Validasi Metoda .1 Uji Perolehan Kembali

X 1 – X 2 t o = Sp √1n 1 + 1n 2 Keterangan: X 1 = kadar rata-rata sampel 1 X 2 = kadar rata-rata sampel 2 Sp = Simpangan baku n 1 = Jumlah perlakuan sampel 1 n 2 = Jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya jika F o melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: X 1 – X 2 t o = √S 1 2 n 1 + S 2 2 n 2 Keterangan: X 1 = kadar rata-rata sampel 1 X 2 = kadar rata-rata sampel 2 S 1 = Standar deviasi sampel 1 S 2 = Standar deviasi sampel 2 n 1 = Jumlah perlakuan sampel 1 n 2 = Jumlah perlakuan sampel 2 3.5.8 Validasi Metoda 3.5.8.1 Uji Perolehan Kembali Recovery Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode addisi penambahan baku. Dalam metode addisi dengan menambahkan sejumlah larutan standar dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan dapat ditemukan. Larutan baku yang ditambahkan yaitu, 10 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 mcgml, 2,5 ml larutan baku natrium konsentrasi 1000 mcgml dan 1,7 ml larutan baku magnesium konsentrasi 1000 mcgml. Sampel yang telah dihaluskan ditimbang secara seksama sebanyak 50 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 10 ml larutan baku kaium konsentrasi 1000 mcgml, 2,5 ml larutan baku natrium konsentrasi 1000 mcgml dan 1,7 ml larutan baku natrium 1000 mcgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini Harmita, 2004: Perolehan Kembali = C F - C A x 100 C A Keterangan: C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.5.8.2 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi

Limit of Quantitation Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sebaliknya, batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harmita, 2004; Rohman dan Gandjar, 2007: Simpangan Baku = 2 2 − − ∑ n Yi Y Batas deteksi LOD = slope SB x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope SB x 10

3.5.8.3 Uji Keseksamaan Presisi

Uji keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah Harmita, 2004: RSD = 100 × X SD Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya ion-ion kalium, natrium, magnesium dalam sampel. Data dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 3 halaman 46-47. Tabel 4.1 Hasil Analisis Kualitatif Kalium, Natrium dan Magnesium pada Sampel No. Mineral Pereaksi Hasil Reaksi Hasil 1. K Uji Nyala NiCr Lembayung ungu + Asam pikrat 1 bv Kristal jarum kasar + 2. Na Uji Nyala NiCr Kuning Keemasan + Asam pikrat 1 bv Kristal jarum halus + 3. Mg Kuning titan 0,1 bv + NaOH 2 N Warna endapan merah terang + Keterangan : + : Mengandung ion Tabel di atas menunjukkan bahwa selada hidroponik dan selada non – hidroponik yang diperiksa mengandung ion kalium, natrium, dan magnesium. Sampel positif mengandung ion kalium karena menghasilkan kristal jarum kasar besar dengan penambahan asam pikrat serta memberikan warna nyala lembayung ungu saat dibakar mengunakan kawat NiCr, mengandung ion natrium karena menghasilkan kristal jarum halus dengan penambahan asam pikrat serta memberikan warna nyala kuning keemasan saat dibakar mengunakan kawat

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Kandungan Mineral Kalium, Natrium Dan Magnesium Pada Kentang (Solanum Tuberosum L.) Granola Dan Mini Secara Spektrofotometri Serapan Atom

8 45 112

Analisis Kandungan Mineral Kalium, Kalsium, Natrium Dan Magnesium Pada Tomat (Solanum lycopersicum Mill.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

4 56 98

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 19 111

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 17

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 2 4

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 14

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Penetapan Kadar Mineral Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium Pada Selada Romaine (Lactuca sativa var. longifolia Lam.) Organik dan Non-Organik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 55

Studi Kandungan Mineral Kalium, Natrium, Magnesium Pada Selada (Lactuca sativa L.) Hidroponik Dan Non-Hidroponik Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 61