Sangkep Nggeluh Kepustakaan yang Relevan

5. Anak beru menteri yaitu anak beru dari anak beru. Menteri maksudnya melempari atau membersihkan tetapi ada juga menteri yang artinya meluruskan. Dari pengertian menteri ini terkandung makna seperti memberi petunjuk, nasehat, mengawasi, serta membantu tugas kalimbubunya sesuai dengan kewajiban dan menurut adatnya. 6. Anak beru singikuri yaitu anak beru dari anak beru menteri. Anak beru ini semata-mata bertugas di dapur saja untuk mempersiapkan hidangan pada saat pesta. Anak beru singikuri tidak dibenarkan untuk mencicipi makanan tersebut. Hal ini mengingat hubungan kekeluargaan yang sudah jauh.

2.1.5 Sangkep Nggeluh

Berbicara tentang sangkep nggeluh terlebih dahulu kita harus mengetahui arti sangkep. Sangkep artinya lengkap, nggeluh artinya hidup. Jadi, sangkep nggeluh adalah kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup diasosiasikan secara adat istiadat karena telah dilengkapi oleh kalimbubu, senina dan anak beru. Pengertian ini timbul karena dalam kehidupan masyarakat Karo baik dalam upacara dan sebagainya ketiga unsur di atas harus datang dan menyetujui hal yang akan dilaksanakan. Berdasarkan eksistensinya inilah sengkep nggeluh sangat berperan dalam kehidupan sosial masyarakat Karo khususnya dalam masalah peradatan dan ketiga unsur di atas mempunyai istilah yang bermacam-macam seperti sangkep nggeluh, rakut sitelu dan sebagainya semua ini memiliki maksud dan arti yang sama. Sangkep nggeluh merupakan suatu kerjasama di dalam hubungan keluarga. Dalam setiap melakukan pesta Universitas Sumatera Utara adat, musyawarah terlebih dahulu harus dilakukan. Rancangan atau musyawarah itu dinamakna runggu sengkep nggeluh. Dalam masyarakat Karo, tidak ada yang tidak dikesampingkan maksudnya adalah semua orang tidak tetap kedudukannya dalam adat tergantung upacara peradatan yang dilaksanakn dalam masyarakat Karo. Fungsi dan kedudukan sangkep nggeluh sering berubah, hal ini disebabkan oleh sistem kekeluargaan dan kekerabatan yang secara turun- temurun samapai beberapa generasi turut juga berubah di samping karena adanya perkawinan secara vertical dan horizontal. Struktur masyarakat dengan inti sangkep nggeluh merupakan tenaga penggerak di tengah-tengah masyarakat Karo. Setiap orang dari salah satu keluarga terlibat langsung padas sangkep nggeluh. Mungkin kedudukan sebagai kalimbubu, senina atau anak beru. Kedudukan seseorang dalam sangkep nggeluh sering bertukar terutama dalam satu kelompok dengan kelompok lain, seseorang dari kelompok tertentu dengan kedudukannya sebagai senina dapat berubah menjadi anak beru atau kalimbubu pada kelompok keluarga yang lain. Dengan adanya pertukaran posisi tersebut maka fungsinya secara tidak langsung juga berubah dalam kegiatan adat bahkan di dalam tata kehidupan sehari-hari kedudukan tertinggi terletak pada kalimbubu. Kalimbubu sangat disegani dan dihormati oleh anak berunya karena golongan ini dianggap sebagai golonga tertua dalam adat karena dianggap dapat member restu atau petuah serta dianggap pemberi rezeki. Bagi orang yang kurang menghormati kalimbubunya, dianggap kurang sopan dan melanggar adat serta akan mendatangkan malapetaka bagi orang tersebut. Oleh karena itu, timbul suatu istilah pada masyarakat Karo bahwa kalimbubu adalah dibata nidah atau Tuhan yang dapat dilihat. Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab atas setiap bentuk kegiatan adat sebagai hasil musyawarah mufakat, sangkep nggeluh diserahkan kepada anak beru. Dalam hubungannya denagn inti musyawarah tersebut berada di tangan anak beru Ipupus, karena dialah anak beru yang paling utama dan mempunyai hubungan darah langsung dengan kalimbubu. Anak beru lainnya hanya sebagai pembantu, khususnya di dalam penyelesaian tugas menurut adat. Senina merupakan golongan yang mengerti tentang seluk beluk kalimbubu yang merupakan penanggung jawab masalah biaya dalam setiap upacara peradatan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi sangkep nggeluh kalimbubu, senina, dan anak beru adalah sama dan tidak terpisah, tak ubahnya seperti Trias Politigu pemisahan kekuasaan kepada tiga badan seperti : 1. Kalimbubu sebagai kekuasaan legislative. 2. Senina sebagai kekuasaan executive. 3. Anak beru sebagai kekuasaan yudikatif. Adapun fungsi dari masing-masing unsur tersebut adlah: 1. Kalimbubu sebagai supremasi keadilan dan kehormatan dan sebagai pembuat peraturan. 2. Senina sebagai penyedia saran yang dibutuhkan petugas. 3. Anak beru sebagai pelaksana tugas. Selain ketiga tugas di atas kalimbubu, senia, anak beru juga memiliki tugas sebagai berikut: 1. Kalimbubu a. Menyelesaikan perselisihan anak berunya dalam hal ini kalimbubu dapat menyelesaikan masalah menurut kehendaknya, apabila pihak Universitas Sumatera Utara yang berselisih paham tetap ngotot dengan pendapatnya masing- masing. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa kalimbubu adalah Tuhan yang tampak pada masyarakat Karo sering dikenal istilah “kalimbubu dibata nidah simeteh nggeluh ras mate” artinya kalimbubu adalah tuhan yang tampak bagi orang yang mengerti kehidupan sehingga dianggap apapun yang dilakukan kalimbubu dianggap benar dan tidak bisa disalahkan. Oleh karena itulah masyarakat Karo sangat segan dan menghormati kalimbubunya. b. Sebagai lambang supremasi kehormatan keluarga. 2. Senina a. Mengawasi pelaksanaan tugas anak beru b. Secara bersama-sama menanggung biaya pesta dalam setiap upacara adat 3. Anak beru a. Mengatur jalannya pembnicarraan runggu musyawarah adat. b. Menyiapkan hidangan makanan, minuman, sirih, dan rokok pada waktu pestan atau musyawarah c. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan sewaktu upacar adat. d. Menanggung aib kalimbubu nya dan harus menerimanya dengan rendah hati apabila belum sesuai dengan kebutuhan. e. Mengawasi segala harta pusaka milik kalimbubu nya. f. Mengatur keperluan keluarga. Universitas Sumatera Utara g. Harus siap bekerja bila kapan saja dibutuhkan oleh pihak kalimbubu tanpa menuntut balas jasa. h. Merahasiakan hal yang memperburuk citra kalimbubunya. i. Sebagai penengah perselisihan antara keluarga.

2.2 Teori Yang Digunakan