Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

dengan memberikan lembaran kuesioner secara langsung, instrumen dalam kuesioner berisi berbagai pertanyaanpernyataan yang berkaitan dengan variabel- variabel yang akan diteliti.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 3 orang pejabat yaitu Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK dan Pejabat Penatausahaan Keuangan di seluruh SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Jumlah SKPD sebanyak 37 sehingga populasi sebanyak 111 orang dan seluruhnya dijadikan sampel.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan data primer. Untuk mendapatkan data dari responden digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang akan diantar langsung oleh penulis dengan 2 tahap yaitu tahap pertama akan dikirim sebanyak 111 kuesioner dan ditunggu selama 10 hari, jika belum terpenuhi 111 kuesioner maka akan dikirim kembali sampai cukup untuk diuji. Sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut maka kedua data responden tersebut terlebih dahulu akan dilakukan uji response bias karena ada perbedaan waktu pengumpulan data.

4.5. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Kinerja SKPD Y yang merupakan variabel terikat adalah hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, investigasi, evaluasi dan staffing di setiap SKPD. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala 9 point yang dikembangkan oleh Mahoney et.al., 1963-1965, skala ini untuk menunjukkan tingkat kinerja manajerial. 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah X1, merupakan pemahaman pihak eksekutif mengenai sistem akuntansi keuangan daerah. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala 5 point untuk menunjukkan bahwa sejauhmana pemahaman pihak eksekutif mengenai sistem akuntansi keuangan daerah. 3. Pengelolaan Keuangan Daerah X2 adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala 5 point untuk menunjukkan pengelolaan keuangan daerah. Tabel 4.1. Definisi Operasional Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Pengukuran Dependen Variabel Kinerja SKPD Y Hasil dari proses kegiatan yang efektif mulai dari Menggunakan skala 9 point untuk Interval Universitas Sumatera Utara proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, investigasi, evaluasi dan staffing SKPD menunjukkan tingkat kinerja manajerial dengan pengelompokan skor 1,2,3 untuk kinerja dibawah rata-rata, skor 4,5,6 untuk kinerja rata-rata, skor 7,8,9 untuk kinerja diatas rata-rata Independen Variabel Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah X1 Pemahaman pihak eksekutif mengenai sistem akuntansi keuangan daerah. Menggunakan skala 5 point untuk menunjukkan pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah yaitu memberikan nilai pada angka 1 untuk sangat tidak setuju dan sampai dengan angka 5 untuk sangat setuju Interval Pengelolaan Keuangan Daerah X2 Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Menggunakan skala 5 point untuk menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yaitu memberikan nilai pada angka 1 untuk sangat tidak Interval Lanjutan Tabel 4.1 Universitas Sumatera Utara setuju dan sampai dengan angka 5 untuk sangat setuju

4.6. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

20 180 71

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

13 150 102

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SKPD PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 3 26

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 1 11

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

5 19 73

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TENGGARA

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

0 1 10

KATA PENGANTAR - Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13