Budidaya Tanaman Jagung Varietas Bisi-2

commit to user 36

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Budidaya Tanaman Jagung Varietas Bisi-2

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumpun yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah penghasil jagung di Jawa Tengah. Di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, tanaman jagung biasanya ditanam saat awal musim penghujan, dengan pola pergiliran tanaman jagung-padi-padi. Teknik penanaman jagung varietas Bisi-2 yang dilakukan petani meliputi beberapa tahap, antara lain : a. Persiapan Lahan Lahan yang akan digunakan untuk budidaya jagung varietas Bisi-2 harus dipersiapkan terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar tanah menjadi gembur, serta aerase dan drainase dalam tanah menjadi baik, sehingga tanaman dapat tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan di daerah penelitian menggunakan alat traktor dan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dengan melakukan pembalikan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan. Selanjutnya dilakukan pemecahan bongkahan-bongkahan tanah sehingga struktur tanah menjadi gembur dan halus dengan menggunakan cangkul. Setelah tanah menjadi gembur, dilakukan pembuatan bidang penanaman dan pembersihan sisa-sisa gulma serta pemberian pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak, pupuk urea dan pupuk Phonska sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang disebarkan merata di seluruh areal tanam dan dicampur dengan tanah, pemberian pupuk kandang ini bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah. Dosis pupuk dasar yang biasa digunakan petani adalah 4.800 kgHa pupuk kandang, 139 kgHa pupuk urea, dan 110 kgHa pupuk Phonska. Pemberian pupuk urea dan Phonska dengan cara dibenamkan pada jarak 10-15 cm dari tanaman. 42 commit to user 43 b. Penanaman Jagung varietas Bisi-2 merupakan jenis jagung hibrida, sehingga benih jagung vaietas Bisi-2 yang digunakan adalah benih baru, bukan dari hasil panen sebelumnya. Penanaman jagung varietas Bisi-2 dilakukan dengan menggunakan tugal. Tugal berupa batang kayu yang bagian ujung diperlancip untuk membuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat sedalam lima cm, dengan jarak antar baris ± 70 cm dan jarak antar tanaman dalam baris ± 20 cm, dengan satu biji per lubang. Ada juga petani yang menanam dengan jarak antar baris ± 80 cm dan jarak antar tanaman dalam baris ± 40 cm. Setiap lubang diberi dua benih jagung, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila benih tidak tumbuh, sehingga petani tidak perlu melakukan penyulaman. c. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman jagung varietas Bisi-2 mencakup pemupukan, penyiangaan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemupukan sangat penting dalam menjaga pertumbuhan tanaman, selain itu pemberian pupuk yang tepat dapat meningkatkan hasil panen. Pemupukan susulan pertama dilakukan saat tanam berumur 21 hari atau ± tiga minggu dengan pemberian pupuk urea sebanyak 139 kgHa dan pupuk Phonska 110 kgHa, pada umur 35-40 hari atau ± enam minggu dilakukan pemupukan susulan kedua dengan memberikan pupuk urea sebanyak 139 kgHa. Pemberian pupuk urea dan Phonska dengan cara dibenamkan pada jarak sekitar 10-15 cm dari tanaman, dan diusahakan tidak terkena tanaman langsung karena tanaman dapat mati. Pada waktu pemupukan, tanam diusahakan dalam keadaan lembab agar pupuk cepat terserap oleh tanah. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul. Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan gulma dan rumput yang menggangu pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dewasa dengan baik dan berproduksi tinggi. Penyiangan biasanya setiap 15-20 hari. Pembumbunan umumnya dilakukan bersamaan dengan commit to user 44 penyiangan, pembubuhan bertujuan untuk memperkokoh berdirinya batang tanaman jagung sehingga tanaman tidak mudah rebah dan memperbaiki aerasi tanah. Tanaman jagung memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhannya. Petani di daerah penelitian tidak melakukan kegiatan pengairan secara khusus, karena mereka hanya pengandalkan air hujan yang turun. Oleh karena itu, penanaman jagung dilakukan pada awal musim penghujan, sehingga kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman jagung tercukupi. Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan berdasarkan ada tidaknya serangan hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit di daerah penelitian dilakukan secara manual atau secara fisik. Misalnya hama ulat daun, dilakukan pengendalian dengan cara mencabut tanaman yang terserangga hama dan membunuh hama. Pengendalian penyakit, seperti bercak daun juga dilakukan secara manual, biasanya daun yang terkena penyakit dibeseti atau disobek-sobek dengan tangan, agar bagian yang terserang penyakit terkena panas matahari dan penyakit akan mati. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan secara manual yang dilakukan oleh petani, juga mempunyai tujuan agar tanaman jagung setelah panen dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, karena jika pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara kimiawi, bahan-bahan kimia dapat terserap oleh tanaman sehingga jika tanaman digunakan sebagai makanan ternak dapat meracuni ternak. d. Pemanenan Kegiatan pemanenan pada tanaman jagung varietas Bisi-2 dilakukan saat tanaman berusia sekitar 100-105 hari setelah tanam. Ciri-ciri tanaman jagung yang siap panen antara lain: kelobot bungkus biji jagung mulai mengering, biji cukup keras, mengkilat dan apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada hari cerah tidak ada hujan. Pemanenan jagung dilakukan dengan cara menghilangkan daun jagung yang telah mengering dan memotong batang bagian atas dengan commit to user 45 menggunakan sabit untuk mempermudah pemetikan, setelah itu tongkol diputar beserta kelobotnya sampai putus dari tangkainya dengan menggunakan tangan. e. Penanganan Pasca Panen Penanganan pasca panen yang dilakukan yaitu pemipilan dan pengeringan. Jagung yang telah dipanen, kulitnya dikupas lalu jagung diikat, dalam satu ikatan berisi beberapa tongkol jagung. Ikatan-ikatan jagung digantungkan dianjang-anjang sampai kadar airnya sekitar 18 dengan ciri-ciri bijinya mengkilap, sudah cukup keras dan mudah dipipil, apabila bijinya ditusuk dengan kuku ibu jari sudah tidak meninggalkan bekas. Setelah itu dilakukan pemipilan. Pemipilan atau pemisahan biji jagung dari tongkolnya dilakukan dengan alat pemipil jagung yang disebut kokrok. Kokrok berupa alat yang dibuat dari kayu, yang ditengahnya diberi paku atau ban bekas. Alat ini biasanya dibuat sendiri oleh petani atau dibeli di pasar tradisional. Pengeringan jagung dilakukan secara alami dengan penjemuran yang memanfatkan sinar matahari. Penjemuran jagung dilakukan satu kali, yaitu saat jagung sudah dalam keadaan pipilan yang biasanya dilakukan untuk jagung yang tongkolnya kecil-kecil atau saat jagung masih dalam keadaan bertongkol untuk jagung yang tongkolnya besar. Penjemuran jagung yang sudah dalam keadaan pipilan dilakukan di atas lantai, dibawah sinar matahari langsung dengan beralaskan terpal. Pengeringan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air pada biji jagung sampai kadar airnya 14 dengan ciri-ciri jika dijatukan ke lantai, biji tersebut menimbulkan bunyi yang nyaring atau gemerisik.

B. Hasil Penelitian