Gambaran Umum Penelitian Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Lhokseumawe ditetapkan statusnya menjadi pemerintah kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001. Secara Geografis Kota Lhokseumawe berada pada posisi 04° 54’ – 05° 18’ Lintang Utara dan 96° 20’ – 97° 21’ Bujur Timur, yang diapit oleh Selat Malaka batas – batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka. 2. Sebelah Barat dengan Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. 3. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara. 4. Sebelah Timur dengan Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara. Secara administratif Kota Lhokseumawe mempunyai 4 kecamatan dengan luas wilayah 181,10 km², dan terdiri dari 68 Gampong desa. Desa Pusong Lama merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah pesisir di Kota Lhoksuemawe dengan jarak tempuh ke pusat Kota Lhokseumawe ± 2 km, dan termasuk dalam kecamatan Muara Dua dengan jumlah jumlah KK sebanyak 1.885 KK yang terdiri dari 1.105 KK yang bukan keluarga miskin dan 780 KK termasuk keluarga miskin. Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah analisis secara tunggal keseluruhan variabel yang diteliti dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang meliputi karakteristik masyarakat umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, besar keluarga, lama tinggal dan jarak rumah dengan pantai, dan variabel perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan.

4.2.1 Karakteristik Masyarakat

Karakteristik masyarakat dalam penelitian ini mencakup umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, besar keluarga, lama tinggal, jarak rumah dengan pantai, pendidikan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 41-53 tahun sebanyak 57 orang 51,82, mayoritas berpendidikan tamatan SLTP sederajat sebanyak 88 orang 80,00, dan mayoritas berprofesi sebagai nelayan sebanyak 82 orang 74,55. Berdasarkan penghasilan masyarakat diketahui mayoritas termasuk tinggi UMR sebanyak 67 orang 60,91, besar keluarga mayoritas 2 anak sebanyak 65 orang 59,09, dan berdasarkan jarak rumah dengan pantai diketahui mayoritas respoden mempunyai jarak rumah dengan pantai 200 meter sebanyak 64 orang 58,18. Keseluruhan karakteristik masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe No Karakteristik Masyarakat Jumlah n Persentase Umur 1 29 - 40 Tahun 53 48,18 2 41 - 53 Tahun 57 51,82 Total 110 100,00 Pendidikan 1 Tamat SD 10 9,09 2 Tamat SLTP 88 80,00 3 Tamat SLTA 12 10,91 Total 110 100,00 Pekerjaan 1 PNS 4 3,64 2 Nelayan 82 74,55 3 Buruh 9 8,18 4 Tidak Bekerja 15 13,64 Total 110 100,00 Penghasilan 1 Tinggi ≥ UMR 67 60,91 2 Rendah UMR 43 39,09 Total 110 100,00 Jumlah Anak 1 2 Anak 65 59,09 2 ≥ 2 Anak 45 40,91 Total 110 100,00 Jarak Rumah 1 100 - 200 Meter 46 41,82 2 200 Meter 64 58,18 Total 110 100,00 Variabel pengetahuan didasarkan pada skala ordinal dari 24 dua puluh empat pertanyaan dengan alternatif jawaban benar dan salah. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe Benar Salah No Indikator Pengetahuan n n 1 Sanitasi rumah penting untuk menciptakan kesehatan keluarga 30 27,3 80 72,7 2 Rumah sehat dapat dilihat dari PAB yang memenuhi syarat kesehatan. 54 49,1 56 50,9 3 Air bersih juga perlu disediakan pada jamban keluarga 30 27,3 80 72,7 4 Pembuangan sampah harus memenuhi syarat kesehatan 53 48,2 57 51,8 5 Rumah sehat termasuk SPAL harus memenuhi syarat kesehatan 52 47,3 58 52,7 6 Sebaiknya langit-langit rumah tidak kotor dan mudah dibersihkan 49 44,5 61 55,5 7 Dinding rumah yang sehat harus kedap air 59 53,6 51 46,4 8 Lantai tidak licin, tidak berdebu dan kedap air 51 46,4 59 53,6 9 Jendela harus ada di setiap kamar 46 41,8 64 58,2 10 Keadaan ventilasi kamar minimum berukuran 10 dari luas lantai 39 35,5 71 64,5 11 Lubang asap dapur 10 luas lantai dapur, keluar dengan sempurna. 39 35,5 71 64,5 12 Pencahayaan dalam ruangan cukup, terang dan tidak menyilaukan 48 43,6 62 56,4 13 Air bersih adalah air yang tidak bau, tidak berwarna, tidak berasa 34 30,9 76 69,1 14 Air bersih adalah air yang tidak mengandung bakteri dan zat kimia 46 41,8 64 58,2 15 Sumber air bersih dapat dari PAM atau sumur gali 45 40,9 65 59,1 16 Anggota keluarga harus membuang air besar pada jamban keluarga 56 50,9 54 49,1 17 Jamban harus memenuhi syarat kesehatan. 54 49,1 56 50,9 18 Jamban mudah dibersihkan dan aman bagi penggunanya 51 46,4 59 53,6 19 Jamban cukup penerangan, lantai tidak licin dan mudah dibersihkan 51 46,4 59 53,6 20 Jamban ada ventilasi yang baik, tersedia air bersih dan pembersih 50 45,5 60 54,5 21 Setiap rumah tangga mempunyai tempat pembuangan sampah 63 57,3 47 42,7 22 Sampah dipisahkan antara sampah plastik dengan bukan plastik 42 38,2 68 61,8 23 Setiap rumah tangga menyediakan saluran pembuangan air limbah 63 57,3 47 42,7 24 Jarak pembuangan air limbah dengan sumber air 10-15 meter 57 51,8 53 48,2 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui mayoritas responden secara keseluruhan mayoritas masih salah menjawab seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan rumah sehat. Mayoritas responden 72,7 salah menjawab tentang pentingnya sanitasi dalam mewujudkan kesehatan anggota keluarga, mayoritas respoden 50,9 salah menjawab tentang penyediaan air bersih yang baik sebagai syarat rumah sehat, mayoritas responden 64,5 juga salah menjawab bahwa keadaan ventilasi rumah harus 10 dari luas lantai, dan mayoritas responden 69,1 juga salah menjawab bahwa air yang bersih adalah air yang tidak berasa, Universitas Sumatera Utara tidak bau dan tidak berwarna. Namun responden mayoritas menjawab benar 51,8, bahwa jarak pembuangan limbah harus 10 – 15 meter dari sumber air. Berdasarkan skoring indikator pengetahuan di atas, maka pengetahuan dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe No Pengetahuan Jumlah n Persentase 1 Baik 52 47,3 2 Sedang 40 36,4 3 Kurang 18 16,4 Total 110 100,0 Berdasarkan Tabel 4.3. di atas diketahui mayoritas responden mempunyai mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 52 orang 47,3, diikuti responden dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 40 orang 36,4, sedangkan responden pengetahuan sedang sebanyak 18 orang 16,4.

4.2.2. Sikap Masyarakat

Sikap masyarakat dalam penelitian ini juga didasarkan pada skala ordinal dari 25 dua puluh lima pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju No Indikator Sikap n n N 1 Perumahan sehat merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan keluarga dan anggota keluarga 14 12,7 16 14,5 80 72,7 2 Rumah sehat mencakup bangunan rumah kokoh, bersih, lantai bersih, penerangan yang cukup, dan sirkulasi udaranya baik 11 10,0 67 60,9 32 29,1 3 Rumah sehat juga tersedia air yang bersih dan cukup untuk keperluan keluarga dan anggota keluarga 14 12,7 87 79,1 9 8,2 4 Rumah sehat juga tersedia jamban untuk buang air besar untuk keluarga dan anggota keluarga. 12 10,9 55 50,0 43 39,1 5 Rumah sehat juga tersedia tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah dari jamban dan air cucian 17 15,5 47 42,7 46 41,8 6 Lantai rumah tidak licin, bersih dan kedap air 14 12,7 47 42,7 49 44,5 7 Penerangan dalam rumah yang sehat cukup baik dari lampu dan dapat masuk sinar matahari. 43 39,1 26 23,6 41 37,3 8 Air bersih adalah air yang tidak bau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengandung bakterizat kimia 15 13,6 27 24,5 68 61,8 9 Air bersih dapat bersumber PAMsumur gali 9 8,2 49 44,5 52 47,3 10 Tempat pembuangan air limbah tertutup agar tidak dihinggapi lalat 31 28,2 53 48,2 26 23,6 11 Rumah yang sehat tidak perlu permanen 71 64,5 20 18,2 19 17,3 12 Rumah yang sehat juga tidak perlu penerangan yang cukup, dan tidak perlu ventilasi. 55 50,0 40 36,4 15 13,6 13 Rumah yang sehat harus berlantai keramik 83 75,5 16 14,5 11 10,0 14 Rumah sehat tidak perlu ada tempat sampah 47 42,7 42 38,2 21 19,1 15 Jendela rumah tidak perlu ditutup ketika malam hari supaya udara dapat masuk. 37 33,6 50 45,5 23 20,9 16 Penerangan dalam rumah cukup saja gunakan lampu 41 37,3 46 41,8 23 20,9 17 Sampah tidak harus dibuang ke tempat sampah, cukup di tumpuk di belakang rumah. 64 58,2 28 25,5 18 16,4 18 Keluarga bila buang air besar boleh saja ke pantai tidak di jamban keluarga 83 75,5 17 15,5 10 9,1 19 Rumah sehat tidak perlu membuat saluran pembuangan air limbah, cukup di alirkan ke parit 35 31,8 53 48,2 22 20,0 20 Rumah sebaiknya dibersihkan 1 bulan sekali 19 17,3 69 62,7 22 20,0 21 Membuang sampah rumah tangga sudah biasa di parit dekat rumah 78 70,9 26 23,6 6 5,5 22 Membuang sampah juga sudah biasa ke laut 30 27,3 70 63,6 10 9,1 23 Rumah tidak perlu saluran pembuangan air limbah, karena dapat langsung dialirkan ke laut 33 30,0 62 56,4 15 13,6 24 Sudah membudaya anak-anak juga buang air besar di pinggir laut 74 67,3 28 25,5 8 7,3 25 Sudah membudaya jika rumah hanya sekedar tempat berteduh saja 74 67,3 29 26,4 7 6,4 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.4. di atas diketahui, mayoritas responden 72,7 tidak setuju jika penerapan rumah sehat merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan keluarga dan anggota keluarga, mayoritas responden 44,5 tidak setuju jika rumah sebaiknya mempunyai lantai rumah tidak licin, bersih dan kedap air, dan mayoritas responden 61,8 tidak setuju jika air bersih yang digunakan anggota keluaga adalah air yang tidak bau, tidak berwarna, berasa dan tidak ada bakterizat kimia. Selain itu dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini lebih didominasi sikap responden yang kurang setuju, seperti diketahui mayoritas responden 60,9 kurang setuju jika rumah sehat adalah rumah dengan bangunan rumah kokoh, bersih, lantai bersih, penerangan yang cukup, dan sirkulasi udaranya baik, mayoritas responden 79,1 kurang setuju jika rumah sehat juga tersedia air yang bersih dan cukup untuk keperluan keluarga dan anggota keluarga, dan mayoritas responden 48,2 juga kurang setuju jika pembuangan air limbah tertutup agar tidak dihinggapi lalat. Selain itu dapat diketahui bahwa mayarakat yang setuju justru pada item pertanyaan negatif, seperti diketahui mayoritas responden 75,5 setuju jika Membuang sampah rumah tangga sudah biasa di parit dekat rumah, mayoritas responden juga setuju 75,5 jika anggota keluarga bila buang air besar boleh saja ke pantai tidak di jamban keluarga, mayoritas setuju 67,3 bahwa sudah membudaya anak-anak juga buang air besar di pinggir laut, dan mayoritas responden juga setuju 67,3 bahwa sudah membudaya jika rumah hanya sekedar tempat berteduh saja. Berdasarkan skoring indikator sikap di atas, maka sikap dapat dikategorikan seperti pada Tabel Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe No Sikap Jumlah n Persentase 1 Baik 20 18,2 2 Sedang 68 61,8 3 Kurang 22 20,0 Total 110 100,0 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui mayoritas responden mempunyai sikap kategori sedang sebanyak 68 orang 61,8, diikuti responden dengan sikap kurang sebanyak 22 orang 20,0, dan responden dengan sikap baik sebanyak 20 orang 18,2.

4.2.2 Penerapan Rumah Sehat

Penerapan rumah sehat didasarkan pada penilaian komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni. Penilaian skoring Penerapan rumah sehat adalah perkalian antara nilai dengan bobot, dengan masing-masing bobot yaitu komponen rumah 33, bobot nilai sarana sanitasi 25 dan bobot nilai perilaku penghuni adalah 44.

4.2.2.1. Komponen Rumah Sehat

Komponen rumah sehat dapat dilihat dari 8 delapan indikator dengan nilai pemberian nilai 0, 1, dan nilai 2, berdasarkan hasil observasi peneliti. Hasil penelitian dapat dapat dilihat pada Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Hasil Penilaian Komponen Rumah Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 No Komponen Rumah n n n 1 Langit-langit Rumah 34 30,9 76 69,1 2 Dinding 13 11,8 73 66,4 24 21,8 3 Lantai 21 19,3 76 69,7 12 11 4 Jendela Kamar Tidur 12 6,45 98 52,7 - - 5 Jendela Ruang Keluarga 22 11,8 88 47,3 - - 6 Ventilasi 23 12,4 87 46,8 - - 7 Lubang Asap Dapur 10 5,38 100 53,8 8 Pencahayaan 19 10,2 91 48,9 Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai langit-langit dan tidak rawan kecelakaan yaitu sebanyak 76 orang 69,1, dan maoyritas memiliki rumah dengan dinding semi pernanen yaitu sebanyak 73 orang 66,4, dan mempunyai jendela sebanyak 98 orang 52,7, dan jendela ruang keluarga sebanyak ventilasi sebanyak 88 orang 47,3, dan mayoritas responden mempunyai ventilasi dengan luas kurang dari 15 sebanyak 87 orang 46,8, serta dengan pencahayaan kurang terang yaitu sebanyak 91 orang 48,9. 4.2.2.2. Sarana Sanitasi Sarana sanitasi dalam penelitian ini didasarkan pada 4 empat indikator dengan penilaian 0, 1, 2, 3 dan nilai 4. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Hasil Penilaian Sarana Sanitasi Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4 No Sarana Sanitasi n N N n n 1 Sarana Air Bersih 66 60,0 24 21,8 6 5,45 14 12,7 2 Jamban Keluarga 19 17,3 52 47,3 30 27,3 9 8,18 3 SPAL 23 20,9 56 50,9 22 20 9 8,18 4 Sarana Pembuangan Sampah 28 26,2 49 45,8 21 19,6 9 8,41 Tabel 4.7 di atas menunjukkan mayoritas rumah tidak mempunyai sarana air bersih sebnayak 66 orang 60,0, dan mempunyai jamban keluarga jenis leher angsa tidak tertutup, dan disalurkan ke sungaiparit atau laut. Selain itu mayoritas rumah mempunyai SPAL diresapkan dan mencemari air jarak 10 meter sebanyak 56 orang 50,9, serta mayoritas mempunyai sarana pembuangan sampah namun tidak kedap air dan tidak ada tutup sebanyak 49 orang 45,8.

4.2.2.3. Perilaku Penghuni

Perilaku penghuni dalam penelitian ini didasarkan pada 5 lima indikator. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.8. Hasil Penilaian Perilaku Penghuni Masyarakat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 No Perilaku Penghuni n n n 1 Membuka Jendela Kamar Tidur 20 18,2 90 81,8 2 Membuka Jendela Ruang Makan 23 20,9 87 79,1 3 Membersihkan Rumah dan Halaman 11 10 85 77,3 14 12,7 4 Membuang Tinja BayiBalita Ke Jamban 68 61,8 42 38,2 5 Membuang Sampah pada Tempatnya 64 58,2 46 41,8 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden kadang-kadang membuka jendela kamar tidur sebanyak 90 orang 81,8, dan mayoritas juga kadang-kadang membuka jendela ruang makan sebanyak 87 orang 79,1, dan kadang-kdang membersihkan rumah dan halaman. Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan mayoritas responden membuang tinja bayi ke sungai ke laut sembarangan yaitu sebanyak 68 orang 61,8, serta mempunyai kebiasaan membuang sampah ke sungai atau ke pantai sebanyak 64 orang 58,2. Berdasarkan keseluruhan indikator tersebut, maka variabel penerapan rumah sehat dapat dikategorikan menjadi baik dan buruk. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Penerapan Rumah Sehat Masyarakat pada Wilayah Persisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe No Penerapan Rumah Sehat Jumlah n Persentase 1 Baik 21 19,09 2 Buruk 89 80,91 Total 110 100,00 Berdasarkan Tabel 4.9 di atas diketahui mayoritas responden melakukan penerapan rumah sehat dikategorikan buruk sebanyak 89 orang 80,91, dan responden yang baik dalam penerapan rumah sehat sebanyak 21 orang 19,09.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah analisis untuk mengetahui perbedaan proporsi variabel karakteristik masyarakat umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, besar keluarga, jarak rumah, pengetahuan dan sikap terhadap Universitas Sumatera Utara penerapan rumah sehat dan dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 jika mempunyai nilai expected count kurang dari 5 lima atau 0, dan jika nilai expected count lebih dari 5 lima atau 0, maka digunakan uji Exact Fisher’s Test.

4.3.1 Hubungan Karakteristik Masyarakat terhadap Penerapan Rumah Sehat

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Karakteristik Masyarakat dengan Penerapan Rumah Sehat pada Wilayah Persisir di Wilayah Pesisir Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe Penerapan Rumah Sehat Baik Buruk No Karakteristik Masyarakat n n χ 2 p Rasio Prevalens Umur 1 29 - 40 Tahun 11 20,8 42 79,2 2 41 - 53 Tahun 10 17,5 47 82,5 0,183 0,669 0,961 Pendidikan 1 Sedang 10 76,9 3 23,1 2 Rendah 18 18,6 79 81,4 0,152 0,711 1,059 Pekerjaan 1 Bekerja 20 21,1 75 78,9 2 Tidak Bekerja 1 6,7 14 93,3 1,736 0,294 0,846 Pendapatan 1 Tinggi 13 30,2 30 69,8 2 Rendah 8 11,9 59 88,1 5,674 0,017 1,262 Besar Keluarga 1 2 anak 12 18,5 53 81,5 2 ≥ 2 anak 9 20,0 36 80,0 0,041 0,840 1,019 Jarak Rumah 1 200 meter 4 8,7 42 91,3 2 ≥ 200 meter 17 26,6 47 73,4 5,531 0,019 1,243 Pengetahuan 1 Baik 14 26,9 38 73,1 2 Kurang+sedang 7 11,1 51 87,9 10,717 0,001 1,582 Sikap 1 Baik 9 45,0 11 55,0 2 Kurang+sedang 12 13,3 78 86,7 10,623 0,001 1,576 signifikan pada α0,05, dan dapat dimasukkan dalam analisis multivariat Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 20,8 terdapat pada responden dengan umur 29 – 40 tahun, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 82,5 pada responden dengan umur 41 – 53 tahun. Hasil uji chi square menunjukkan variabel umur tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,669 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 0,961. Selain itu dapat juga diketahui proporsi responden yang baik dalam penerapan 76,9 terdapat pada responden dengan berpendidikan sedang, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 81,4 pada responden berpendidikan rendah. Hasil uji Exact Fisher’s Test menunjukkan variabel pendidikan juga tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,711 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,059. Berdasarkan pekerjaan diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 21,1 terdapat pada responden yang bekerja, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 93,3 terdapat pada responden yang tidak bekerja. Hasil uji chi square menunjukkan variabel pekerjaan juga tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,294 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 0,846. Berdasarkan pendapatan diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 30,2 terdapat pada responden berpenghasilan tinggi, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 88,1 terdapat pada responden berpenghasilan rendah. Hasil uji chi square menunjukkan variabel pendapat Universitas Sumatera Utara mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,017 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,262. Berdasarkan besar keluarga diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 20,0 terdapat pada responden dengan jumlah anak ≥2 anak, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 81,5 terdapat pada responden dengan jumlah anak 2 anak. Hasil uji chi square menunjukkan variabel besar keluarga tidak mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,840 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,019. Berdasarkan jarak rumah dengan pantai diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 26,6 terdapat pada responden dengan jarak rumah ≥200 meter, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 91,3 terdapat pada responden dengan jarak rumah 200 meter dari pantai. Hasil uji chi square menunjukkan variabel jarak rumah mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,019 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,243. Berdasarkan pengetahuan responden diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 26,9 terdapat pada responden berpengetahuan baik, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 87,9 terdapat pada responden berpengetahuan kurang. Hasil uji chi square menunjukkan variabel pengetahuan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,001 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,582. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sikap responden diketahui, proporsi responden yang baik dalam penerapan rumah sehat 45,0 terdapat pada responden dengan sikap baik, dan responden yang buruk dalam penerapan rumah sehat 86,7 terdapat pada responden dengan sikap kurang. Hasil uji chi square menunjukkan variabel sikap mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan rumah sehat dengan nilai p=0,001 p0,05, dan nilai rasio prevalens sebesar 1,576.

4.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah kelanjutan dari analisis bivariat yang ditujukan untuk mengetahui variabel paling dominan memengaruhi penerapan rumah sehat. Syarat variabel yang dapat diikutsertakan dalam analisis multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariat, dan variabel dependen merupakan dikotomi kategori. Uji statistik yang digunakan dalam analisis multivariat ini adalah uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan 95 dengan menggunakan metode forward stepwise. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat 5 lima variabel yang mempunyai nilai p0,25 yaitu variabel penghasilan keluarga p=0,017, jarak rumah p=0,019, pengetahuan p=0,001, dan sikap p=0,001. Hasil uji regresi logistik ganda dapat dilihat pada Tabel 4.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Karakteristik Masyarakat terhadap Penerapan Rumah Sehat pada Wilayah Pesisir di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe No Variabel B BExp P 1 Pendapatan Keluarga 1,280 3,597 0,030 2 Jarak Rumah 1,357 3,884 0,042 3 Pengetahuan 1,803 6,067 0,003 4 Sikap 1,640 5,154 0,011 Konstanta - 10,480 Over All Percentage 86,4 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, diketahui terdapat 4 empat variabel penelitian yang mempunyai pengaruh terhadap penerapan rumah sehat, dan variabel paling dominan memengaruhi penerapan rumah sehat adalah variabel pengetahuan dengan nilai B exp sebesar 6,067, p=0,003 dan nilai over all percentage sebesar 83,60. Berdasarkan masing-masing nilai B exp maka dapat diketahui probabilitas masyarakat yang memiliki rumah sehat, adalah sebagai berikut: 1 p = 1+ e -10,480+ 6,067 pengetahuan +5,154 sikap+3,884 jarak rumah +3,597penghasilan Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Penerapan Rumah Sehat