Kesederhanaan Kejelasan dan Kepastian

81 prinsip – prinsip yang digunakan BPPT Provsu dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan Perijinan BPPT Provsu 2014. Adapun setiap prinsip dari penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu ini juga merupakan prinsip yang terkandung dalam prinsip pelayanan prima. Demikian pula dengan asas penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu juga tidak jauh berbeda dari asas pelayanan publik itu sendiri. Untuk itu, dibawah ini akan dideskripsikan satu per satu informasi yang diperoleh dari hasil wawancara sesuai dengan prinsip dan asas penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu yang secara langsung akan dikaitkan dengan unsur – unsur yang dimuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

1. Kesederhanaan

Unsur kesederhanaan ini sebenarnya terkait dengan tata cara pelayanan maupun prosedur penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang dilaksanakan oleh BPPT Provsu. Sebelum Pelayanan Terpadu Satu Pintu di selenggarakan, banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan perijinan yang berbelit – belit dan menempuh proses yang panjang serta biaya yang cukup besar. Akhirnya, pemerintah menilai perlu dilakukan reformasi pelayanan perijinan melalui penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dimana penerbitan sebuah ijin cukup dilakukan pada badan khusus secara terpadu satu pintu. Sebagaimana terpadu satu pintu ini adalah bentuk dari penyederhanaan pelayanan dari yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 82 tadinya masyarakat maupun pemohon ijin harus berurusan dengan beberapa SKPD, kini cukup hanya berurusan pada satu badan saja yakni BPPT di masing – masing daerah. Karena konsep penyerdehanaan pelayanan itu pula, tiap – tiap daerah kini telah menganut sistem tersebut. hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan Perijinan BPPT Provsu 2014

2. Kejelasan dan Kepastian

Kejelasan dan kepastian prosedur pelayanan dilihat dari sisi kejelasan alur pelayanan atau tahapan pelayanan yang harus dilalui oleh masyarakat dalam mengurus ijinnya dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemohon ijin. Alur yang dimaksud dalam penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu ini yakni mekanisme pengolahan dokumen persyaratan penerbitan ijin dari awal berkas diserahkan sampai akhirnya sebuah ijin diterbitkan yang dilakukan secara terpadu satu pintu. Untuk mekanisme Pelayanan Terpadu Satu Pintu, sesungguhnya masing – masing jenis ijin yang dikelola oleh BPPT Provsu memiliki mekanisme yang dilakukan secara terpadu juga yakni : PERMOHONAN IJIN DIKEMBALIKAN TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN PEMOHON FRONT OFFICE KEPALA BPPTSU KABID PERIJINAN KOORDINASI TIM TEKNIS FRONT OFFICE PERMOHONAN IJIN DITANDATANGANI MEMENUHI PERSYARATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 83 Gambar 5.1 Mekanisme Pelayanan Terpadu Satu Pintu BPPT Provsu Untuk meminta penjelasan tentang gambar tersebut, penulis mencoba bertanya kepada Bapak Yoyon Haryono yang mendeskripsikannya sebagai berikut: “Untuk mekanismenya, pertama terlebih dulu datang ke BPPT Provsu untuk menanyakan persyaratan sesuai dengan ijin yang dimohonkan atau dapat mengakses di bppt.sumut.prov.go.id , kemudian setelah persyaratan dilengkapi, pemohon datang ke front office untuk menyerahkan berkas permohonan beserta surat pengantar kemudian kami akan memprosesnya di back office dan akan berkonsultasi dengan instansi lain sesuai dengan ijin yang dimohonkan. Itu berarti dalam memproses ijin, BPPT tidak bekerja sendiri karena BPPT Provsu ini adalah lembaga yang sifatnya administrasi bukan teknis, contohnya ketika hendak menerbitkan Ijin Rumah Sakit, kami akan menghubungi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan menindaklanjuti permohonan tersebut. Jadi, BPPT Provsu harus tetap menggandeng instansi teknis dalam penerbitan ijin tersebut.” Dalam rangka memberikan kualitas pelayanan publik yang prima, BPPT Provsu senatiasa berupaya untuk mewujudkannya dengan berbagai cara salah satunya dari segi biaya. Ketika ditanyakan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh pemohon ijin untuk menerbitkan sebuah ijin. Kepala Badan Pelayanan Perijinan BPPT Provsu berkomentar : “Bagi masyarakat maupun perusahaan yang mengurus ijin, BPPT Provsu sama sekali tidak mengenakan biaya apapun. Pemohon cukup hanya datang, mengajukan permohonan dan melengkapi berkas yang harus dilengkapi sebagai syarat dalam mengurus sebuah ijin yang diserahkan di front office dan mengambilnya kembali di front office ketika ijin telah diterbitkan.” Sejalan dengan itu, unsur kejelasan dan kepastian ini juga terkait dengan kejelasan petugas pelayanan BPPT Provsu terkait dan keberadaan serta kepastian petugas yang memberikan pelayanan di BPPT Provsu. Keberadaan dan kepastian petugas yang melayani ini haruslah jelas dan pasti, apakah pegawai yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 84 ditempatkan di bidang perijinan sudah memadai, memiliki kemampuan yang sesuai dengan keahlian dan latar belakang keilmuannya dan apakah mampu mengerjakan tugas dan fungsinya dengan baik. Untuk hal ini, Kepala Bidang Pelayanan Perijinan berkomentar : “Semenjak BPPT Provsu berdiri tahun 2011 silam dan menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, sejauh ini jumlah di BPPT Provsu dirasa masih cukup dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Akan tetapi, berbeda hal ketika nanti jumlah perijinan yang dikelola oleh BPPT Provsu bertambah, tentu BPPT Provsu juga membutuhkan tambahan jumlah pegawai. Sejauh ini kami menilai, setiap pegawai BPPT Provsu juga masih cukup mampu mengerjakan tugas dan fungsinya masing – masing termasuk dalam penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini namun banyak pegawai BPPT Provsu yang memiliki latar belakang keilmuan yang bertolak belakang dari yang diharapkan. BPPT Provsu tentu sangat berharap pegawai yang ada di BPPT Provsu memiliki latar belakang keahlian yang sesuai. Meskipun demikian, para kepala bidang di BPPT Provsu senantiasa mengarahkan dan mengajari seluruh anggotanya sehingga masing – masing bawahan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, kedepannya BPPT Provsu berharap agar pemerintah juga menempatkan orang – orang yang memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan BPPT Provsu.”

3. Kepastian Waktu