g. Pakailah bentuk impersonal yaitu dengan tidak menyebutkan penutur dan pendengar; ”Aku rasa setiap orang mengalami masa-masa sulit.”
h. Ujarkan tindak tutur itu sebagai ketentuan yang bersifat umum; ”Keadaan ekonomi sekarang ini sungguh sulit”.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1198. Pustaka adalah kitab, buku, buku
primbon, KBBI 2003: 912. Yuniarti 2010 dalam Thesisnya yang berjudul Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak
Usia Prasekolah Kajian Pada Kelompok Bermain Anak Cerdas P2PNFI Regional II Semarang, membahas tentang mengidentifikasi realisasi bentuk pemahaman anak usia
prasekolah terhadap Tindak Tutur Direktif TTD, mengidentifikasi realisasi bentuk-bentuk TTD yang diterbitkan oleh anak usia prasekolah, dan mengidentifikasi keterkaitan
perkembangan pemahaman serta penerbitan TTD anak usia prasekolah tersebut dengan kesantunan.
Penelitian tentang bahasa di lingkungan taman kanak-kanak telah dilakukan oleh Gustianingsih 2002. Penelitiannya yang membahas Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa
Indonesia pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, menunjukkan bahwa anak usia taman kanak-kanak telah memperoleh kemampuan sintaksis dalam menyusun kalimat majemuk.
Temuan ini akan menjadi gambaran pemerolehan bahasa terhadap fungsi tindak tutur anak secara sintaksis.
Stiawati 2012 dalam artikelnya yang berjudul Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah. Penelitian tersebut bertujuan mengkaji kompetensi tindak direktif anak usia
prasekolah. Data berupa tuturan-tuturan yang berisi bentuk, fungsi, dan strategi tindak direktif. Subjek penelitian adalah anak usia 3;0
– 5;0 tahun dari keluarga terdidik. Ancangan
Universitas Sumatera Utara
teori yang digunakan adalah teori Pragmatik dan Etnografi Komunikasi. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia prasekolah
sudah menggunakan diantaranya: empat belas kompetensi bentuk tindak direktif, enam kompetensi fungsi tindak direktif; dan kompetensi strategi tindak direktif secara langsung dan
tidak langsung. Hutabarat 2011 dalam Tesisnya yang berjudul Pemerolehan Sintaksis Bahasa
Indonesia Anak Usia Dua Tahun dan Tiga Tahun Di Padang Bulan Medan, yaitu bagaimana anak-anak pada tahun pertama kehidupannya anak-anak mulai meniru kata-kata yang mereka
dengar dari lingkungan sekitarnya dan dapat dikatakan pada saat itulah anak mulai menghasilkan “kata-kata pertama” mereka. Penelitian dilakukan berdasarkan teori biologis-
kognitif Chomsky yang menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dengan potensi biologis untuk bahasa dan pemerolehan serta perkembangan bahasa terjadi bukan karena potensi
biologis tersebut saja tetapi juga karena adanya lingkungan bahasa yang mendukung. Selanjutnya, Nasution 2009 dengan judul penelitian Kemampuan Berbahasa Anak
Usia 3 –4 Tahun Prasekolah di Play Group Tunas Mekar Medan: Tinjauan Psikolinguistik,
penelitian ini memaparkan bahwa anak usia 3 –4 tahun telah memperoleh kemampuan
fonologis, sintaksis, maupun semantik. Penelitian ini menginformasikan bahwa anak pada usia itu telah mampu menguasai kalimat-kalimat secara bertahap mulai dari bentuk kalimat
yang sederhana hingga bentuk kalimat yang kompleks. Taningsih 2006 mengamati pentingnya Mengembangkan Kemampuan bahasa Anak
usia 4 –6 tahun melalui Bercerita. Dalam tulisannya, dipaparkan bahwa cerita mendorong
anak bukan saja senang menyimak cerita , tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang tata cara berdialog dan bernarasi sehingga terstimulasiterangsang untuk
menirukannya. Kemampuan pragmatik terstimulasi melalui bercerita karena dalam cerita ada negosiasi dan pola tindak-tutur yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi
Universitas Sumatera Utara
larangan, dan memuji. Kajian ini menjadi referensi penelitian dalam mengamati tindak tutur anak taman kanak-kanak yang menjadi subjek peneliti.
Marpaung 2006 dalam skripsinya yang berjudul Pemerolahan Bahasa Batak Toba Anak Usia 1
–5 Tahun, menyimpulkan bahwa tahap-tahap perkembangan pemerolehan bahasa anak, adalah tahap holofrastik tahap linguistik pertama, tahap ucapan-ucapan dua kata,
tahap perkembangan tata bahasa, tahap tata bahasa menjelang dewasa dalam bahasa Batak Toba.
Selanjutnya, Nasution 2009 dalam Thesisnya yang berjudul Kemampuan Berbahasa Anak Usia 3-4 tahun di Play Group Tunas Mekar Medan: Tinjauan Psikolingustik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa anak usia prasekolah terlibat dalam tindak tutur.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi adalah letak atau tempat Alwi, dkk 2003: 680. Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah PAUD Mawar Motung, Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 10 Februari 2014 – 10 Maret 2014.
3.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh KBBI, 2003: 994. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan deklaratif dari anak PAUD Mawar yang berada di
Desa Motung, Kec. Ajibata Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara yang berusia empat sampai lima tahun. Penulis mengambil 9 anak untuk dijadikan sebagai narasumber, lima
orang berjenis kelamin perempuan dan empat orang berjenis kelamin laki-laki. Setiap anak yang diteliti harus memenuhi kriteria-kriteria diantaranya, berusia 4
–5 tahun, merupakan penduduk setempat, sehat jasmani dan rohani, beserta bahasa pertamanya adalah bahasa
Batak Toba.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah penyediaan dan pengklasifikasian data. Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode adalah
cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode Sudaryanto 1993:9. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak.
Disebut “metode simak” atau “penyimakan” karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993:133. Metode
Universitas Sumatera Utara