Tindak Tutur Deklaratif Bahasa Batak Toba Anak Usia 4 – 5 Tahun pada PAUD

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Tindak Tutur Deklaratif Bahasa Batak Toba Anak Usia 4 – 5 Tahun pada PAUD

Mawar Motung. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, hasil penelitian ini didasarkan pada pengamatan terhadap sembilan anak, lima orang berjenis kelamin perempuan dan empat orang berjenis kelamin laki-laki. Pada bagian ini, hasil penelitian akan menjelaskan bagaimana pemerolehan tindak tutur deklaratif bahasa Batak Toba anak usia 4-5 tahun Pada PAUD Mawar Motung terhadap yang diujarkan oleh pengasuh maupun teman lain ketika sedang terjadi proses interaksi belajar di kelompok bermain tersebut serta mendeskripsikan hubungan tindak tutur deklaratif bahasa Batak Toba anak usia 4 –5 tahun PAUD Mawar Motung dengan kesantunan berbahasa. Dalam proses perkembangan, semua anak yang normal pasti akan memperoleh suatu bahasa yang ilmiah. Dengan kata lain, setiap anak yang normal atau pertumbuhannya wajar, memperoleh suatu bahasa yaitu, “bahasa pertama” atau “bahasa ibu” dalam tahun-tahun pertama kehidupannya di dunia. Bahasa ibu atau native language adalah bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh anak Dardjowidjojo, 2003:241. Bahasa inilah yang awalnya dikenal dan dipergunakan anak dalam kehidupannya sehari-hari sebagai alat komunikasi. 5. Tuturan deklaratif mengiyakan secara verbal berupa jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut: Konteks : Miss pengasuh meminta murid untuk menggambar bendera Indonesia. Situasi : Di dalam ruangan kelas situasi formal Adryan : Di gusting do bendera on Miss? Universitas Sumatera Utara Miss digunting benderanya?. Kian : Olo sambil mengangguk. ‘Iya’ Miss : Olo Dryan. ‘Iya Dryan’ Pada konteks 5 di atas sebenarnya pengasuh menyuruh murid untuk menggambar bendera Indonesia. Kian menjawab pertanyaan Adryan terhadap pengasuh karena bendera tersebut harus digunting, kemudian Miss pengasuh juga membenarkan jawaban Kian. Bentuk Tindak Tutur Deklaratif yang diujarkan adalah dengan bentuk pertanyaan kemudian ditanggapi oleh anak dengan menjawab pertanyaan. 6. Tuturan deklaratif mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasandukungan. Bentuk mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasan atau dukungan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Miss pengasuh meminta murid untuk menggambar bendera Indonesia. Situasi : Di dalam ruangan kelas situasi formal Miss : Nunga sae Dwi? ‘Sudah selesai Dwi?’ Dwi : Nunga Miss. ‘Sudah Miss’ Adryan : Nga sae au, satokkin do sae. ‘Sudah selesai Aku, cepat selesai’ Konteks tututan 6 di atas adalah pengasuh menanyakan Dwi apakah sudah selesai menggambar bendera Indosesia dan ditanggapi oleh Dwi. Selain itu, Adryan juga Universitas Sumatera Utara memberikan dukungan atau penegasan atas tindak tutur deklaratif yang diujarkan oleh pengasuh. 7 Tuturan deklaratif menolak secara langsung dengan menyalahkan orang lain. Bentuk menolak secara langsung dengan menyalahkan orang lain seperti terlihat pada contoh berikut: Konteks : Miss pengasuh menyuruh murid untuk tidak menggangu temannya yang sedang menggambar bendera. Situasi : Di dalam ruangan kelas situasi formal Farel : mengambil gunting dan sengaja menggunting rambut Adryan Miss : Unang di gunting obut ni donganna Farel. ‘Jangan digunting rambut temannya Farel’ Adrysn : So botak annon. ‘Jangan nanti jadi botak’ Konteks tuturan 7 di atas adalah pengasuh meminta Farel supaya tidak menggunting rambut Irwan. Irwan menyalahkan Adryan karena jika Farel menggunting rambut Adryan bisa menyebabkan rambutnya menjadi botak. 8. Tuturan deklaratif mengiyakan dengan bentuk verbal berupa pertanyaan sebagai berikut: Konteks : Miss pengasuh menyuruh murid untuk menuliskan nama di buku masing- masing murid setelah selesai menggambar bendera. Situasi : Di dalam ruangan kelas situasi formal Miss : Baen goar na di buku na da. ‘Jangan lupa menulis nama di bukunya ya’ Farel : Songon dia goar hu Miss? Universitas Sumatera Utara ‘Bagaimana menulis nama saya Miss?’ Miss : Huruf “F” parjolo Farel sambil menuliskannya di papan tulis. ‘Dimulai huruf “F” Farel’ Farel : ooo.. songon i do? ‘ooo.. seperti itu?’ Konteks tuturan 8 di atas adalah anak menanggapi tindak tutur deklaratif yang diujarkan dengan menanyakan untuk mempertegas maksud tindak tutur deklaratif. 9. Tuturan deklaratif mengiyakan secara tidak langsung dengan pertanyaan terdapat pada contoh berikut: Konteks : Miss pengasuh menggambar bendera sebanyak 5 buah di papan tulis dengan ukuran yang berbeda. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Di gambar di buku na da nak.. ‘Di lukis di bukunya ya nak..’ Kian : ai balga ma i ? menunjuk bendera yang berukuran paling besar. ‘Besar sekali itu?’ Konteks tuturan 9 di atas menyiratkan tindak tutur deklaratif pengasuh ditanggapi oleh anak dengan membuat pertanyaan penegasan. 10. Tuturan deklaratif mengiyakan secara verbal berupa jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut: Konteks : Miss pengasuh menanyakan kondisi Irwan karena sedang memegang pipinya. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Na boha ho Dryan? Na marsahit do ho? Universitas Sumatera Utara ‘Kamu kenapa Adryan? Kamu sakit?’ Adryan : Daong Miss, accit ngingi hu mangallang permen au. ‘Tidak Miss, gigi saya sakit karena makan permen’ Konteks tuturan deklaratif di atas adalah pengasuh menyuruh anak untuk tidak mengganggu teman yang lain ketika temannya tersebut sedang melakukan suatu kegiatan. Bentuk Tindak Tutur Deklaratif yang diujarkan adalah dengan bentuk pertanyaan kemudian ditanggapi oleh anak dengan menjawab pertanyaan. 11. Respon ini diberikan oleh anak untuk bertindak tutur deklaratif yang berisi tentang sesuatu makna yang terdengar menyenangkan. Misalnya pada contoh ujaran berikut: Konteks : Murid-murid sedang menggambar bendera di buku mereka masing-masing. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Glestia : Bagak benderam Tari. ‘Tari benderamu cantik’ Tari : tersenyum. Ujaran tersebut mengandung makna pujian yang dilontarkan oleh Glestia kepada Tari tentang lukisannya yang bagus dan Tari mengiyakan dalam bent uk tindakan non verbal “senyuman”. 12. Tuturan deklaratif mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan atau kesanggupan. Mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Murid-murid sedang menggambar bendera di buku mereka masing-masing. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Adryan : Tari boi do di gambar ho? ‘Bisa kamu menggambarnya Tari?’ Tari : Boi. Universitas Sumatera Utara ‘Bisa’ Konteks di atas menjelaskan seorang anak Adryan bertanya kepada anak lainnya dengan menggunakan bentuk kalimat tanya dengan penanda pernyataan kesanggupan ditandai dengan kata ’boi’ yang artinya adalah ‘bisa’ sehingga ditanggapi oleh anak Tari dengan menggunakan pernyataan kesanggupan pula. 13. Tuturan deklaratif penolakan dengan menggunakan kata penolakan langsung. Bentuk penolakan secara verbal dengan menggunakan kata penolakan terlihat pada contoh berikut: Konteks :Pengasuh mempersilakan anak-anak untuk minum selesai melakukan olahraga. Situasi : Diluar ruangan situasi tidak formal Miss : Nga boi minum da. ‘Sudah bisa minum ya..’ Wanto : Dang naeng minum au. ‘Aku tidak ingin minum’ Pada konteks di atas, pengasuh sebenarnya mempersilahkan anak untuk beristirahat dan minum selesai melakukan olahraga, kemudian ditanggapi oleh anak Wanto yang tidak ingin minum dengan menggunakan kata penolakan ditandai dengan kata ’dang’ yang artinya adalah “tidak”. 14. Tututran deklaratif bentuk tanggapan mengiyakan secara verbal dengan menawarkan bantuan terlihat pada contoh berikut: Konteks :Murid-murid sedang menggambar bendera di buku mereka masing-masing. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Glestia : Miss dang muat di buku ku. ‘Miss tidak muat di buku saya’ Universitas Sumatera Utara Wanto : Idia asa hubaen. ‘Sini saya gambar’ Konteks tuturan 14 di atas menjelaskan pengasuh meminta anak untuk menggambar bendera. Pada tuturan di atas Glestia dan Wanto telah mampu menuturkan tuturan deklaratif. Pada tuturan di atas Wanto menanggapi dengan manawarkan bantuan untuk membantu Glestia menggambar bendera di buku Glestia. 15. Tuturan deklaratif bentuk mengiyakan secara verbal berupa jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut: Konteks : Murid-murid membuat tiang bendera dari tusuk gigi Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Aha do on? menunjukkan tusuk gigi kepada murid-murid ‘Ini namanya apa?’ Murid : Sumpit. ‘Sumpit’ Miss : Sumpit do on? ‘Ini sumpit?’ Adryan : Tusuk ngingi Miss. ‘Tusuk gigi Miss’ Pada konteks di atas sebenarnya pengasuh menyuruh anak membuat tiang bendera dari tusuk gigi. Bentuk tuturan deklaratif yang diujarkan adalah dalam bentuk pertanyaan kemudian ditanggapi oleh anak dengan menjawab pertanyaan. 16. Tututran deklaratif melakukan tindakan seperti yang diperintahkan. Universitas Sumatera Utara Bentuk mengiyakan dengan melakukan tindakan seperti yang diperintahkan, misalnya terjadi pada bentuk tuturan deklaratif untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti pada contoh ujran berikut: Konteks : Murid-murid membuat tiang bendera dari tusuk gigi Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Tari : Miss nion benderaku memberikan benderanya kepada pengasuh mengggunakan tanga kiri. ‘Miss ini bendera saya’ Miss : Pakke tangan kiri do mangalean? ‘Kalau memberi pakai tangan kiri?’ Tari : Menggantinya dengan menggunakan tangan kanan. Konteks di atas menjelaskan pengasuh menggunakan jenis tuturan deklaratif melarang Tari supaya mengganti tangan kanannya untuk memberikan bendera kepada Miss pengasuh dan anak menanggapinya dengan melakukan tindakan seperti yang dimaksud dalam tuturan deklaratif. 17. Tuturan deklaratif menolak secara tidak langsung dengan memberikan alasan. Menolak secara tidak langsung dengan memberikan alasan antara lain dijumpai pada tuturan deklaratif berikut ini: Konteks : Murid-murid membuat tiang bendera dari tusuk gigi Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Kian : Lokkot tangan hu Miss menunjukkan sisa lem di tangannya bekas menempel gambar benderanya dengan tusuk gigi dan membersihkannya dengan bajunya. ‘Miss tangan saya lengket’ Miss : Olo, ale unang tu baju mi di lap ho. Universitas Sumatera Utara ‘Ia, tapi jangan di lap ke bajunya ya’ Kian : Boi do annon hu cuci. ‘Nanti bisa saya cuci’ Konteks tuturan deklaratif di atas adalah pengasuh melarang Kian untuk tidak menggosokkan tangan karena sisa lem yang masih menempel di tangan Kian, namun Kian memberikan alasan bahwa di akan mencucinya di rumah. 18. Tuturan deklaratif bentuk pernyataan penolakan tidak langsung dengan alasan. Bentuk tuturan deklaratif pernyataan penolakan dengan menggunakan alasan terlihat pada contoh berikut: Konteks :Peneliti bertanya kepada anak saat sedang waktu bermain Situasi : Di luar ruangan situasi tidak formal Peneliti : Ise do goar mu dek? ‘Siapa nama adek?’ Oliv : Lidya Oliviana. ‘Lidya Olivia’ Peneliti : Bagak goarmu ate dek. Boru aha ho dek? ‘Cantik sekali nama adek, Boru apa adek?’ Oliv : Tokkin do hami marmeam pergi menemui teman-temannya. ‘Waktu bermain-main kami hanya sebentar’ Konteks di atas menjelaskan peneliti menanyakan anak marga anak. Namun demikian ada anak yang menolak dengan memberikan alasan bahwa ia ingin bermain bersama teman- temannya karena waktu bermain hanya sebentar. 19. Tututuran deklaratif bentuk penolakan berupa jawaban pertanyaan. Universitas Sumatera Utara Tuturan deklaratif bentuk penolakan berupa jawaban adalah sebagai berikut: Konteks : Murid-murid sedang belajar dengan tema baru. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Molo disukkun oma annon di jabu tema di sikkola, aha? ‘Kalau nanti mama menanyakan tema hari ini disekolah, apa?’ Kian : Dang huboto Miss. ‘Tidak tahu Miss’ Konteks tuturan di atas menjelaskan pengasuh Miss menanyakan anak Kian tentang tema apa yang dipelajari di sekolah jika orangtua menanyakannya di rumah. Kian menjawab pertanyaan pengasuh dengan penolakan. Bentuk Tindak Tutur Deklaratif yang diujarkan adalah dengan bentuk pertanyaan kemudian ditanggapi oleh anak dengan menjawab pertanyaan bahwa Kian tidak tahu tema yang dipelajari. 20. Diam tanpa bicara. Tanggapan anak terhadap tuturan deklaratif dengan cara non verbal ini banyak dilakukan oleh anak usia 4 – 5 tahun. Umumnya mereka mengerti tuturan deklaratif yang diujarkan penutur, dan tanpa membantah mereka merespon secara positif maksud dari tuturan yang diujarkan pengasuh. Seperti pada contoh ujaran berikut: Konteks : Murid-murid sedang belajar dengan tem a “Tanah Air” Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Aha do beda ni desa dohot kota? ‘Apa beda desa dengan kota?’ Murid : diam. Universitas Sumatera Utara Miss : Molo di desa kan godang pohon alai otik jabu, dohot mobil. Molo di kota godang jabu, godang mobil ale otik do pohon. Di gambar di buku na da nak. ‘Kalau di desa banyak pohon tapi sedikit rumah dan mobil. Kalau di kota banyak rumah, sedikit mobil tapi sedikit pohon. Lukis di bukunya ya nak’ Ujaran di atas memiliki daya yang cukup untuk membuat mitra tutur melakukan seperti yang diujarkan penutur tanpa membantah dan mereka merespon secara positif maksud maksud dari tuturan yang di ujarkan pengasuh. 21. Tuturan deklaratif mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasandukungan Bentuk mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasan atau dukungan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Pengasuh meminta anak menyimpang sandal ke rak sepatu Situasi : Tidak formal Miss : Molo sipatu disimpan di rak da nak.. ‘Sepatu disimpan di rak ya nak..’ Aldi : Au nakking hubaen do di rak. ‘Aku tadi menaruhnya di rak’ Konteks tuturan di atas menjelaskan pengasuh meminta anak menyimpan sepatu ketika akan memasuki ruangan belajar ke tempatnya dan ditanggapi oleh anak dengan memberikan dukungan atas tuturan deklaratif yang diujarkan oleh pengasuh. Universitas Sumatera Utara

4.2 Hubungan Tindak Tutur Deklaratif Bahasa Batak Toba Anak Usia 4