BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Epoksida ikatan rangkap pada atom C
9
dan C
10
dari asam oleat dengan cara mereaksikannya dengan asam ferformat HCOOOH yang diperoleh dari reaksi antara
HCOOH 90 dengan H
2
O
2
30 kemudian diikuti dengan proses hidrolisis sehingga dihasilkan senyawa asam 9,10-dihidroksi stearat. Asam formiat dan hidrogen
peroksida direaksikan akan membentuk perasid asam ferformat pada suhu 40-45 C
yang selanjutnya diikuti penambahan asam oleat, dan karena adanya air akan menyebabkan reaksi hidrolisis pada cincin epoksida menghasilkan senyawa asam
9,10-dihidroksi stearat yang berbentuk cair. Dari hasil analisis senyawa asam 9,10- dihidroksi stearat dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR diperoleh spektrum
pada puncak-puncak serapan daerah bilangan gelombang 3331,18 – 3246,18 cm
-1
, 2925,3
– 2853,6 cm
-1
, 1709,5 cm
-1
, 1466,14 cm
-1
, 1377,30 cm
-1
, 1144,26 – 862,39
cm
-1
, 721,27 cm
-1
Gambr 4.1, dengan nilai HLB = 8,96. Sedangkan asam oleat
sebagai bahan dasar yang digunakan memberikan spektrum dengan serapan pada daerah bilangan gelombang 3008,74 cm
-1
, 2925,51-2854,67 cm
-1
, 2673,20 cm
-1
, 1711,53 cm
-1
, 1464,66-1412,83 cm
-1
, 1377,83 cm
-1
, 1284,99-1245,84 cm
-1
dan 723,55 cm
-1
lampiran A, dengan nilai HLB = 9,69.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Spektrum FT-IR Asam 9,10-Dihidroksi Stearat
Reaksi penyabunan asam 9,10-dihidroksi stearat dengan larutan basa KOH dalam pelarut alkohol akan menghasilkan senyawa surfaktan anionik kalium 9,10-
dihidroksi stearat. Dari hasil analisis dengan menggunkan spektrofotometer FT-IR diperoleh spektrum dengan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang
3289,1 cm
-1
, 2921,0-2848,1 cm
-1
, 1629,5 cm
-1
, 1404,3 cm
-1
, 1138,5-1035,6 cm
-1
, 722,5 cm
-1
Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Spektrum FT-IR Surfaktan Anionik Kalium 9,10-Dihidroksi Stearat Dalam KBr
Universitas Sumatera Utara
Reaksi amidasi asam 9,10-dihidroksi stearat dengan etanolamin sehingga dihasilkan senyawa surfaktan nonionik 9,10-dihidroksi-
N
-2-etanolstearamida. Dari hasil analisis dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR diperoleh spektrum
dengan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3363,16 cm
-1
, 2925,17
– 2854,21 cm
-1
, 2130,67 cm
-1
, 1660,22 cm
-1
, 1462,31 cm
-1
, 1402,27 cm
-1
, 1124,32
– 1023,32 cm
-1
, 721 cm
-1
Gambar 4.2.
Gambar 4.3 Spektrum FT-IR Senyawa Surfaktan Nonionik 9,10-Dihidroksi-
N
- 2-EtanolStearamida
Analisis lain yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik surfaktan anionik kalium 9,10-dihidroksi stearat; surfaktan nonionik 9,10-dihidroksi-
N
-2-etanol stearamida dan sabun kalium stearat yang diperoleh ialah penentuan tegangan
permukaan untuk mendapatkan nilai konsentrasi miesel kritis CMC, uji kekuatan busa dan uji stabilitas busa. Uji tegangan permukaan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan tensiometer metode cincin Du-nuoy.
Universitas Sumatera Utara
Data hasil penentuan tegangan permukaan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Surfaktan Anionik Kalium 9, 10-Dihidroksi Stearat
Faktor Koreksi = 1,07
Tabel 4.2 Data Hasil Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Surfaktan Nonionik 9,10-Dihidroksi-N-2-EtanolStearamida
Faktor Koreksi = 1,07 No
Konsentrasi Surfaktan
Tegangan Permukaan dynecm
Koreksi
1 2
3
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 0,002
0,004 0,006
0,008 0,009
0,01 0,012
0,015 0,018
0,02 40,4
38,1 38,8
37,8 36,7
36,1 36,1
36,1 35,8
35,4 40,8
39,5 38,8
38,9 37,6
36,7 36,1
35,7 35,3
35,2 40,5
39,9 38,8
38,8 38,8
37,1 36,3
35,6 35,4
35,7 40,56
39,16 38,8
38,5 37,7
36,63 36,16
35,80 35,50
35,43 48,27
46,60 46,17
45,81 44,86
43,59 43,04
42,60 42,24
42,16
No Konsentrasi
Surfaktan Tegangan Permukaan
dynecm Koreksi
1 2
3
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 0,002
0,004 0,006
0,008 0,009
0,01 0,012
0,015 0,018
0,02 43,6
42,8 38,4
41,9 41,9
39,7 41,9
37,7 37,7
37,8 45,2
44,6 44,9
42,2 41,1
38,1 40,7
39,3 38,1
39,1 46,2
41,1 43,7
42,6 42,5
42,6 41,1
39,3 38,1
39,1 45,00
44,43 43,67
42,23 41,83
41,13 40,06
38,60 37,97
38,53 53,55
52,87 51,96
50,26 49,78
48,95 47,68
45,93 45,88
45,85
Universitas Sumatera Utara
Data hasil uji kekuatan dan stabilitas busa yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3 ; 4.4 dan 4.5 berikut:
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Kekuatan dan Stabilitas Busa Surfaktan Anionik Kalium 9,10-Dihidroksi Stearat
No. Variasai Konsentrasi Volume Busa mL
VsVo 30 Detik Vo
3 Menit Vs 1.
0,2 70
62 0,89
2. 0,4
72 65
0,90 3.
0,6 73
68 0,93
4. 0,8
75 70
0,93 5.
1 77
73 0,95
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Kekuatan dan Stabilitas Busa Surfaktan Nonionik 9,10- Dihidroksi-
N
-2-EtanolStearamida
No. Variasai Konsentrasi Volume Busa mL
VsVo 30 Detik Vo
3 Menit Vs 1.
0,2 52
51 0,98
2. 0,4
54 53
0,98 3.
0,6 56
55 0,98
4. 0,8
58 56,5
0,97 5.
1 60
58 0,97
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Kekuatan dan Stabilitas Busa Sabun Kalium Stearat
No. Variasai Konsentrasi Volume Busa mL
VsVo 30 Detik Vo
3 Menit Vs 1.
0,2 65
53 0,81
2. 0,4
67 55
0,82 3.
0,6 70
61 0,87
4. 0,8
76 65
0,85 5.
1 79
69 0,87
Keterangan : Vo = Volume Busa pada saat 30 detik Vs = Volume Busa setelah 3 menit
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahsan