Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada Tabel 4.24 di atas maka model persamaan uji regresi sebagai berikut:
y =
β +
β1X
1
+ β2X
2
+ ... + β
i
X
i
y = -12,130 + 24,707 X
1
+ 5,156 X
2
dimana: y = Pemanfaatan Pelayanan Dokter Keluarga
β = Konstanta
X
1
= Pengetahuan X
2
= Jarak Dari persamaan yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Peserta Askes sosial yang memiliki pengetahuan baik akan memanfaatkan pelayanan dokter keluarga sebanyak 24,7 kali daripada peserta Askes sosial yang
memiliki pengetahuan kurang. Demikian pula dengan peserta Askes sosial yang memiliki jarak rumah yang dekat dengan klinik dokter keluarga akan memanfaatkan
pelayanan dokter keluarga sebesar 5,2 kali daripada responden yang jarak rumahnya jauh dari klinik.
4.5. Hasil Wawancara
1. Observasi dokter keluarga.
Hasil observasi di dokter keluarga menunjukkan bahwa seluruh dokter keluarga ada di tempat klinik pada jam pelayanan, hanya saja apabila ada hal yang
membuat dokter keluarga tidak dapat melayani peserta askes sosial maka akan ada yang menggantikan dokter keluarga tersebut sehingga peserta tetap mendapatkan
pelayanan dari dokter keluarga. Obat-obatan yang diberikan pun sesuai dengan yang
Universitas Sumatera Utara
tertera dalam Daftar dan Plafon Harga Obat yang telah ditetapkan oleh PT. Askes karena dokter keluarga telah memiliki kesepakatan dengan PT. Askes akan
meresepkan obat sesuai dengan peraturan Askes dan obat yang diresepkan oleh dokter dapat langsung diambil peserta askes sosial yang berkunjung di klinik dokter
keluarga tanpa harus ke apotik yang menjadi mitra PT. Askes. Sedangkan mengenai surat rujukan, dokter mengatakan bahwa peserta tidak dapat meminta langsung
kepada dokter untuk memberikan surat rujukan ke rumah sakit atau fasilitas penunjang karena dokter keluarga harus mendiagnosa peserta terlebih dahulu dan
apabila tidak dapat ditangani dokter maka akan dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas penunjang, kecuali dalam keadaan gawat darurat yang telah disepakati dengan PT.
Askes, bahwa dalam kondisi gawat darurat surat rujukan dokter dapat diberikan menyusul apabila peserta atau keluarga harus mendapatkan pelayanan rawat inap di
rumah sakit. Jam pelayanan yang diberikan dokter keluarga pun bervariasi, dari 25 dokter keluarga sebanyak 15 dokter keluarga yang buka pada pukul 08.00–18.00
WIB, sebanyak 4 dokter keluarga yang buka 24 jam sehari 7 hari seminggu dan sebanyak 6 dokter keluarga yang buka pada pukul 15.00-22.00 WIB sehingga peserta
askes sosial dapat memanfaatkan pelayanan dokter keluarga setelah pulang dari bekerja.
2. Peserta Askes sosial yang terdaftar di dokter keluarga
Hasil wawancara menunjukkan bahwa rendahnya pemanfaatan dokter keluarga berkaitan dengan jarak antara rumah peserta dengan klinik yang jauh, hal ini
yang membuat peserta askes sosial lebih memilih berobat ke puskesmas atau klinik terdekat dengan atau tanpa Askes. Apabila ada dokter keluarga yang tidak terlalu jauh
Universitas Sumatera Utara
dengan rumah, peserta askes sosial menyatakan akan memanfaatkannya karena telah disediakan pihak Askes. Peserta askes sosial juga menyatakan bahwa di kartu Askes
yang baru saat ini tidak tertera tempat peserta terdaftar sehingga peserta dapat memilih antara puskesmas atau dokter keluarga yang jaraknya jauh. Namun, seluruh
peserta askes sosial yang diwawancarai menyatakan pernah memanfaatkan pelayanan dokter keluarga semenjak peserta terdaftar di dokter keluarga dan merasa seperti
berkunjung ke praktek dokterklinik lainnya. Sejumlah peserta juga mengeluhkan jam pelayanan dokter keluarga, tempat peserta tersebut terdaftar, relatif singkat hanya
buka sampai pukul 18.00 WIB sehingga bila ingin berkunjung malam selalu tutup atau dokter sudah tidak ada lagi di klinik. Hal ini, menurut peserta, sama saja dengan
puskesmas yang ada selama ini yang membuat peserta tidak dapat memanfaatkan pelayanan dokter keluarga karena peserta baru selesai bekerja sore hari.
Alasan lain yang disampaikan peserta askes sosial adalah jenis pelayanan yang diberikan terbatas, misalnya klinik gigi, peserta selalu harus dirujuk bila ingin
mendapatkan pelayanan gigi. Hal ini membuat peserta merasa lebih baik langsung saja ke dokter gigi atau puskesmas yang memberikan pelayanan dokter gigi dalam
satu gedung. Harapan peserta askes sosial, PT. Askes juga menyediakan pelayanan gigi dalam dokter keluarga sehingga tanpa harus dirujuk peserta tetap dapat
memanfaatkan pelayanan dokter keluarga. Beberapa peserta juga merasa belum memahami dasar pelayanan dokter keluarga, yang pada dasarnya adalah memberikan
pelayanan promosi dan pencegahan penyakit, sehingga peserta hanya memerlukan dokter keluarga pada saat sakit. Hal ini juga didukung dengan dokter keluarga yang
masih belum seluruhnya memberikan upaya pencegahan penyakit dan konsultasi
Universitas Sumatera Utara
medis kepada peserta. Peserta askes sosial juga selalu mengharapkan ada inovasi baru yang diberikan oleh PT. Askes sesuai dengan kebutuhan dasar, dalam hal kesehatan,
serta selalu disosialisasikan tentang ketentuan dan prosedur penggunaannya agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh peserta sehingga peserta merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan PT. Askes.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor predisposisi pengetahuan,
pendukung jarak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan dokter keluarga sebagai pelayanan rawat jalan tingkat pertama oleh peserta
Askes sosial, sedangkan faktor predisposisi pekerjaan dan penguat sikap perawat dan dokter, keberadaan dokter tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pemanfaatan pelayanan dokter keluarga sebagai pelayanan rawat jalan tingkat pertama oleh peserta Askes sosial.
5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Dokter Keluarga