Kesantunan Positif dengan Penawaran Kesantunan Positif dengan Memberikan dan Meminta Alasan

11. Tuturan deklaratif mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan atau kesanggupan. Mengiyakan secara langsung dengan pernyataan kemampuan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Murid-murid sedang menggambar bendera. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Adryan : Tari boi do di gambar ho? ‘Bisa kamu menggambarnya Tari?’ Tari : Boi. ‘Bisa’ Tuturan deklaratif di atas mengidentifikasikan tuturan langsung yang santun ketika Tari mampu menghargai nilai-nilai lawan tuturnya sesuai dengan situasi dan menolak secara tidak langsung atas tawaran Adryan untuk membantunya menggambar bendera dan menyatakan kemampuan atau kesanggupan untuk menggambarnya. Psikolinguistik interaksionis anak dalam tuturan 10 dan 11 di atas menyebutkan juga terjadinya interaksi positif antara penutur dan lawan tutur dalam melakukan suatu kegiatan.

4.2.5 Kesantunan Positif dengan Penawaran

12. Tuturan deklaratif menolak secara tidak langsung dengan pertanyaan terdapat pada contoh berikut: Kontek : Miss pengasuh menggambar bendera sebanyak 5 buah di papan tulis dengan ukuran yang berbeda. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Di gambar di buku na da nak.. ‘Di lukis di bukunya ya nak..’ Kian : ai balga ma i ? menunjuk bendera yang berukuran paling besar. Universitas Sumatera Utara ‘Besar sekali itu?’ Tindak tutur deklaratif di atas menjelaskan bentuk strategi yang digunakan oleh anak Kian kaitannya anak mengiyakan secara santun dengan penawaran. Agar terdengar santun anak menggunakan mengiyakan dengan bertanya kembali kepada pengasuh karena bendera yang akan di gambarnya cukup besar. Tuturan 12 di atas menunjukkan bahwa kognitif anak bekerja dengan baik. Tuturan yang disampaikan pengasuh merupakan berisi perintah agar melukiskannya di buku. Kompetensi dan performansi anak bekerja selaras dengan melihat respon yang diberikan anak terhadap pengasuhnya. Dengan demikian interaksi anak dengan pengasuh berjalan dengan baik, positif dan tetap santun.

4.2.6 Kesantunan Positif dengan Memberikan dan Meminta Alasan

13. Penolakan tuturan deklaratif berupa jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut: Konteks : Miss pengasuh menanyakan kondisi Irwan karena sedang memegang pipinya. Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Na boha ho Dryan? Na marsahit do ho? ‘Kamu kenapa Adryan? Kamu sakit?’ Adryan : Daong Miss, accit ngingi hu mangallang permen au. ‘Tidak Miss, gigi saya sakit karena makan permen’ Tuturan deklaratif di atas anak Adryan melakukan strategi memberikan jawaban atas pertanyaan pengasuh terhadap keadaan diri Adryan. Respon anak terdengar terdengar santun dilakukan dengan cara memberikan alasan bahwa Adryan tidak sakit tubuhnya tetapi Adryan sedang sakit gigi. 14. Mengiyakan tuturan deklaratif secara verbal berupa jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Konteks : Murid-murid membuat tiang bendera dari tusuk gigi Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Aha do on? menunjukkan tusuk gigi kepada murid-murid ‘Ini apa?’ Murid : Sumpit. ‘Sumpit’ Miss : Sumpit do on? ‘Ini namanya sumpit?’ Adryan : Tusuk ngingi Miss. ‘Tusuk gigi Miss Tuturan di atas merupakan tuturan yang santun karena anak mampu membuat persepsi bahwa penutur mampu memahami keinginan atau maksud lawan tutur dengan baik. 15. Melakukan tindakan seperti yang diperintahkan. Bentuk mengiyakan dengan melakukan tindakan seperti yang diperintahkan, misalnya terjadi pada bentuk tuturan deklaratif untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti pada contoh ujaran berikut: Konteks : Murid-murid membuat tiang bendera dari tusuk gigi Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Tari : Miss nion benderaku memberikan benderanya kepada pengasuh mengggunakan tanga kiri. ‘Miss ini bendera saya’ Miss : Pakke tangan kiri do mangalean? ‘Kalau memberi pakai tangan kiri?’ Tari : Menggantinya dengan menggunakan tangan kanan. Universitas Sumatera Utara Tuturan di atas diidentifikasi sebagai tuturan yang santun walapun pada awalnya tindak ujaran tersebut mengarah kepada ancaman terhadap muka positif karena cara anak tersebut Tari memberikan bendera kepada pengasuh Miss dengan menngunakan tangan kiri tetapi pada akhirnya Tari mengiyakan dengan melakukan tindakan seperti yang diperintahkan oleh pengasuh Miss dengan menngantinya menggunakan tangan kanan untuk menyerahkan bendera kepada pengasuh Miss supaya terlihat lebih santun. 16. Tuturan deklaratif diam tanpa bicara Tanggapan anak terhadap tuturan deklaratif dengan cara non verbal ini banyak dilakukan oleh anak usia 4 – 5 tahun. Umumnya mereka mengerti tuturan deklaratif yang diujarkan penutur, dan tanpa membantah mereka merespon secara positif maksud dari tuturan deklaratif yang diujarkan pengasuh. Seperti pada contoh ujaran berikut: Konteks : Murid- murid sedang belajar dengan tema “Tanah Air” Situasi : Di dalam ruangan situasi formal Miss : Aha do beda ni desa dohot kota? ‘Apa beda desa dengan kota?’ Murid : diam. Miss : Molo di desa kan godang pohon alai otik jabu, dohot mobil. Molo di kota godang jabu, godang mobil ale otik do pohon. Di gambar di buku na da nak. ‘Kalau di desa banyak pohon tapi sedikit rumah dan mobil. Kalau di kota banyak rumah, sedikit mobil tapi sedikit pohon. Lukis di bukunya ya nak’ Tuturan tersebut di atas diidentifikasi sebagai tuturan yang santun karena tanggapan murid yang mengerti tuturan deklaratif yang diujarkan penutur, dan tanpa membantah mereka merespon secara positif maksud dari tuturan deklaratif yang diujarkan pengasuh dengan melukis pohon di dalam buku. Universitas Sumatera Utara Kemampuan kognitif anak dalam memberikan dan meminta alasan terhadap penutur maupun lawan tutur menunjukkan bahwa psikolinguistik interaksionis anak dengan pengasuh cukup baik. Perpaduan antara faktor eksternal lingkungan dan faktor internal kognitif anak dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa Batak Toba berjalan baik dan positif.

4.2.7 Kesantunan Positif dengan Memberikan Perhatian Khusus pada Lawan Tutur