Leukosit merupakan unit aktif dari sistem pertahanan tubuh manusia. Keberadaan leukosit dalam semen adalah hal fisiologis. Pada setiap ejakulat yang
dikeluarkan, hampir selalu dapat ditemukan leukosit yang keluar melalui epididimis selain sebagai pertahanan tubuh juga memiliki peranan penting dalam
sistem kekebalan dan fagositik sperma abnormal. Menurut World Health Organization WHO bila ditemukan jumlah leukosit yang meningkat hebat
dengan jumlah lebih dari 1 juta leukosit permiliter dikatakan bahwa keadaan tersebut merupakan suatu kondisi yang disebut dengan leukositospermia Aziz et
al., 2004. Prevalensi leukositospermia sangat sering dijumpai pada pria infertil dan pada kondisi peradangan yang sangat berkorelasi dengan kualitas semen yaitu
terganggunya motilitas sperma dan kapasitas fertilisasi in vitro serta mengakibatkan menurunnya transport dan ketahanan sperma pada saluran
reproduksi wanita Sharma et al.,2001. Pengaruh keberadaan leukosit pada cairan semen dengan patogenesis
infertilitas pada pria terkait dengan kualitas sperma masih kontroversial, meskipun insidensinya tinggi pada kasus-kasus infertilitas. Studi terbaru
menunjukkan bahwa leukosit memiliki dampak yang negatif pada kualitas semen sebagai akibat dari kehadiran reactive oxygen spesies ROS, yang diproduksi
terutama oleh leukosit. Keberadaan reactive oxygen spesies ROS ini sangat berbahaya bagi spermatozoa. Sedangkan pada penelitian Tomlinson et al., tidak
menemukan korelasi antara jumlah leukosit dalam cairan semen dengan penurunan kualitas sperma terutama pada motilitas sperma Lackner et al., 2010.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai hal tersebut dengan tujuan untuk mengetahui hubungan jumlah leukosit pada cairan semen dengan motilitas
sperma pada pasangan infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan jumlah leukosit
dalam cairan semen dengan motilitas sperma pada pasangan infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum:
Mengetahui hubungan jumlah leukosit dalam cairan semen dengan motilitas sperma pada pasangan infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus:
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jumlah pasien infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan periode
1 April 2012 sampai 31 April 2013. 2. Mengetahui jumlah sperma pada berdasarkan hasil pemeriksaan analisis sperma
pada pasien infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan. 3. Mengetahui jumlah leukosit berdasarkan hasil pemeriksaan analisis sperma pada
pasien infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan. 4. Mengetahui persentase motilitas sperma berdasarkan hasil pemeriksaan analisis
sperma pada pasien infertil di Rumah Sakit Adenin Adenan Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan bukti dalam upaya menerangkan hubungan antara jumlah leukosit dengan motilitas sperma pada pasangan infertil.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para klinisi praktisi analisa sperma.
3. Untuk memperkuat dugaan infertilitas pada pasien dengan diagnosa sementara infertilitas.
4. Penelitian ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infertilitas pada Pria 2.1.1 Definisi Infertilitas
Menurut the Practice Committee of the American Society for Reproductive Medicine ASRM, infertilitas didefinisikan sebagai suatu kegagalan untuk
mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual secara regular tanpa menggunakan alat kontrasepsi Wein et al., 2012. Sedangkan
menurut The International Committee for Monitoring Assisted Reproductive Technology ICMART dan World Health Organization WHO tahun 2009
menyebutkan definisi infertilitas secara klinis bahwa infertilitas merupakan suatu penyakit sistem reproduksi yang ditetapkan dengan adanya kegagalan mencapai
kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara regular tanpa menggunakan alat kontrasepsi Zegers et al., 2009. Definisi klinis
ini didesain sedemikian rupa untuk dapat mendeteksi sejak dini dan melakukan penatalaksanaan yang tepat pada kejadian infertilitas Mascarenhas et al., 2012.
2.1.2 Tipe Infertilitas Pria
Secara garis besar infertilitas dapat dibagi dua yaitu Al-Haija, 2011 : 1. Infertilitas primer: merupakan suatu keadaan dimana pria suami tidak pernah
menghamili wanita istri meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 12 bulan secara teratur tanpa kontrasepsi.
2. Infertilitas sekunder: merupakan suatu keadaan dimana pria suami pernah menghamili wanita istri tetapi kemudian tidak mampu menghamili lagi wanita
istri meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 12 bulan secara teratur tanpa kontrasepsi.
Terdapat tiga faktor yang menjadi indikator penting dalam memberikan informasi tentang fertilitas suatu pasangan di masa yang akan datang yaitu adanya
hubungan seksual secara teratur, lamanya berusaha, tidak menggunakan kontrasepsi. Jika durasi infertilitas kurang dari 3 tahun, maka pasangan tersebut
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk hamil di waktu yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara