesar Rp.5.317.800,00HaMT, dan
pengeluaran untuk biaya lain-lain sebesar Rp.240.338,54HaMT. Jadi, biaya total yang dikeluarkan petani dalam mengusahakan
jagung varietas Bisi-2 adalah sebesar Rp.7.323.242,71HaMT. Pengeluaran biaya yang paling besar adalah untuk biaya tenaga
kerja. Hal ini dikarenakan selama proses produksi, yaitu mulai dari pengolahan tanah sampai pemanenan membutuhkan banyak tenaga
kerja yaitu tenaga kerja dari dalamkeluarga dan juga tenaga kerja dari luar keluarga, sehingga biaya upah tenaga kerja yang
dikeluarkan juga besar. b. Penerimaan Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2
Penerimaan merupakan hasil perkalian dari produksi usahatani dengan harga per satuan. Rata-rata penerimaan usahatani jagung
varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 17.
commit to user 55
Tabel 17. Rata-rata Penerimaan Total Usahatani Jagung Varietas Bisi- 2 MT Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto,
Kabupaten Wonogiri
No. Keterangan
Per usaha tani Per hektar
1. Produksi kg
830,33 5.189,58
2. Harga Produksi Rpkg
3.050,00 3.050,00
3. Penerimaan Rp
2.532.506,50 15.828.219,00
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa produksi jagung
yang diperoleh petani adalah 5.189,58 kgHa, dengan harga jagung per kilogramnya Rp.3.050,00 diperoleh penerimaan petani pada usahatani
jagung varietas Bisi-2 sebesar Rp.15.828.219,00HaMT. c. Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2
Rata-rata pendapatan petani dari hasil usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri dapat dilihat dari
Tabel 18. Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT
Oktober 2010 - Januari 2011 di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
No. Keterangan
Per usaha tani Rp
Per hektar Rp
1. Penerimaan usahatani
2.532.506,50 15.828.219,00
2. Biaya usahatani
1.172.270,83 7.323.242,71
3. Pendapatan usahatani
1.360.235,67 8.504.976,29
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa rata-rata
penerimaan usahatani
jagung varietas
Bisi-2 sebesar
Rp.15.828.219,00HaMT dengan
biaya sebesar
Rp.7.323.242,71HaMT sehingga diperoleh rata-rata pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 sebesar Rp. 8.504.976,29HaMT.
commit to user 56
C. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas