Klayen conventional PSPP INSYAF

2.3. Klayen conventional

Klayen conventional adalah residen yang sudah menginjak usia remaja dan mengalami berbagai permasalahan yaitu putus sekolah, ingin mencoba-coba menggunakan narkoba, tidak memiliki keterampilan dan mengalami proses demoralisasi sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkugannya, khusunya menyangkut kehidupan para anak yang nakal dan dianggap menganut pola hidup yang sangat memalukan dan biasanya menempuh kehidupan tanpa harapan, atau bahkan bisa menjadi gila oleh tingkah lakunya sendiri. Untuk mengatasi segala permasalahan, mereka dibina di Panti Sosial Parmadi Putra “insyaf” Sumatera Utara dengan mengadopsi metode therapeutic community dalam setiap kegiatannya menggunakan pendekatan pekerjaan sosial dan menjalanin rehabilitasi sosial berupa bimbingan sosial, mental, fisik, vokasional dan berbagai program pelatihan keterampilan yang diberikan oleh PSPP “insyaf” sehingga nantinya mereka dapat menjadi anak-anak yang terampil dengan baik.

2.4 PSPP INSYAF

Panti sosila parmadi putra “insyaf” ini adalah pusat rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza dengan memberi rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar, pembinaan fisik, mental sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi dan bimbingan lanjutan bagi korban penyalahgunaan napza agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam Universitas Sumatera Utara kehidupan bermasyarakat. Korban penyalahgunaan napza dapat melaksanakan keberfungsian sosialnya yang meliputi kemapuan dalam melaksanakan peran, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah yang dihadapinya dan aktualisasi diri. Panti rehabilitasi ini adalah panti yang memberikan program pelatihan keterampilan dalam usaha-usaha menggali potensi dan bakat para klayen. Program pelatihan keterampilan yang diberikan ialah: 1. Keterampilan desain grafis 2. Keterampilan elektronika 3. Keterampilan ngelas 4. Keterampilan perbengkelan roda dua 5. Keterampilan perbengkelan roda empat Panti sosial rehabilitasi korban penyalahgunaan napza ini juga memberikan beberapa kaitan lainnya yaitu mendidik para klayen, antara lainnya adalah bimbingan rehabilitasi seperti, bimbingan motivasi pemangkasan sikap dan prilaku, dinamika kelompok, olah raga dan pembinaan rohani. Semuanya itu dilakukan dengan tujuan mendukung penguasaan pelatihan keterampilan dengan baik.

2.5 Kerangka Pemikiran