Terdas Bulang Telu Rupa

4.2.4. Terdas

Terdas adalah butir-butir padi yang ditumbuk dengan alat tradisional sehingga padi tersebut berpisah antara kulit dan berasnya. Dalam upacara adat cawir metua pada masyarakat Karo di Kabupaten Langkat, terdas biasanya dimasukkan ke dalam sumpit besar dan dijunjung oleh kalimbubu. Pada upacara adat cawir metua, terdas sebagai tanda perpisahan. Maksudnya, sama seperti padi yang telah ditumbuk akan berpisah kulit dengan berasnya dan tidak akan dapat bersatu kembali. Makna dari terdas adalah kematatian diibaratkan seperti padi yang terpisah antara kulit dengan bersanya. Begitu juga manusia tidak akan pernah bisa bersama lagi antara yang hidup dan yang telah meninggal. Jadi keluarga yang ditinggalkan tidak perlu menyesali kepergian almarhum dan jangan bersedih berlarut-larut.

4.2.5. Bulang Telu Rupa

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya 4.1.6, bahwa bulang telu rupa terdiri atas tiga jenis kain adat Karo yang diikat menjadi satu, kain tersebut adalah kain hitam, kain putih, dan kain merah. Bulang telu rupa ini biasanya diikatkan di kepala kalimbubu bena-bena ‘kalimbubu kandung’ yang meninggal pada saat mengelilingi jenazah sebelum dibawa ke kuburan. Pada masyarakat Karo di Kabupaten Langkat bulang telu rupa memilki tanda persatuan. Persatuan yang dimaksud adalah persatuan dalam rakut sitelu yang terdiri dari kalimbubu yang ditandai dengan kain hitam, senina yang ditandai dengan kain putih, dan anak beru yang ditandai dengan kain merah dan dilambangkan pada bulang telu rupa Universitas Sumatera Utara tersebut. Ketiganya harus selalu seia sekata dan sepenanggungan dalam semua sisi kehidupan termasuk pada upacara adat. Mereka dianggap telah siap secara materi dan tenaga dalam setiap upacara adat termasuk dalam upacara adat cawir metua. Bulang telu rupa diikatkan di kepala kalimbubu karena kalimbubu merupakan orang yang paling dihormati dan sering disebut dengan istilah dibata nidah ‘Tuhan yang tampak. Makna dari bulanng telu rupa adalah sebagai keluarga kita tidak boleh bercerai berai. Meskipun sudah ada anggota keluarga yang meninggal dunia bukan berarti hubungan keluarga juga harus putus tetapi harus bisa tetap bersatu.

4.2.6. Sen