Latar Belakang Analisis Tenaga Kerja Sektoral Di Provinsi Sumatera Utara Periode 1980 – 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi setiap daerah bahkan suatu negara senantiasa diarahkan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatmya. Sedangkan secara teknis, aktivitas pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan interaksi dari berbagai aspek atau variabel antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam, modal, teknologi dan lain-lain. Demikian pula halnya dengan Sumatera Utara sebagai wilayah provinsi dengan program-program pembangunan daerah, juga ditujukan kepada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Sumatera Utara secara umum. Pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan di semua lapisan ekonomi bahkan dengan penekanan pada penduduk miskin. Oleh karena itu, pembangunan suatu daerah harus dikembangkan dan dilaksanakan dengan memperhitungkan kondisi dan potensi penduduknya sehingga seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Pembangunan suatu daerah dapat dikategorikan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan menurut indikator-indikator yang berlaku. Keadaan atau kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah di Sumatera Utara. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan dengan kualitas penduduk yang memadai, akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan daerah. Universitas Sumatera Utara Sumber daya manusia mengandung dua pengertian, antara lain: pertama, sumber daya manusia SDM mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Pengertian kedua dari sumber daya manusia SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Kedua pengertian SDM tersebut mengandung aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja dan aspek kualitas dalam atau jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi. Payaman Simanjuntak, 1985. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh suatu sektor perekonomian, dapat digunakan sebagai indikator daya serap sektor perekonomian tersebut terhadap angkatan kerja. Sepanjang sejarah, pertambahan penduduk merupakan sumber terpenting atas bertambahnya output yang dinikmati seluruh dunia. Jumlah penduduk yang meningkat hampir selalu mengarah pada naiknya total output. Mobilitas aktivitas perekonomian di berbagai sektor di Sumatera Utara seharusnya juga diikuti oleh kemampuan masing-masing sektor untuk menyerap tenaga kerja yang tersedia di pasar kerja di Sumatera Utara. Gambaran tentang komposisi dan daya serap tenaga kerja berdasarkan 9 sembilan sektor atau lapangan usaha di Provinsi Sumatera Utara disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel-1 Komposisi Tenaga Kerja Sektoral Sumatera Utara Persen Dalam kurun waktu 5 lima tahun terakhir, kontrubusi sektor pertanian dalam total tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara masih mendominasi seluruh sektor, No Sektor Tahun Pertumbuhan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 49,8 46,4 45,7 44,9 44,4 42,0 42,7 -6,92 2 Pertambangan 0,5 0,4 0,3 0,6 0,4 0,5 0,3 -16,06 3 Industri 6,8 7,3 7,8 8,3 7,3 7,8 7,3 7,19 4 LGA 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 6,38 5 Konstruksi 4,6 4,7 4,8 5,0 4,8 5,4 4,5 2,56 6 Perdagangan 15,3 18,3 19,6 19,3 18,8 19,6 18,3 19,56 Universitas Sumatera Utara walaupun mengalami penurunan kontribusi rata-rata -6,92 persen pertahun. Demikian pula sektor pertambangan terlihat mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu 16,06 persen. Sebaliknya sektor yang menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi adalah sektor perdagangan dengan rata-rata kontribusi sebesar 19,56 persen dan dengan pernanan yang cukup besar setelah sektor pertanian yaitu 18,45 persen. Sektor lain yang meningkat dengan cukup tinggi adalah sektor keuangan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 32,33 persen dengan kontribusi rata-rata sebesar 1,11 persen. Gambaran output PDRB 9 sembilan sektor atau lapangan usaha Sumatera Utara dapat disajikan pada tabel di bawah. Tabel-2 Perkembangan PDRB Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Atas Harga Konstan Tahun 2000 Miliar Rupiah PDRB Sumatera Utara masih didominasi oleh sektor industri yaitu rata-rata sebesar 24 persen pertahun dengan pertumbuhan sebesar 6,6 persen. Pada urutan kedua adalah sektor pertanian yaitu rata-rata 23 persen namun pada kurun waktu lima tahun dimaksud dengan pertumbuhan nominal sebesar 9,6 persen demikian pula Sektor Tahun Pertum buhan Share 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 35.808 41.010 48.872 54.431 57.658 60.143 61.558 9,6 23,0 Pertambangan 2.039 2.405 2.981 3.230 3.550 3.779 3.924 11,7 1,4 Industri 41.193 45.531 51.641 55.051 58.141 59.256 60.125 6,6 24,0 LGA 1.880 1.898 2.073 2.325 2.406 2.625 2.715 6,4 1,0 Konstruksi 9.400 10.548 12.763 14.902 15.001 17.452 19.254 12,9 6,3 Perdagangan 30.340 34.846 41.281 44.942 47.688 49.252 53.256 10,0 19,3 Transportasi 14.339 16.364 18.569 19.257 20.146 21.562 22.555 7,9 8,6 Keuangan 9.726 11.588 14.410 15.729 16.558 16.889 17.542 10,6 6,5 Universitas Sumatera Utara terdapat pertumbuhan kontribusi sebesar 0,5 persen pertahun. Selanjutnya sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 19,3 persen, meningkat rata-rata 10 persen pertahun sedangkan kontrubis bertumbuh 0,9 persen pertahun. Sebaliknya sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan dalam kontrubusi adalah adalah sektor industri sebesar -2,2 persen, Listrik gas dan Air Bersih 2,2 persen dan sektor transportasi -0,9 persen. Secara umum terjadi peningkatan pada PDRB Sumatera utara dalam harga konstan tahun 2000, yaitu rata-rata sebesar Kondisi ini menunjukkan bahwa meningkatnya aktivitas sektor-sektor perekonomian di Sumatera Utara tidaklah semata-mata diikuti oleh peningkatan kesempatan kerja pada sektor, demikian pula mengindikasikan belum mampunya menyerap tenaga kerja yang tersedia di pasar kerja secara optimal sehingga persoalan ketenaga-kerjaan tetap berlangsung terutama dalam aspek pengangguran sebesar 9,5 persen pertahun.

1.2. Perumusan Masalah