Kendala Teknis Yuridis WEWENANG JAKSA DALAM PENYIDIKAN KASUS KORUPSI

1. Kendala Teknis Yuridis

A. Berdasarkan Pasal 184 ayat 1 KUHAP, ditentukan alat-alat menurut undang- undang yaitu : 1. Keterangan Saksi. 2. Keterangan Ahli. 3. Surat-surat. 4. Petunjuk. 5. Keterangan Terdakwa. Dalam rangka pembuktian disidang pengadilan ditemukan kendala, yakni : 1. Saksi di depan sidang pengadilan menarik seluruhnya atau sebagian keterangan yang telah diberikan pada pemeriksaan tahap penyidikan, dan pada umumnya keterangan yang diberikan dipersidangan tersebut menguntungkan bagi terdakwa. 2. Ahli menerangkan sesuai dengan pengetahuan atau keahliannya yang di dalam perkara tindak pidana korupsi diperlukan untuk bikti dalam menghitung keuangan negara. Sering terjadi probelamtik antara pendekatan hukum dengan perhitungan keuangan negara. Dalam pandangan jaksa penyidik dan jaksa penuntut umum apabila sudah terbukti memenuhi unsur- unsur dan delik telah dinyatakan selesai voltoid meskipun kerugian negara dikembalikan, jaksa penuntut umum tetap berpendapat bahwa kerugian negara terbukti. Pengembalian kerugian negara adalah semata-mata sebagai hal yang meringankan, akan tetapi sering terjadi ahli berpendapat bahwa setelah kerugian negara dibayar kembali, maka tidak ada lagi kerugian negara, sehingga hal ini dapat membebaskan terdakwa salah satu unsur tidak Universitas Sumatera Utara terbukti. Pasal 4 UU No. 31 Tahun 1999 menyatakan bahwa : “Pengembalian kerugian negara tidak menghapus dipidananya pelaku tindak pidana korupsi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3.” 3. Surat yang diperlukan dalam rangka pembuktian diperlukan surat asli dan bukan fotocopy, namun surat asli tersebut sudah tidak ditemukan lagi, kemungkinan sengaja dihilangkan atau sengaja dimusnahkan, namun tidak diketahui siapa yang melakukannya, sehingga dengan tidak ditemukan surat asli tersebut dapat mempengaruhi pembuktian dalam perkara tersebut. 4. Untuk menyingkap hasil korupsi antar lain diperlukan keterangan dari bank yang bersangkutan. Untuk memperoleh keterangan dari bank yang bersangkutan diperlukan izin dari Gubernur BI. Praktek yang sebenarnya, izin dari Gubernur BI memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak jarang setelah izin diberikan, uang pada rekening yang diperiksa sudah dikuras oleh tersangka. Dengan keadaan yang demikian pengamanan pemulihan kerugian negara tidak berhasil. B. Adanya perbedaan persepsi dalam menafsirkan unsur delik. Dalam praktek peradilan sering sekali timbul perbedaan persepsi antara Jaksa Penuntut Umum dengan Hakim terhadap unsur delik tindak pidana korupsi yang didakwakan. Karena adanya perbedaan dalam penafsiran unsur-unsur delik tindak pidana korupsi, hakim tidak yakin dengan kesalahan terdakwa, hakim membebaskan terdakwa dari semua dakwaan akibatnya selain koruptor lepas dari jerat hukum, aset terdakwa yang ditemukan dan disita harus dilepaskan kembali, keamanan keuangan negara gagal. Universitas Sumatera Utara

2. Kendala Non Yuridis