Selada merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan secara hidroponik dan non-hidroponik. Adapun beberapa varietas selada yang banyak
dibudidayakan yaitu Anonim a, 2010. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 44-45 :
5. Selada kepala Lactuca sativa var. capitata L.
6. Selada rapuh Lactuca sativa var.longifolia L.
7. Selada daun Lactuca sativa var.crispa L.
8. Selada batang Lactuca sativa var.asparagina L.
2.2 Hidroponik dan Non-Hidroponik
Hidup sehat dengan cara kembali ke alam sedang menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat. Kecenderungan konsumen dalam memilih hasil produksi
tanaman dan makanan di kota-kota besar adalah mencari produk dengan nilai tambah terhadap manfaat kesehatan, berpenampilan menarik, dan dengan harga
yang rasional. Produk-produk tersebut sebagian besar dapat terpenuhi oleh produk hidroponik. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian
Woodward 1699 yang menggunakan hidroponik untuk studi pertumbuhan tanaman. Hidroponik atau hydroponics, berasal dari bahasa latin yang terdiri atas
kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja, sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media
tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang
dilarutkan dalam air Prakoso S.P, 2010.
Gambar 1 . Skema Sistem Penanaman Secara Hidroponik
Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel selada hidroponik di Papa Mama farm Jl. Kol. Sugiono No. 16 Medan dan selada non – hidroponik yang
diambil di Pusat Pasar Medan. Selada hidroponik yang diambil di Papa Mama farm diperoleh dari penanaman yang dilakukan di daerah dataran tinggi Berastagi.
Penanaman dilakukan secara Greenhouse, pupuk yang bebas pestisida, proses pergantian air sebagai media tanam dilakukan 2 hari sekali dan dengan waktu
proses penanaman sampai memperoleh hasil panen yaitu ± 2-3 bulan.
Gambar 2. Contoh Penanaman menggunakan Greenhouse
Gambar 3 . Metoda Penanaman Secara Hidroponik
Gambar 4 . Metoda Penanaman Secara Non-Hidroponik
Beberapa kelebihan sistem hidroponik dibanding dengan media tanah non-hidroponik adalah kebersihan lebih mudah terjaga, tidak memerlukan
pengelolaan tanah lahan, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, tidak tergantung musim hasil panen dapat diperoleh ±2-3 bln, tidak menggunakan
pestisida, tingkat produktivitas dan kualitas cukup tinggi dan seragam, tanaman dapat dikontrol dengan baik, dapat diusahakan di tempat yang tidak terlalu luas
dan diferensiasi produk dapat dilakukan. Larutan nutrisi yang dilarutkan didalam
air dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan Prakoso S.P, 2010.
2.3 Mineral