1
Yogi Siregar, 2013 Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berlangsungnya pembelajaran sejarah di lingkungan formal selama ini hanya cukup dengan cerita-cerita saja tanpa adanya suatu penggunaan media.
Media yang menandai dalam suatu proses pembelajaran untuk menghindari dari verbalisme maka dari itu media gambar menjadi sangat lah penting dalam proses
pembelajaran sejarah. Dan seringkali diindentikan dengan proses transfer informasi atau ilmu dari guru kepada siswa. Proses transmission transfer ilmu
informasi yang dilakukan oleh guru ke siswa secara terus-menerus. Tanpa adanya suatu inovasi dalam pembelajaran akan menyebabkan suatu kejenuhan dalam
proses belajar mengajar di kelas, tanpa inovasi dalam pembelajaran, sejarah akan menjadi hal yang tidak menyenangkan dimata siswa. Selain itu terjadi suatu
anggapan bahwa guru sebagai penyampai materi dan menjadi sumber satu- satunya bagi siswa.
Berdasarkan pedapat Sudjana 1989: 28 yang berpendapat bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga proses
melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Menurut pendapat Adams Dickey Ruhimat 2008: 116-121 secara luas
menyatakan belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu maka guru harus berperan sebagai motor penggerak terjadinya
aktivitas belajar dengan cara memotivasi siswa motivator, memfasilitasi belajar facilitator,
mengorganisasi kelas
organizer, mengembangkan
bahan pembelajaran developer, menilai program-proses-hasil pembelajaran evaluator
dan memonitor aktivitas siswa supervisor dan sebagainya.
2
Yogi Siregar, 2013 Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Seperti pendapat yang telah dikemukakan di atas maka belajar adalah hal yang harus dilakukan dan sangat mendasar bagi manusia. Belajar merupakan
proses yang dilakukan secara berkesinambungan, melakukan inovasi pada pembelajaran dengan berbagai cara atau usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan cara memanfaatkan setiap sarana atau sumber baik di dalam atau di luar pranata pendidikan. Karena itu dalam proses pembelajaran sejarah, guru
harus menjadi fasilitator yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sanjaya 2010: 208-209, b bahwa melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang
bersifat abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Selain itu penggunaan media dapat menambah
motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Karena materi pembelajaran sejarah konteksnya adalah membahas tentang masa lalu dan tidak sedikit dari konsep yang ada di dalam materi sejarah adalah
sesuatu yang abstrak dan membutuhkan daya nalar yang tinggi, maka siswa memerlukan alat bantu atau media untuk menvisualisasikannya. Tujuanya adalah
agar membantu siswa untuk mempermudah dalam memahami konsep-konsep atau mempertinggi penguasaan siswa terhadap materi dalam pembelajaran sejarah.
Pemanfaatan media gambar sangat efektif dalam meningkatkan belajar siswa, karena media gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan
mentransformasikan pengetahuan verbal yang sering disampaikan oleh guru saat pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media secara maksimal dalam pembelajaran
akan mempengaruhi minat belajar siswa, aktivitas belajar siswa maupun terhadap hasil belajar siswa.
Proses pembelajaran yang seharusnya menarik dan menyenangkan, pada kenyataanya tidak demikian. Seperti yang telah digambarkan oleh Ismaun 2001:
12 bahwa pendidikan sejarah masih berkosentrasi pada peristiwa-peristiwa sejarah yang tertuang dalam buku saja. Apa yang dipelajari oleh siswa dari buku-
buku tersebut seolah-olah sesuatu hal yang dianggap sudah final, dan seperti
3
Yogi Siregar, 2013 Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kebenaran abadi. Keterkaitan antara peristiwa-peristiwa sejarah terjadi dalam masyarakat sekitar sekolah dan tempat siswa atau daerahnya dapat dikatakan tidak
ada. Lebih-lebih lagi semakin tua usia suatu peristiwa sejarah yang dipelajari oleh siswa, semakin jauh jarah waktu antara peristiwa sejarah tersebut dengan diri
siswa yang semakin kurang atau tidak ada keterkaitannya dengan apa yang terjadi dalam masyarakat di lingkungan sekolah dan siswa.
Hal ini pun sependapat dengan tanggapan Wiraatmadja 2002: 133, bahwa banyak siswa yang mengeluh bahwa pembelajaran sejarah itu sangat
membosankan karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun, tokoh, dan peristiwa sejarah. Segudang informasi dijejalkan begitu saja kepada siswa dan
siswa tinggal menghafalnya di luar kepala. Permasalahan yang diungkapkan di atas tersebut juga dialami oleh siswa
kelas X-1 SMA PGII 2 Bandung. Sebuah keharusan bagi guru dapat menyajikan materi dengan baik, termasuk dalam mata pelajaran sejarah yang menjadi fokus
penelitian oleh penulis. Berangkat dari hasil pengamatan awal yang dilakukan penulis pada pra penelitian ke sekolah, ada beberapa permasalahan yang terdapat
pada pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan penulis mendapatkan informasi mengenai bentuk masalah belajar yang diamati
dalam kegiatan belajar di kelas X-1 SMA PGII 2 Bandung. Adapun permasalahannya adalah tidak semua pelajaran khususnya sejarah
dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Dapat dilihat ketika proses pembelajaran sejarah sedang berlangsung, tidak
semua siswa dapat merespon pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran sejarah malah dimanfaatkan siswa untuk melakukan aktivitas lain.
Ketika proses pembelajaran berlangsung, terlihat perhatian siswa berkurang tidak lagi fokus, bersamaan dengan berlalunya waktu hal tersebut
dapat dilihat dengan adanya siswa yang asik berbincang-bincang mengobrol di luar konteks pembelajaran dengan teman sebelahnya dan siswa yang tertidur di
saat pembelajaran sedang berlangsung. Karena pembelajaran sejarah dianggap kurang begitu menarik bagi siswa yang mengakibatkan proses pembelajaran
menjadi tidak kondusif.
4
Yogi Siregar, 2013 Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Alokasi waktu yang tersedia pada mata pelajaran sejarah di SMA PGII 2 Bandung dinilai sangat cukup, mata pelajaran sejarah di sekolah tersebut hanya
diberikan waktu 1 jam pelajaran dalam 1 minggu yang berlaku pada semua kelas. Dengan alokasi waktu yang tidak terlalu panjang untuk mata pelajaran sejarah
guru kurang memanfaatkan jam pelajaran tersebut untuk memberikan materi dengan berbagai variasi yang berbeda. Dan tidak nampak adanya vasiasi atau
media yang dugunakan saat proses pembelajaran berlangsung. Padahal pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai bentuk maupun
cara, seperti yang diungkapkan Gagne Wena, 2009: 22 bahwa pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai
macam media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki kiat maupun seni untuk memadukan antara bentuk pembelajaran dan media yang
digunakan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang harmonis. Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan di atas masalah yang
terdapat pada rendahnya aktivitas belajar siswa yang masih kurang. Untuk itu perlu adanya solusi kongkrit untuk memecahkan masalah tersebut sehingga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tugas guru dalam hal ini adalah menggunakan pendekatan mengajar yang berorientasi pada antusias belajar dan
aktivitas belajar siswa, yaitu penerapan media gambar untuk menuntut siswa aktif dalam berpikir dan bertindak apa yang sedang dipelajari. Sehingga hal tersebut
akan berdampak kepada aktivitas siswa dalam belajar. Penerapan sebuah media dalam pembelajaran di kelas selain dapat
mengembangkan kemampuan ajar guru sebagai pengajar di kelas, media juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam belajar. selain itu kenapa peneliti menerapkan dan memilih media gambar karena peneliti menilai media gambar lah yang dinilai cukup efektif untuk
digunakan di kelas tersebut, itu dikarena alokasi yang diberikan untuk mata pelajaran sejarah di sekolah tersebut sangat terbatas dan jikalau pun peneliti
memilih media yang lain maupun yang lebih hidup jika dibandingkan dengan media gambar misalnya seperti menampilkan film, video ataupun media audio
visual yang lainnya maka peneliti dapat dipastikan akan membutuhkan waktu
5
Yogi Siregar, 2013 Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
lebih untuk mengoperasikannya. Dan memang sangat lah disayangkan pula karena fasilitas sekolah yang memang dapat dikatakan masih belum memadai, sekolah
hanya menyediakan satu alat proyeksi atau infocus LCD, jika harus dibayangkan setiap guru dari setiap masing-masing mata pelajaran dan kelas yang ingin
menggunakan infocus diwaktu yang bersamaan. Karena itulah kenapa peneliti lebih memilih media gambar, karena media ini peneliti dapat membuatnya
langsung dan yang terpenting adalah tidak terlalu mengandalkan fasilitas sekolah yang masih kurang.
Media gambar sebagai media pembelajaran memang memiliki dampak terhadap aktivitas belajar siswa, untuk itu penulis mencoba mengajukan salah satu
penerapan media gambar sebagai salah satu alat yang digunakan dalam pembelajaran sejarah, dengan melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sejarah Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas X-1 SMA Persatuan Guru Islam Indonesia 2 Bandung
”.
B. Rumusan Masalah Penelitian