Teori Yang Digunakan KAJIAN PUSTAKA

g. Harus siap bekerja bila kapan saja dibutuhkan oleh pihak kalimbubu tanpa menuntut balas jasa. h. Merahasiakan hal yang memperburuk citra kalimbubunya. i. Sebagai penengah perselisihan antara keluarga.

2.2 Teori Yang Digunakan

Secara etimologi, teori berasal dari bahasa yunani theoria yang berarti kebetulan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang digarap, dengan landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam proposal skripsi ini akan terjawab. Peirce dalam Zoest 1978:1, mengatakan pengertian semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda. Berdasarkan judul skripsi ini , maka teori yang digunakan untuk mengkaji upacara kematian cawir metua pada masyarakat Batak Karo di Kabupaten Langkat adalah teori semiotika. Saussure, 1974 mengatakan bahwa tanda memiliki tiga aspek yaitu: 1. Aspek itu sendiri 2. Aspek material dan tanda itu, aspek material ini dapat berupa bunyi, tautan huruf menjadi kata, gambar warna dan atribut-atribut lainnya ini disebut dangan signifer Universitas Sumatera Utara 3. Konsep, konsep ini sangat berperan dalam mengkontruksikan makna suatu denotatum atau objek yang disebut dengan signified. Tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai hal yang dapat melingkupi kehidupan disekitar kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan, karya seni, sastra, lukisan dan patung. Berdasarkan objeknya Pierce merumuskan suatu tanda selalu merujuk pada suatu acuan. Setiap tanda selalu memiliki fungsi dan memiliki makna yang sesuai dengan tanda itu sediri. Berdasarkan objeknya Peirce membagi tanda itu menjadi tiga bagian yaitu: 1. Ikon icon 2. Indeks index 3. Simbol symbol Ketiga bagian di atas merupakan objek yang membagi jenis-jenis tanda di mana tanda memiliki arti dan makna tertentu. Ketiga bagian di atas biasa disebut dengan tipologi tanda. 1. Icon adalah tanda berdasarkan identitas dan hubungan antara tanda dan acuannya dapat berupa hubungan kemiripan. Jadi, sebuah tanda bersifat iconic seandainya ada kemiripan rupa atau kemiripan bentuk diantara tanda dengan hak yang diwakilinya. Contoh: - Rambu-rambu lalu lintas - Lampu merah menandakan mobil harus berhenti - Lampu hijau menandakan mobil harus berjalan Universitas Sumatera Utara - Lukisan menandakan sebuah ekspresi yang disampaikan dalam sebuah gambar 2. Indeks adalah tanda berdasarkan hubungan kausalitas atau hubungan yang timbul karena adanya kedekatan eksistensi. Contoh: - Adanya asap menandakan adanya api - Ketukan pintu menandakan ada orang - Suara bising menandakan adanya keramaian - Suara gemuruh menandakan adanya petir 3. Simbol adalah tanda yang menyatakan hubungan konvensional atau tanda yang bersifat mana suka Arbitrary. Istilah simbol dipergunakan secara meluas dengan pengertian yang beraneka ragam dan dapat pula disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu dalam sebuah situasi. Contoh: - Harimau simbol kekuatan - Ular simbol suatu kelicikan - Anggukan kepala simbol sebuah persetujuan - Lambaian tangan simbol selamat tinggal atau selamat jalan - Senyum simbol kebahagiaan - Gambar tengkorak simbol bahaya, dan lain-lain Secara etimologi, simbol berasal dari bahasa yunani symballein yang berarti melemparkan bersama sesuatu benda, perbuatan dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula Universitas Sumatera Utara yang menyebutkan symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Semua simbol melibatkan tiga usur yaitu simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal ini merupakan dasar bagi semua makna simbolik yang ada. Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta menyebutkan simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan sesuatau hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya, warna putih melambangkan kesucian, warna merah melambangkan keberanian, dan padi melambangkan kemakmuran. Dengan demikian, dalam konsep Pierce simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan petanda yang sifatnya konvensional. Berdasarkan konvensi itu pula masyarakat pemakainya dapat menafsirkan ciri dan hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan maknanya. Pierce juga membagi klasifikasi simbol menjadi tiga jenis yaitu: 1. Rhematic symbol atau Symbolik rheme 2. Dicent symbol atau proposition proposisi 3. Argumen 1. Rhematic symbol atau Symbolic rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi nilai umum. Misalnya, di jalan kita melihat lampu merah lantas kita katakan berhenti. Mengapa kita katakan demikian, ini terjadi karena adanya asosiasi dengan benda yang kita lihat. Universitas Sumatera Utara 2. Dicent symbol atau proposition proposisi adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang mengatakan “Pergi” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak dan serta merta kita pergi. Padahal dari ungkapan tersebut yang kita kenal hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu dan seseorang segera dapat menitipkan pilihan atau sikap. 3. Argumen yakni tanda yang merupakan kesamaan seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Peirce. Di mana setiap tanda memiliki makna yang bersifat arbitrer atau mana suka. Sesuai dengan teori di atas masyarakat Karo juga memberi makna pada setiap tanda bersiat arbitrer. Artinya mereka menentukan makna dari sebuah tanda sesuai dengan situasi dan apa yang ingin meraka utarakan yang sesuai dengan adat istiadatnya. Masyarakat Karo menyesuaikannya dengan bentuk dan kebiasaan mereka sehari-hari. Sebagai contoh, kampuh ‘sarung’ biasanya dipakai oleh perempuan mulai dari pinggang sampai pergelangan kaki dan juga dipakai oleh laki-laki mulai dari pinggang sampai lutut. Penggunaan kampuh ‘sarung‘ ini sebagai tanda kesopanan dan saling menghargai antara perempuan dan laki-laki. Tetapi, bagi laki-laki dalam sebuah upacara adat kampuh ‘sarung’ juga sering diikat melingkar di pinggang, ini menandakan bahwa yang menggunakan kampuh ‘sarung’ adalah anak beru. Selain itu, kampuh ‘sarung’ juga sering digunakan di pundak dengan cara meletakkannya dibagian pundak. Ini Universitas Sumatera Utara menandakan bahwa yang menggunakan kampuh ‘sarung’ tersebut adalah kalimbubu. Namun, dalam upacara kematian kampuh juga digunakan sebagai sapu-sapu ilu. Sapu- sapu iluh adalah kampuh ‘sarung’ yang digunakan untuk menghapus air mata pada waktu menangisi orang yang meninggal. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Secara etimologi kata metodologi berasaldari bahasa Yunani Methodos dan logos. Methodos berarti cara atau jalan, Logos berarti ilmu. Jadi, metodologi atau metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang dikehendaki atau tujuan dalam pemecahan suatu masalah. Metodologi artinya adalah sesuatu yang menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan Narbuko, 1997:1. Sedangkan meneliti dimaksud sebagai melakukan kerja penyelidikan secara cermat terhadap suatu sasaran untuk memeperoleh hasil tertentu. Penalitian adalah terjemahan dari bahasa inggris research yang berarti usaha atau pekerjaan yang mencari kembali yang dilakukan dengan menggunakan metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis, serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat dipergunakan untuk menyelesaikan atau menjawab masalah tersebut. Metodologi penelitian adalah upaya untuk menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain metodologi penelitian akan memeberikan petunjuk terhadap penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kebenaran atau membuktikan kebenaran terhadap satu objek permasalahan. Metode yang digunakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu penulis memaparkan isi dari skripsi ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mengerti apa yang penulis paparkan dalam skripsi ini dan apa yang penulis paparkan sesuai dengan gambaran yang penulis pahami tentang tentang kajian tersebut. Universitas Sumatera Utara