5.2.1. Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Penerapan Rumah Sehat
Pendapatan keluarga dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang diperoleh masyarakat per bulan berdasarkan rupiah. Hasil penelitian menunjukkan 60,91
masyarakat mempunyai pendapatan keluarga lebih dari Upah Minimum Regional atau lebih dari Rp. 1.000.000,-. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pekerjaan
masyarakat umumnya adalah nelayan, sehingga kesempatan untuk mempunyai penghasilan lebih dari 1.000.000,- per bulan adalah hal yang wajar.
Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan pendapatan keluarga dengan penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,017 p0,05, artinya
masyarakat dengan penghasilan tinggi akan mempunyai peluang dalam menerapkan rumah sehat. Secara proporsi menunjukkan masyarakat dengan pendapatan keluarga
kategori tinggi 30,2 cenderung menerapkan rumah sehat dibandingkan masyarakat dengan pendapatan kategori rendah 11,9.
Berdasarkan nilai rasio prevalens menunjukkan bahwa masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih dari UMR 1,26 kali berpeluang dalam menerapkan
rumah sehat dibandingkan masyarakat dengan penghasilan kurang dari UMR. Namun berdasarkan uji regresi logistik pendapatan tidak menjadi faktor yang
memengaruhi masyarakat untuk memiliki rumah yang sehat, karena pengujian yang dilakukan secara serempak, artinya ada faktor lain yang lebih dominan berhubungan
atau berpengaruh terhadap penerapan rumah sehat selain pendapatan keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bungsu 2008 bahwa
penghasilan keluarga mempunyai hubungan dengan penerapan rumah sehat.
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga dengan penelitian Panudju 1999 bahwa masyarakat dengan penghasilan tinggi berpengaruh terhadap penerapan rumah yang sehat.
5.2.2. Pengaruh Jarak Rumah terhadap Penerapan Rumah Sehat
Jarak rumah dalam penelitian ini adalah jarak rumah masyarakat dengan pantai pinggir laut berdasarkan meter. Hasil penelitian menunjukkan 58,18
masyarakat mempunyai jarak 200 meter dengan pantai, dan secara statistik melalui uji chi square menunjukkan jarak rumah mempunyai hubungan signifikan dengan
penerapan rumah sehat pada masyarakat di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe dengan nilai p=0,019 p0,05, artinya jauh dekatnya rumah masyarakat dengan bibir
pantai pinggir laut akan berdampak terhadap penerapan rumah sehat. Secara proporsi menunjukkan bahwa masyarakat yang menerapkan rumah
sehat 26,6 terdapat pada masyarakat dengan jarak rumah 200 meter dari pantai pinggir laut, dan dilihat dari nilai rasio prevalens menunjukkan masyarakat dengan
jarak 200 meter mempunyai peluang 1,243 kali menerapkan rumah sehat dibandingkan masyarakat dengan jarak rumah 200 meter dari pinggir laut.
Jarak rumah dengan pinggir laut berdampak terhadap upaya sanitasi lingkungan perumahan, seperti penyediaan sampah, kepemilikan sarana air, dan
keadaan kebersihan dalam rumah dan luar rumah, artinya masyarakat yang dekat pantai sulit untuk membersihkan halaman rumah dari sampah, karena pengaruh angin
laut yang langsung ke dalam rumah, demikian juga kebersihan dalam rumah, selain
Universitas Sumatera Utara
itu resapan air laut juga berdampak terhadap akses air bersih, apalagi sumber air dari air sumur.
5.2.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Penerapan Rumah Sehat