Kesantunan Positif dengan Membuat Persepsi bahwa Penutur Memahami Keinginan Lawan Tutur

Tututran deklaratif pernyataan penolakan dengan menggunakan alasan terlihat pada contoh berikut: Konteks :Peneliti bertanya kepada anak saat sedang waktu bermain Situasi : Di luar ruangan situasi tidak formal Peneliti : Ise do goar mu dek? ‘Siapa nama adek?’ Oliv : Lidya Oliviana. ‘Lidya Olivia’ Peneliti : Bagak goarmu ate dek. Boru aha ho dek? ‘Cantik sekali nama adek, Boru apa adek?’ Oliv : Tokkin do hami marmeam pergi menemui teman-temannya. ‘Waktu bermain-main kami hanya sebentar’ Strategi yang digunakan oleh anak Oliv agar penolakannya terdengar santun adalah dengan menggunakan penolakan secara tidak langsung. Agar penolakannya terdengar santun Oliv menggunakan penolakan ketika ditanya oleh peneliti dengan memberikan alasan waktu istirahat atau waktu bermain-main hanya sebentar. Psikolinguistik Interaksionis anak pada tuturan 3, 4, 5, dan 6 di atas menunjukkan adanya interaksi positif dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa serta kemampuan mental dan lingkungan bahasa anak serta menunjukkan bahwa kognitif anak bekerja dengan baik karena lawan tutur mampu memahami tuturan yang disampikan oleh penutur.

4.2.3 Kesantunan Positif dengan Membuat Persepsi bahwa Penutur Memahami Keinginan Lawan Tutur

8. Tuturan deklaratif mengiyakan dengan bentuk verbal berupa pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Konteks : Miss pengasuh menyuruh murid untuk menuliskan nama di buku masing- masing murid setelah selesai menggambar bendera. Situasi : Di dalam ruangan kelas situasi formal Miss : Baen goar na di buku na da. ‘Jangan lupa menulis nama di bukunya ya’ Farel : Songon dia goar hu Miss? ‘Bagaimana menulis nama saya Miss?’ Miss : Huruf “F” parjolo Farel sambil menuliskannya di papan tulis. ‘Dimulai huruf “F” Farel’ Farel : ooo.. songon i do? ‘ooo.. seperti itu?’ Tuturan deklaratif di atas diidentifikasi sebagai kalimat yang santun karena anak memakai ujaran tak langsung kepada pengasuh serta menggunakan diksi nama kepada pengasuh menggunakan Miss yang merupakan salah satu sapaan kesantunan. Pada konteks di atas juga anak menanggapi tindak tutur deklaratif yang diujarkan dengan menanyakan kembali untuk mempertegas tindak tutur deklaratif dari pengasuh. 9. Tuturan deklaratif mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasandukungan Bentuk mengiyakan secara tidak langsung dengan penegasan atau dukungan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Pengasuh meminta anak menyimpang sandal ke rak sepatu Situasi : Tidak formal Miss : Molo sipatu disimpan di rak da nak.. ‘Sepatu disimpan di rak ya nak..’ Universitas Sumatera Utara Aldi : Au nakking hubaen do di rak. ‘Aku tadi menaruhnya di rak’ Tuturan di atas diidentifikasi sebagai tuturan yang santun karena Aldi mampu memahami maksud pengaush. Agar tuturan terdengar santun Aldi mengiyakan ujaran pengasuh dengan penegasan bahwa ia menyimpan sepatunya di rak sepatu. Psikolinguistik Interaksionis tuturan di atas menunjukkan kompetensi dan performansi bahasa yang baik karena Language Acquisition Device LAD atau alat pemerolehan bahasa yang ada pada anak bekerja dengan baik. Secara kognitif anak telah mengetahui dan dapat menyampailkan tuturan yang santun dalam bentuk modus tuturan deklaratif serta kemampuan kompetensi tuturan anak berjalan seiring dengan kemampuan performansinya. 4.2.4 Kesantunan Positif dengan Berusaha Melibatkan Penutur dan Lawan Tutur Dalam Suatu Kegiatan Tertentu 10. Tuturan deklaratif mengiyakan secara verbal dengan menawarkan bantuan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Murid-murid sedang menggambar bendera di buku mereka masing-masing. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Glestia : Miss dang muat di buku ku. ‘Miss tidak muat di buku saya’ Wanto : Idia asa hubaen. ‘Sini saya gambar’ Tuturan di atas diidentifikasi sebagai tuturan yang santun karena pada tuturan tersebut seorang anak Wanto telah mampu menawarkan bantuan terhadap seorang anak yang lainnya Glestia untuk menggambar bendera di buku Glestia karena Glestia belum bisa menggambar bendera dengan benar. Universitas Sumatera Utara 11. Tuturan deklaratif mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan atau kesanggupan. Mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Murid-murid sedang menggambar bendera. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Adryan : Tari boi do di gambar ho? ‘Bisa kamu menggambarnya Tari?’ Tari : Boi. ‘Bisa’ Tuturan deklaratif di atas mengidentifikasikan tuturan langsung yang santun ketika Tari mampu menghargai nilai-nilai lawan tuturnya sesuai dengan situasi dan menolak secara tidak langsung atas tawaran Adryan untuk membantunya menggambar bendera dan menyatakan kemampuan atau kesanggupan untuk menggambarnya. Psikolinguistik interaksionis anak dalam tuturan 10 dan 11 di atas menyebutkan juga terjadinya interaksi positif antara penutur dan lawan tutur dalam melakukan suatu kegiatan.

4.2.5 Kesantunan Positif dengan Penawaran