`
Perbedaaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adverse opinion adalah : pendapat tidak wajar ini diebrikan dalam
keadaan auditor mengetahui adanyan ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat no opinion karena
ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
Contoh pendapat tidak memberikan pendapat: “We are not independent with respect to Home Decors.com, Inc, and the
accompanying balance sheet as of December 31, 2011, and the related statements of income, retained earnings, and cash flows for the year then
ended were not audited by us. Accordingly, we do not express an opinion firm.”
Contoh pendapat tidak memberikan pendapat menurut IAI 2001 dalam SA Seksi 508 paragraf 63 adalah sebagai berikut
“Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik sediaan dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas
kuantitas sediaan dan kos aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan, dan kami tidak menyatakan,
pendapata atas laporan keuangan”
2.1.3 Opini Going Concern
2.1.3.1 Going Concern
Going concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada balance sheet perusahaan yang
harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap
perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen paling yang paling buruk, kecurangan ekonomis, dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti merosotnya
nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi secara tajam akibat tingginya tingkat suku bunga.
Universitas Sumatera Utara
`
Arens et al 2012:52-53 menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan badan usaha tersebut untuk
mempertahankan keberlangsungan usahanya : a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan
signifikan. b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh
tempo. c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh
asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa.
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.
2.1.3.2 Pengertian Opini Going Concern
Going concern opinion merupakan salah satu asumsi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas ekonomi.Asumsi ini mengharuskan
entitas ekonomi secara operasional dan keuangan memiliki kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya atau going concern.Audit report dengan
modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor
harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan
likuiditas di masa yang akan datang. Ketika auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang besar
mengenai kemampuan dari badan usaha untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya, maka pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
harus diterbitkan. Menurut Putri 2011 bahwa laporan audit dengan modifikasi
Universitas Sumatera Utara
`
mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang
auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi
perusahaan, kemampuan membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.
Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan
ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis
biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain IAI, 2001: SA Seksi 341.1 paragraf 1.
IAI 2001 dalam SA Seksi 341paragraf 02-10 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor yaitu: 1.
Tanggung jawab auditor Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak
tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas. Evaluasi auditor
berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisisi dan persitiwa yang ada pda atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasii
tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit
yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit.
Universitas Sumatera Utara
`
Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampaun entitas dalam mempertahankan hidupnya dalam
jangka waktu pantas dengan cara sebagai berikut : a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan
dalam perencanaan pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau
peristiwa secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas. Mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa
beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor.
b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu yang pantas, ia harus : 1. memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa,dan 2. menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut
dapat secara efektif dilaksanakan. c. Setelah auditor mengevaluasii rencana manajemen, ia mengambil
kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu yang pantas.
Auditor tidak bertanggungjawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan
berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu
tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak
dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Prosedur Audit
Auditor tidak perlu merancang merancang prosedur audit dengan tujan tanggal untuk mengidentifkasi kondisi dan peristiwa yang, jika
dipertimbangkan secara keseluruhan menunjukkn bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang
lain harus cukup untuk tujuan tersebut. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut :
a. Prosedur analitik b. Review terhadap peristiwa kemudian
Universitas Sumatera Utara
`
c. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang.
d. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting yang dibentuk
e. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara
pengadilan yang melibatkan entitas tersebut. f. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
3. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa
Auditor dapat mengindentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang
pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa di antaranya kemungkinan hanya
menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa
tersebut :
a. Trend negatif sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif
dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek. b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan sebagai
contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban uangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen,
penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk
mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
c. Masalah intern sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas
sukse projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan
memperbaiki operasi.
d. Masalah luar yang telah terjadi sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-
masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau
paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana seperti gempa bumi, banjir,
kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
Universitas Sumatera Utara
`
4. Pertimbangan atas rencana manajemen
Jika, setelah mempertimbangan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian
besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus mempertimbangkan rencana
manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut. Auditor harus memperoleh informasi tentang rencana
manajemen tersebut, dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu
mengurangi dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka waktu pantas.
5. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap
laporan auditor IAI, 2001: SA Seksi 341 paragraf 10.
Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Berikut ini adalah contoh laporan auditor independen yang berisi pernyataan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai
kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungann hidupnya IAI, 2001: SA Seksi 341 paragraf 15.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan Laporan Auditor Independen
[pihak yang dituju oleh auditor] Kami telah mengaudit neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 serta
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan
adalah tanggungjawab manajemen Perusahaan. Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit
kami.
Universitas Sumatera Utara
`
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
PT KXT tanggal 31 Desember 20X2, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diuraikan
dalam Catatan X atas laporan keuangan, perusahaan telah mengalami kerugian yang berulang kali dari usahanya dan mengakibatkan saldo
ekuitas negatif serta pada tanggal 31 Desember 20X2, jumlah kewajiban lancar Perusahaan melebihi jumlah aktiva sebesar Rp YYY. Rencana
manajemen untuk mengatasi masalah ini juga telah diungkapkan dalam Catatan X. Laporan keuangan terlampir tidak mencangkup penyesuaian
yang berasal dari masalah tersebut.
[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]
[Tanggal]
Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memilik
rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau
peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.
Berikut ini adalah contoh laporan auditor independen yang berisi pernyataan tidak memberikan pendapat IAI, 2001: SA Seksi 341 paragraf
12
Kami telah mengaudit neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen Perusahaan. Tanggungjawab kami
Laporan Auditor Independen
[pihak yang dituju oleh auditor]
Universitas Sumatera Utara
`
terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diuraikan
dalam Catatan X atas laporan keuangan, perusahaan telah mengalami kerugian yang berulangkali dari usahanya dan mengakibatkan saldo
ekuitas negatif, arus kas negatif dari kegiatan usaha dan kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pinjaman bank yang telah jatuh
tempo. Hal-hal tersebut menyebabkan timbulnya kesangsian besar mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Laporan keuangan terlampir tidak mencangkup penyesuaian ang berasal dari ketidakpastian tersebut.
Karena adanya ketidakpastian besar mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya seperti yang kami
kemukakan dalam paragraf diatas, maka keadaan ini tidak memungkinkan kami untuk menyatakan, dan kami tidak menyatakan, pendapat atas
laporan keuangan tersebut diatas.
[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]
[Tanggal]
Berikut ini disajikan gambar 2.1 panduan untuk mempertimbangkan pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan pendapat dalam hal auditor
menghadapi masalah kesangsian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
Universitas Sumatera Utara
` Tidak
Ya
Ya Tidak
Ya
Tidak
Ti Ya
Tidak Tidak
Ya
Gambar 2. Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern
sumber : IAI, 2001 : SA Seksi 341
Apakah ada kondisi danatau peristiwa
yang berdampak terhadap kelangsungan
hidup entitas ?
Apakah auditor sangsi atas
kelangsungan hidup entitas ?
Apakah ada rencana manajemen ?
Apakah rencana manajemen dapat
dilaksanakan ?
Apakah cukup pengungkapan ?
Tidak memberikan
pendapat SA Seksi 508
[PSA NO 29]
Tidak memberikan
pendapat
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf
Penjelasan Berkaitan dengan Kelangsungan Hidup Entitas
atau Penekanan atas Suatu Hal Empbasis of a Matter
Pendapat Wajar dengan Pengecualian atau
Pendapat Tidak Wajar
Universitas Sumatera Utara
`
2.1.3.3 Tanggng Jawab Auditor Terhadap Opini Audit Going Concern