15. Surat permintaan Izin PenggeledahanPenyitaan dan Surat Izin Penetapan
PenggeledahanPenyitaan; 16.
Daftar barang Bukti. Dalam praktik berkas perkara tersebut kemudian digandakan dan dijilid serta
apabila nantinya perkara tersebut dilimpahkan ke Pengadilan Negeri untuk perkara yang disidik oleh Kepolisian, Kejaksaan dan Tim Tastipikor dan Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi yang disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pelimpahan tersebut dikirim berkas aslinya sebagai dasar penyidangan perkara oleh Majelis
Hakim Pengadilan NegeriMajelis Hakim Ad-Hoc Tindak Pidana Korupsi tempat pelimpahan perkara korupsi tersebut dilakukan.
5. Penyerahan Berkas Perkara Hasil Penyidikan Kepada Penuntut Umum
Penyerahan berkas perkara hasil penyidikan kepada Penuntut Umum dimaksudkan adalah hasil penyidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian,
Penyidik Kejaksaan dan Tim Tastipikor sedangkan terhadap penyelidikan, penyidikan, penuntutan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi diserah-
kan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi itu sendiri untuk diserahkan kepada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Ketentuan KUHAP menentukan penyerahan berkas dalam 2 dua tahap merupakan perubahan besar dan berbeda dengan ketentuan dalam HIR Stb. 1941-
44 dan menurut Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dilakukan hal tersebut dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Karena penyidikan hanya dipertanggungjawabkan kepada penyidik, dalam hal
Penuntut Umum berpendapat hasil penyidikan itu belum lengkap, segera mengembalikannya kepada penyidik dengan disertai petunjuk-petunjuknya,
yang wajib dilengkapi oleh penyidik. Sedangkan tersangka dan barang bukti tetap di tempat semula ditahan atau disimpan.
2. Penyerahan tahap kedna hanya penyerahan tanggung jawab tersangka dan
barang bukti, dimaksudkan men-cegah kemungkinan larinya tahanan dan hilangnya barang bukti. Hal ini juga dipahami adanya rumah tahanan negara
dan rumah penyimpanan benda sitaan negara, yang akan didirikan pada setiap kabupaten, yang pengelolaannya dipertanggungjawabkan hanya pada satu
instansi, tetapi penggunaannya bersama. 3.
Mencegah keluarga yang akan mengunjungi tersangka diombang-ambingkan kesana kemari.
4. Pertanggungjawaban lebih jelas sehingga akan ada ke-pastian hukum.
Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat 2, ayat 3 butir a dan b jo Pasal 110 ayat 1 KUHAP, penyerahan berkas perkara oleh Kepolisian, Penyidik Kejaksaan
dan Tim Tastipikor kepada Penuntut Umum dari Kejaksaan dilakukan dengan cara : 1.
Pada Tahap Pertama Penyidik hanya Menyerahkan Berkas Perkara Penerimaan berkas perkara tahap pertama berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat
3, Pasal 110 ayat 1 dan Pasal 138 KUHAP. Penerimaan berkas perkara dicatat dalam register Penerimaan berkas perkara tahap pertama RP-10 dan
pelaporannya menggunakan LP-6. Berdasarkan Surat Edaran Jaksa Agung Muda
Universitas Sumatera Utara
Tindak Pidana Umum No. B.401E993 tanggal 8 September 1993, penelitian berkas perkara tahap pertama difokuskan kepada:
a. Kelengkapan formal, yakni meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
formalitaspersyaratan, tata cara penyidikan yang harus dilengkapi dengan Surat Perintah, Berita Acara, IzinPersetujuan Ketua Pengadilan. Di samping
penelitian kuantitas kelengkapan syarat formal, perlu diteliti pula segi kualitas kelengkapan tersebut, yakni keabsahannya sesuai ketentuan Undang-undang.
b. Kelengkapan materiel, yakni kelengkapan informasi, data, fakta dan alat bukti
yang diperlukan bagi kepentingan pembuktian. Kriteria yang dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kelengkapan materiel antara lain :
Apa yang terjadi tindak pidana beserta kualifikasi dan pasal yang
dilanggar
Siapa pclaku, siapa-siapa yang melihat, mendengar, mengalami peristiwa itu tersangka saksi-saksi ahli.
Bagaimana perbuatan itu dilakukan modus operandi.
Di mana perbuatan dilakukan locus delicti.
Bilamana perbuatan dilakukan tempus delicti.
Akibat apa yang akan ditimbulkannya ditinjau secara viktimologis
2. Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan
tanggungjawab atas tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap ini pemeriksaan tersangka bentuk formulir: BA-15 dimaksudkan
untuk menghindari kesalahan orang error in persona dituntut dan dihadapkan di
depan persidangan. Terhadap penelitian tersangka ini sering diperhatikan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian terhadap identitas dan keterangan tersangka.
2. Penelitian terhadap sejauh mana kebenaran keterangan yang telah diberikan
dihadapan penyidik. 3.
Penelitian terhadap tindak pidana apa yang disangkakan. 4.
Penelitian tentang apakah tersangka pernah ditahan dilanjutkan penahanannya.
Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum ini dibuat dalam bentuk nota pendapat
dengan memperhatikan Surat JAM Pidum No. B.401E91993 butir 4 tanggal 8 September 1993 tentang penyerahan tanggung jawab tersangka dan barang
bukti. 5.
Penelitian terhadap apakah tersangka pernah dihukum atau tidak.
Penelitian barang bukti, dalam praktik lazim dipergunakan bentuk Berita Acara BA-18 dimana penanganan barang bukti memperhatikan KEPJA-
112JA101989 tentang Mekanisme Penerimaan, Penyimpanan dan Penataan Barang Bukti, butir 4 Surat JAM Pidum No. B.401E91993 butir 4 tanggal 8 September
1993 tentang Pelaksanaan tugas pra Penuntutan dan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M-05-UM.01.06 tahun 1983. Pada penelitian barang bukti, diteliti dan
diperhatikan mengenai hal-hal sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian jenis, kelengkapan kondisi, kualitas dan kuantitas berat dan keadaan
barang bukti. 2.
Penelitian barang bukti disaksikan oleh penyidik dan tersangka serta saksi lain. 3.
Adanya berita acara penelitian barang buktibenda sitaan ditandatangani oleh Jaksa peneliti petugas barang bukti yang membantu jaksa peneliti,
PenyidikPolisi yang membawa dan menyerahkan tersangka dan barang buktibenda sitaan pemilik barang bukti.
4. Penelitian barang bukti berupa logam mulia, permata, narkotika, obat-obatan
dan barang bukti lainnya yang bersifat khusus dilakukan dengan bantuan tenaga ahlilaboratorium untuk mengetahui dan memastikan tentang mutukadarnya.
5. Selesai penelitian dibungkus kembali dan disegel dan dibuatkan berita acara.
6. Regristrasi barang bukti bentuk formulir: RB-2.
7. Memberi label barang bukti bentuk formulir: B-10.
8. Membuat kartu bukti bentuk formulir: B-ll.
9. Melakukan penyimpanan barang bukti terhadap:
a. Surat berharga, uang, logam mulia permata yang nilainya Rp.10.000.000,00
ke atas disimpan di Bank Pemerintah. b.
Terhadap barang bukti yang bernilai Rp.10.000.000,00 ke bawah dititipkan pada bendahara untuk disimpan dalam brankas dcngan berita acara
penitipan.
Universitas Sumatera Utara
c. Terhadap barang bukti narkotika disimpan dengan penanganan khusus.
d. Terhadap barang bukti yang besar seperti kapal atau hewan dapat dititipkan
pada tempat yang aman atau dititipkan pada pemiliknya. e.
Terhadap barang bukti kendaraan yang digunakan untuk mencari nafkah dititipkan pada pemiliknya.
f. Barang bukti yang lekas rusak, berbahaya serta biaya penyimpanan tinggi
sejauh mungkin dengan persetujuan tersangka dapat digunakan ketentuan Pasal 45 KUHAP.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN