Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelebihan manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya adalah berpikir. Manusia berpikir untuk meneruskan peradabannya dengan berkarya ataupun berdaya cipta. Salah satu hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan. Koentjaraningrat 1980:193,218 Mengartikan kebudayaan dalam ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dalam kehidupan umat manusia, kita tidak terlepas dari unsur-unsur kebudayaan, yaitu: Bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Salah satu unsur kebudayaan yaitu bahasa. Bahasa selalu ada dalam kehidupan manusia. Hasil pemikiran manusia dalam berbahasa dan berbudaya adalah karya sastra. Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila di dalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati pembacanya. Menurut Luxemburg 1992:23,25 sastra dapat di pandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada zaman itu. Berarti sastra dapat diartikan sebagai tulisan yang memiliki arti keindahan yang dapat mencerminkan kehidupan. Menurut Wellek dan Austin dalam Melani Budianto 1997:83 sastra adalah suatu kegiatan kreatif dari karya seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khsusunya perasaan, semangat, keyakinan, kesedihan, serta kepercayaan. Dalam sastra juga memiliki jenis-jenis sastra gender dan ragam-ragam. Ragam umum yang dikenal adalah puisi, prosa, dan jenis drama sastra prosa mempunyai ragam cerpen, novel, dan roman atau ragam utama. Sastra memiliki dua macam sifat yaitu sastra yang bersifat imajinasi fiksi dan non imajinasi non fiksi. Salah satu hasil karya sastra yang bersifat imajinasi fiksiberupa prosa adalah novel. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dalam http:defenisi-pengertian .blogpot.com201011pengertian-novel.html bahwa novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang setidaknya 40.000 kata dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan pelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dan menitik beratkan pada sisi-sisi yang menonjol dari naratif tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penulis meneliti salah satu novel Jepang yang berjudul Pembunuhan Sang Shogun karya Dale Furutani, seorang generasi ketiga Jepang-Amerika atau Sansei.. Dale Furutani lahir pada 1 Desember 1946, keluarganya berasal dari Pulau Oshima, Selatan Hiroshima. Dale Furutani mengambil latar cerita pada kota yang paling disukainya yaitu Tokyo di Jepang. Edo adalah nama kota ini sebelumnya. Maka Dale Furutani menulis cerita yang berlatarkan kota Edo di zaman Edo. Novel Pembunuhan Sang Shogun ini menceritakan kondisi sosial tokoh utama yang bernama Kaze, seorang ronin atau samurai tak bertuan yang dituduh sebagai orang yang menembakkan bedil saat shogun Tokugawa Ieyasu melakukan peninjauan ke kastil Edo, pastinya mencoba membunuh shogun. Kastil itu dibangun sesuai keinginan sang shogun, yang akan dibuat sebagai tembok pertahanan pada masa pemerintahan Tokugawa Ieyasu di zaman Edo. Tokoh kaze mencoba keluar dari fitnah seluruh kota Edo. Sebutan buronan pun sudah melekat pada dirinya karena gambar wajahnya sudah dipajang di seluruh penjuru kota. Berbagai macam permasalahan hidup yang hampir merenggut nyawanya juga dihadapi. Tuduhan yang diarahkan pada Kaze ini memaksanya untuk bertahan dibalik penyamaran. Hingga akhirnya bisa membuktikan bahwa ia tidak bersalah kepada Shogun Tokugawa Ieyasu. Lalu menjalankan misi utama sebelumnya untuk mencari putri tuannya yang diculik. Semua upaya ini dilakukan untuk menujukkan kesetiaan Kaze terhadapan tuannya. Salah satu bentuk kesetian seorang samurai terhadap tuannya. Kaze menunjukkan bentuk kesetiaannya itu dengan cara yang tidak seharusnya dilakukan seorang samurai. Golongannya sebagai seorang samuraipun rela diturunkannya dengan menjadi seorang seniman jalanan, diolok-olok, disoraki banyak orang dan tentunya hidup tidak menentu seperti halnya dulu saat tinggal bersama daimyo, sang tuan yang sangat dihormatinya. Media analisis penelitian ini adalah karya sastra yaitu novel. Secara spesifik ilmu yang menganalisis aspek sosiologi dalam karya sastra adalah sosiologi sastra. Ratna 2003:2 menyatakan bahwa sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya. Kondisi sosial yang menyangkut kesetiaan tercermin melalui tokoh Kaze yang ada di dalam novel “Pembunuhan Sang Shogun” karya Dale Furutani secara khusus dan mendalam akan di bahas melalui skripsi yang berjudul “ANALISIS SOSIOLOGIS TOKOH KAZE DALAM NOVEL “PEMBUNUHAN SANG SHOGUN” KARYA DALE FURUTANI.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “1 Liter Of Tears” Karya Aya Kito Aya Kito No Sakuhin No “1 Rittoru Namida” To Iu Shosetsu Ni Okeru Shujinko No Shinrigakutekina Bunseki

4 68 81

Analisis Kesetiaan Samurai Dalam Novel Kaze Karya Dale Furutani

0 62 67

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 1 8

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 1

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 7 8

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 15

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 2

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 5