BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian
Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Lhokseumawe
ditetapkan statusnya menjadi pemerintah kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001. Secara Geografis Kota Lhokseumawe berada
pada posisi 04° 54’ – 05° 18’ Lintang Utara dan 96° 20’ – 97° 21’ Bujur Timur, yang diapit oleh Selat Malaka batas – batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka.
2. Sebelah Barat dengan Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
3. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara.
4. Sebelah Timur dengan Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara.
Secara administratif Kota Lhokseumawe mempunyai 4 kecamatan dengan luas wilayah 181,10 km², dan terdiri dari 68 Gampong desa.
Desa Pusong Lama merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah pesisir di Kota Lhoksuemawe dengan jarak tempuh ke pusat Kota Lhokseumawe ± 2 km,
dan termasuk dalam kecamatan Muara Dua dengan jumlah jumlah KK sebanyak 1.885 KK yang terdiri dari 1.105 KK yang bukan keluarga miskin dan 780 KK
termasuk keluarga miskin.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah analisis secara tunggal keseluruhan variabel yang diteliti dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang
meliputi karakteristik masyarakat umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, besar keluarga, lama tinggal dan jarak rumah dengan pantai, dan variabel perilaku
pengetahuan, sikap dan tindakan.
4.2.1 Karakteristik Masyarakat
Karakteristik masyarakat dalam penelitian ini mencakup umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, besar keluarga, lama tinggal, jarak rumah dengan pantai,
pendidikan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 41-53 tahun sebanyak 57 orang 51,82, mayoritas berpendidikan tamatan
SLTP sederajat sebanyak 88 orang 80,00, dan mayoritas berprofesi sebagai nelayan sebanyak 82 orang 74,55.
Berdasarkan penghasilan masyarakat diketahui mayoritas termasuk tinggi UMR sebanyak 67 orang 60,91, besar keluarga mayoritas 2 anak sebanyak
65 orang 59,09, dan berdasarkan jarak rumah dengan pantai diketahui mayoritas respoden mempunyai jarak rumah dengan pantai 200 meter sebanyak 64 orang
58,18. Keseluruhan karakteristik masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
No Karakteristik Masyarakat
Jumlah n Persentase
Umur 1 29 - 40 Tahun
53 48,18
2 41 - 53 Tahun 57
51,82
Total 110
100,00
Pendidikan 1 Tamat SD
10 9,09
2 Tamat SLTP 88
80,00 3 Tamat SLTA
12 10,91
Total 110
100,00
Pekerjaan 1 PNS
4 3,64
2 Nelayan 82
74,55 3 Buruh
9 8,18
4 Tidak Bekerja 15
13,64
Total 110
100,00
Penghasilan 1 Tinggi
≥ UMR 67
60,91 2 Rendah UMR
43 39,09
Total 110
100,00
Jumlah Anak 1 2 Anak
65 59,09
2 ≥ 2 Anak
45 40,91
Total 110
100,00
Jarak Rumah 1 100 - 200 Meter
46 41,82
2 200 Meter 64
58,18
Total 110
100,00
Variabel pengetahuan didasarkan pada skala ordinal dari 24 dua puluh empat pertanyaan dengan alternatif jawaban benar dan salah. Hasil penelitian dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
Benar Salah
No Indikator Pengetahuan n
n 1
Sanitasi rumah penting untuk menciptakan kesehatan keluarga 30 27,3 80 72,7
2 Rumah sehat dapat dilihat dari PAB yang memenuhi syarat kesehatan. 54 49,1 56 50,9
3 Air bersih juga perlu disediakan pada jamban keluarga
30 27,3 80 72,7 4
Pembuangan sampah harus memenuhi syarat kesehatan 53 48,2 57 51,8
5 Rumah sehat termasuk SPAL harus memenuhi syarat kesehatan
52 47,3 58 52,7 6
Sebaiknya langit-langit rumah tidak kotor dan mudah dibersihkan 49 44,5 61 55,5
7 Dinding rumah yang sehat harus kedap air
59 53,6 51 46,4 8
Lantai tidak licin, tidak berdebu dan kedap air 51 46,4 59 53,6
9 Jendela harus ada di setiap kamar
46 41,8 64 58,2 10
Keadaan ventilasi kamar minimum berukuran 10 dari luas lantai 39 35,5 71 64,5
11 Lubang asap dapur 10 luas lantai dapur, keluar dengan sempurna.
39 35,5 71 64,5 12
Pencahayaan dalam ruangan cukup, terang dan tidak menyilaukan 48 43,6 62 56,4
13 Air bersih adalah air yang tidak bau, tidak berwarna, tidak berasa
34 30,9 76 69,1 14
Air bersih adalah air yang tidak mengandung bakteri dan zat kimia 46 41,8 64 58,2
15 Sumber air bersih dapat dari PAM atau sumur gali
45 40,9 65 59,1 16
Anggota keluarga harus membuang air besar pada jamban keluarga 56 50,9 54 49,1
17 Jamban harus memenuhi syarat kesehatan.
54 49,1 56 50,9 18
Jamban mudah dibersihkan dan aman bagi penggunanya 51 46,4 59 53,6
19 Jamban cukup penerangan, lantai tidak licin dan mudah dibersihkan
51 46,4 59 53,6 20
Jamban ada ventilasi yang baik, tersedia air bersih dan pembersih 50 45,5 60 54,5
21 Setiap rumah tangga mempunyai tempat pembuangan sampah
63 57,3 47 42,7 22
Sampah dipisahkan antara sampah plastik dengan bukan plastik 42 38,2 68 61,8
23 Setiap rumah tangga menyediakan saluran pembuangan air limbah
63 57,3 47 42,7 24
Jarak pembuangan air limbah dengan sumber air 10-15 meter 57 51,8 53 48,2
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui mayoritas responden secara keseluruhan mayoritas masih salah menjawab seluruh pertanyaan yang berkaitan
dengan penerapan rumah sehat. Mayoritas responden 72,7 salah menjawab tentang pentingnya sanitasi dalam mewujudkan kesehatan anggota keluarga,
mayoritas respoden 50,9 salah menjawab tentang penyediaan air bersih yang baik sebagai syarat rumah sehat, mayoritas responden 64,5 juga salah menjawab
bahwa keadaan ventilasi rumah harus 10 dari luas lantai, dan mayoritas responden 69,1 juga salah menjawab bahwa air yang bersih adalah air yang tidak berasa,
Universitas Sumatera Utara
tidak bau dan tidak berwarna. Namun responden mayoritas menjawab benar 51,8, bahwa jarak pembuangan limbah harus 10 – 15 meter dari sumber air.
Berdasarkan skoring indikator pengetahuan di atas, maka pengetahuan dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
No Pengetahuan
Jumlah n Persentase
1 Baik 52
47,3 2 Sedang
40 36,4
3 Kurang 18
16,4
Total 110
100,0
Berdasarkan Tabel 4.3. di atas diketahui mayoritas responden mempunyai mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 52 orang 47,3, diikuti responden
dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 40 orang 36,4, sedangkan responden pengetahuan sedang sebanyak 18 orang 16,4.
4.2.2. Sikap Masyarakat
Sikap masyarakat dalam penelitian ini juga didasarkan pada skala ordinal dari 25 dua puluh lima pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju, kurang setuju
dan tidak setuju. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju No
Indikator Sikap n
n N
1 Perumahan sehat merupakan kebutuhan penting untuk
kesehatan keluarga dan anggota keluarga 14
12,7 16
14,5 80
72,7 2
Rumah sehat mencakup bangunan rumah kokoh, bersih, lantai bersih, penerangan yang cukup, dan
sirkulasi udaranya baik 11
10,0 67
60,9 32
29,1 3
Rumah sehat juga tersedia air yang bersih dan cukup untuk keperluan keluarga dan anggota keluarga
14 12,7
87 79,1
9 8,2
4 Rumah sehat juga tersedia jamban untuk buang air
besar untuk keluarga dan anggota keluarga. 12
10,9 55
50,0 43
39,1 5
Rumah sehat juga tersedia tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah dari jamban dan air
cucian 17
15,5 47
42,7 46
41,8 6
Lantai rumah tidak licin, bersih dan kedap air 14
12,7 47
42,7 49
44,5 7
Penerangan dalam rumah yang sehat cukup baik dari lampu dan dapat masuk sinar matahari.
43 39,1
26 23,6
41 37,3
8 Air bersih adalah air yang tidak bau, tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak mengandung bakterizat kimia 15
13,6 27
24,5 68
61,8 9
Air bersih dapat bersumber PAMsumur gali 9
8,2 49
44,5 52
47,3 10
Tempat pembuangan air limbah tertutup agar tidak dihinggapi lalat
31 28,2
53 48,2
26 23,6
11 Rumah yang sehat tidak perlu permanen
71 64,5
20 18,2
19 17,3
12 Rumah yang sehat juga tidak perlu penerangan yang
cukup, dan tidak perlu ventilasi. 55
50,0 40
36,4 15
13,6 13
Rumah yang sehat harus berlantai keramik 83
75,5 16
14,5 11
10,0 14
Rumah sehat tidak perlu ada tempat sampah 47
42,7 42
38,2 21
19,1 15
Jendela rumah tidak perlu ditutup ketika malam hari supaya udara dapat masuk.
37 33,6
50 45,5
23 20,9
16 Penerangan dalam rumah cukup saja gunakan lampu
41 37,3
46 41,8
23 20,9
17 Sampah tidak harus dibuang ke tempat sampah, cukup
di tumpuk di belakang rumah. 64
58,2 28
25,5 18
16,4 18
Keluarga bila buang air besar boleh saja ke pantai tidak di jamban keluarga
83 75,5
17 15,5
10 9,1
19 Rumah sehat tidak perlu membuat saluran pembuangan
air limbah, cukup di alirkan ke parit 35
31,8 53
48,2 22
20,0 20
Rumah sebaiknya dibersihkan 1 bulan sekali 19
17,3 69
62,7 22
20,0 21
Membuang sampah rumah tangga sudah biasa di parit dekat rumah
78 70,9
26 23,6
6 5,5
22 Membuang sampah juga sudah biasa ke laut
30 27,3
70 63,6
10 9,1
23 Rumah tidak perlu saluran pembuangan air limbah,
karena dapat langsung dialirkan ke laut 33
30,0 62
56,4 15
13,6 24
Sudah membudaya anak-anak juga buang air besar di pinggir laut
74 67,3
28 25,5
8 7,3
25 Sudah membudaya jika rumah hanya sekedar tempat
berteduh saja 74
67,3 29
26,4 7
6,4
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.4. di atas diketahui, mayoritas responden 72,7 tidak setuju jika penerapan rumah sehat merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan
keluarga dan anggota keluarga, mayoritas responden 44,5 tidak setuju jika rumah sebaiknya mempunyai lantai rumah tidak licin, bersih dan kedap air, dan mayoritas
responden 61,8 tidak setuju jika air bersih yang digunakan anggota keluaga adalah air yang tidak bau, tidak berwarna, berasa dan tidak ada bakterizat kimia.
Selain itu dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini lebih didominasi sikap responden yang kurang setuju, seperti diketahui mayoritas responden 60,9 kurang
setuju jika rumah sehat adalah rumah dengan bangunan rumah kokoh, bersih, lantai bersih, penerangan yang cukup, dan sirkulasi udaranya baik, mayoritas responden
79,1 kurang setuju jika rumah sehat juga tersedia air yang bersih dan cukup untuk keperluan keluarga dan anggota keluarga, dan mayoritas responden 48,2 juga
kurang setuju jika pembuangan air limbah tertutup agar tidak dihinggapi lalat. Selain itu dapat diketahui bahwa mayarakat yang setuju justru pada item
pertanyaan negatif, seperti diketahui mayoritas responden 75,5 setuju jika Membuang sampah rumah tangga sudah biasa di parit dekat rumah, mayoritas
responden juga setuju 75,5 jika anggota keluarga bila buang air besar boleh saja ke pantai tidak di jamban keluarga, mayoritas setuju 67,3 bahwa sudah
membudaya anak-anak juga buang air besar di pinggir laut, dan mayoritas responden juga setuju 67,3 bahwa sudah membudaya jika rumah hanya sekedar tempat
berteduh saja. Berdasarkan skoring indikator sikap di atas, maka sikap dapat dikategorikan seperti pada Tabel Tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
No Sikap
Jumlah n Persentase
1 Baik 20
18,2 2 Sedang
68 61,8
3 Kurang 22
20,0
Total 110
100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui mayoritas responden mempunyai sikap kategori sedang sebanyak 68 orang 61,8, diikuti responden dengan sikap
kurang sebanyak 22 orang 20,0, dan responden dengan sikap baik sebanyak 20 orang 18,2.
4.2.2 Penerapan Rumah Sehat
Penerapan rumah sehat didasarkan pada penilaian komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni. Penilaian skoring Penerapan rumah sehat adalah
perkalian antara nilai dengan bobot, dengan masing-masing bobot yaitu komponen rumah 33, bobot nilai sarana sanitasi 25 dan bobot nilai perilaku penghuni adalah 44.
4.2.2.1. Komponen Rumah Sehat
Komponen rumah sehat dapat dilihat dari 8 delapan indikator dengan nilai pemberian nilai 0, 1, dan nilai 2, berdasarkan hasil observasi peneliti. Hasil
penelitian dapat dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Hasil Penilaian Komponen Rumah Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
Nilai 0 Nilai 1
Nilai 2 No Komponen Rumah
n n
n 1 Langit-langit Rumah
34 30,9
76 69,1
2 Dinding 13
11,8 73
66,4 24
21,8 3 Lantai
21 19,3
76 69,7
12 11
4 Jendela Kamar Tidur 12
6,45 98
52,7 -
- 5 Jendela Ruang Keluarga
22 11,8
88 47,3
- -
6 Ventilasi 23
12,4 87
46,8 -
- 7 Lubang Asap Dapur
10 5,38
100 53,8
8 Pencahayaan 19
10,2 91
48,9
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai langit-langit dan tidak rawan kecelakaan yaitu sebanyak 76 orang 69,1, dan
maoyritas memiliki rumah dengan dinding semi pernanen yaitu sebanyak 73 orang 66,4, dan mempunyai jendela sebanyak 98 orang 52,7, dan jendela ruang
keluarga sebanyak ventilasi sebanyak 88 orang 47,3, dan mayoritas responden mempunyai ventilasi dengan luas kurang dari 15 sebanyak 87 orang 46,8, serta
dengan pencahayaan kurang terang yaitu sebanyak 91 orang 48,9. 4.2.2.2.
Sarana Sanitasi
Sarana sanitasi dalam penelitian ini didasarkan pada 4 empat indikator dengan penilaian 0, 1, 2, 3 dan nilai 4. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Sarana Sanitasi Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
Nilai 0 Nilai 1
Nilai 2 Nilai 3
Nilai 4
No Sarana Sanitasi n
N N
n n
1 Sarana Air Bersih 66 60,0
24 21,8
6 5,45
14 12,7 2 Jamban Keluarga
19 17,3 52
47,3 30
27,3 9 8,18
3 SPAL 23 20,9
56 50,9
22 20
9 8,18 4 Sarana Pembuangan Sampah 28 26,2
49 45,8
21 19,6
9 8,41
Tabel 4.7 di atas menunjukkan mayoritas rumah tidak mempunyai sarana air bersih sebnayak 66 orang 60,0, dan mempunyai jamban keluarga jenis leher
angsa tidak tertutup, dan disalurkan ke sungaiparit atau laut. Selain itu mayoritas rumah mempunyai SPAL diresapkan dan mencemari air jarak 10 meter sebanyak
56 orang 50,9, serta mayoritas mempunyai sarana pembuangan sampah namun tidak kedap air dan tidak ada tutup sebanyak 49 orang 45,8.
4.2.2.3. Perilaku Penghuni
Perilaku penghuni dalam penelitian ini didasarkan pada 5 lima indikator. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.8. Hasil Penilaian Perilaku Penghuni Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
Nilai 0 Nilai 1
Nilai 2 No
Perilaku Penghuni n
n n
1 Membuka Jendela Kamar Tidur
20 18,2
90 81,8
2 Membuka Jendela Ruang Makan
23 20,9
87 79,1
3 Membersihkan Rumah dan Halaman
11 10
85 77,3
14 12,7
4 Membuang Tinja BayiBalita Ke Jamban
68 61,8
42 38,2
5 Membuang Sampah pada Tempatnya
64 58,2
46 41,8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden kadang-kadang membuka jendela kamar tidur sebanyak 90 orang 81,8, dan mayoritas juga
kadang-kadang membuka jendela ruang makan sebanyak 87 orang 79,1, dan kadang-kdang membersihkan rumah dan halaman. Selain itu hasil penelitian ini juga
menunjukkan mayoritas responden membuang tinja bayi ke sungai ke laut sembarangan yaitu sebanyak 68 orang 61,8, serta mempunyai kebiasaan
membuang sampah ke sungai atau ke pantai sebanyak 64 orang 58,2. Berdasarkan keseluruhan indikator tersebut, maka variabel penerapan rumah
sehat dapat dikategorikan menjadi baik dan buruk. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Penerapan Rumah Sehat Masyarakat pada Wilayah Persisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
No Penerapan Rumah Sehat Jumlah n
Persentase
1 Baik 21
19,09 2 Buruk
89 80,91
Total 110
100,00
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas diketahui mayoritas responden melakukan
penerapan rumah sehat dikategorikan buruk sebanyak 89 orang 80,91, dan responden yang baik dalam penerapan rumah sehat sebanyak 21 orang 19,09.
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah analisis untuk mengetahui perbedaan proporsi variabel karakteristik masyarakat umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, besar keluarga, jarak rumah, pengetahuan dan sikap terhadap
Universitas Sumatera Utara
penerapan rumah sehat dan dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 jika mempunyai nilai expected count kurang dari
5 lima atau 0, dan jika nilai expected count lebih dari 5 lima atau 0, maka digunakan uji Exact Fisher’s Test.
4.3.1 Hubungan Karakteristik Masyarakat terhadap Penerapan Rumah Sehat
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Karakteristik Masyarakat dengan Penerapan
Rumah Sehat pada Wilayah Persisir di Wilayah Pesisir Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
Penerapan Rumah Sehat Baik
Buruk No
Karakteristik Masyarakat
n n
χ
2
p Rasio
Prevalens
Umur 1 29 - 40 Tahun
11 20,8
42 79,2
2 41 - 53 Tahun 10
17,5 47
82,5 0,183
0,669 0,961
Pendidikan 1 Sedang
10 76,9
3 23,1
2 Rendah 18
18,6 79
81,4 0,152
0,711 1,059
Pekerjaan 1 Bekerja
20 21,1
75 78,9
2 Tidak Bekerja 1
6,7 14
93,3 1,736
0,294 0,846
Pendapatan 1 Tinggi
13 30,2
30 69,8
2 Rendah 8
11,9 59
88,1 5,674
0,017 1,262
Besar Keluarga 1 2 anak
12 18,5
53 81,5
2 ≥ 2 anak
9 20,0
36 80,0
0,041 0,840
1,019 Jarak Rumah
1 200 meter 4
8,7 42
91,3 2
≥ 200 meter 17
26,6 47
73,4 5,531
0,019 1,243
Pengetahuan 1 Baik
14 26,9
38 73,1
2 Kurang+sedang 7
11,1 51
87,9 10,717
0,001 1,582
Sikap 1 Baik
9 45,0
11 55,0
2 Kurang+sedang 12
13,3 78
86,7 10,623
0,001 1,576
signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 20,8 terdapat pada responden dengan umur 29 – 40
tahun, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 82,5 pada responden dengan umur 41 – 53 tahun. Hasil uji chi square menunjukkan variabel
umur tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,669 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 0,961.
Selain itu dapat juga diketahui proporsi responden yang baik dalam penerapan 76,9 terdapat pada responden dengan berpendidikan sedang, dan
responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 81,4 pada responden berpendidikan rendah. Hasil uji Exact Fisher’s Test menunjukkan variabel
pendidikan juga tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,711 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,059.
Berdasarkan pekerjaan diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 21,1 terdapat pada responden yang bekerja, dan responden
yang buruk dalam penerapan rumah sehat 93,3 terdapat pada responden yang tidak bekerja. Hasil uji chi square menunjukkan variabel pekerjaan juga tidak mempunyai
pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,294 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 0,846.
Berdasarkan pendapatan diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 30,2 terdapat pada responden berpenghasilan tinggi, dan
responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 88,1 terdapat pada responden berpenghasilan rendah. Hasil uji chi square menunjukkan variabel pendapat
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,017 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,262.
Berdasarkan besar keluarga diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 20,0 terdapat pada responden dengan jumlah anak
≥2 anak, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 81,5 terdapat pada
responden dengan jumlah anak 2 anak. Hasil uji chi square menunjukkan variabel besar keluarga tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan
nilai p=0,840 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,019. Berdasarkan jarak rumah dengan pantai diketahui, proporsi responden yang
baik dalam penerapan rumah sehat 26,6 terdapat pada responden dengan jarak rumah ≥200 meter, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 91,3 terdapat
pada responden dengan jarak rumah 200 meter dari pantai. Hasil uji chi square menunjukkan variabel jarak rumah mempunyai pengaruh signifikan terhadap
penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,019 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,243.
Berdasarkan pengetahuan responden diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 26,9 terdapat pada responden berpengetahuan baik,
dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 87,9 terdapat pada responden berpengetahuan kurang. Hasil uji chi square menunjukkan variabel
pengetahuan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,001 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,582.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan sikap responden diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 45,0 terdapat pada responden dengan sikap baik, dan
responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 86,7 terdapat pada responden dengan sikap kurang. Hasil uji chi square menunjukkan variabel sikap mempunyai
pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,001 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,576.
4.4 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah kelanjutan dari analisis bivariat yang ditujukan untuk mengetahui variabel paling dominan memengaruhi
penerapan rumah sehat. Syarat variabel yang dapat diikutsertakan dalam analisis multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariat, dan
variabel dependen merupakan dikotomi kategori. Uji statistik yang digunakan dalam analisis multivariat ini adalah uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan
95 dengan menggunakan metode forward stepwise. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat 5 lima variabel yang mempunyai
nilai p0,25 yaitu variabel penghasilan keluarga p=0,017, jarak rumah p=0,019, pengetahuan p=0,001, dan sikap p=0,001. Hasil uji regresi logistik ganda dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Karakteristik Masyarakat terhadap Penerapan Rumah Sehat pada Wilayah Pesisir di Desa
Pusong Lama Kota Lhokseumawe
No Variabel
B BExp
P
1 Pendapatan Keluarga
1,280 3,597
0,030 2
Jarak Rumah 1,357
3,884 0,042
3 Pengetahuan
1,803 6,067
0,003 4
Sikap 1,640
5,154 0,011
Konstanta - 10,480
Over All Percentage 86,4
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, diketahui terdapat 4 empat variabel penelitian yang mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat, dan variabel
paling dominan memengaruhi penerapan rumah sehat adalah variabel pengetahuan dengan nilai B exp sebesar 6,067, p=0,003 dan nilai over all percentage sebesar
83,60. Berdasarkan masing-masing nilai B exp maka dapat diketahui probabilitas masyarakat yang memiliki rumah sehat, adalah sebagai berikut:
1 p =
1+ e -10,480+ 6,067 pengetahuan +5,154 sikap+3,884 jarak rumah +3,597penghasilan
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Penerapan Rumah Sehat