Strategi keterampilan menjelaskan: keterampilan menyajikan bahan belajar
Modul Pelatihan SD Kelas Awal
27
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa mengajar merupakan kegiatan mengorganisasikan lingkungan peserta didik untuk menyampaikan pesan
berupa pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru harus menguasai proses
komunikasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam sebuah penyampaian pesan dan ide selama proses komunikasi tentunya
sering terjadi sebuah atrisi penyusutan makna komunikasi yang disadari oleh guru. Dengan demikian, guru dituntut menggunakan strategi-strategi komunikasi
untuk meminimalisir terjadinya sebuah atrisi. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan guru
dan peserta didik dalam bentuk timbal balik berupa pertanyaan, jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara mental. Adanya
umpan balik ini memungkinkan guru mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan. Komunikasi dikatakan efektif jika pesan, dalam
hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh peserta didik. Komunikasi efektif dalam pembelajaran
harus didukung dengan keterampilan komunikasi antarpribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Untuk mengembangkan komunikasi dalam kelas ada beberapa pola komunikasi yang perlu diketahui guru dan diterapkan sekaligus dikembangkan, yaitu:
a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah; Komunikasi jenis ini menuntut guru untuk berperan aktif melakukan aksi dalam memberi sebuah
materi dan peserta didik difungsikan sebagai penerima aksi. Ceramah adalah sebuah komunikasi yang secara umum kurang dapat membuat peserta didik
menjadi hidup. b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah; Komunikasi dua arah
adalah keikutsertaan semua anggota kelas baik guru maupun peserta didik. Guru dan peserta didik dapat berperan sama, sebagai aksi maupun penerima aksi.
Komunikasi jenis ini akan memperlihatkan hubungan dua arah antara guru dan peserta didik dengan tetap menjaga batasan sebagai guru dan peserta didik.
Namun komunikasi jenis ini, pelajar tidak bisa melakukan interaksi dengan