kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,
pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap dan lain-lain. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya
rendah, menengah atau atas. Di dalam novel “Pembunuhan Sang Shogun” ini tercermin jelas adanya diskriminasi akibat dari pengelompokan masyarakat
menurut kelas sosial itu sendiri.
2.4 Biografi Pengarang Novel “Pembunuhan Sang Shogun”
Biografi pengarang adalah salah satu unsur ekstrinsik dalam suatu karya sastra. Pengarang merupakan unsur ekstrinsik yang paling berpengaruh akan
bangun cerita dari sebuah karya fiksi. Walaupun unsur ekstrinsik bukan merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam karya sastra itu sendiri tetapi
keberadaan unsur ekstrinsik dalam hal ini pengarang secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil dari karya sastra fiksi tersebut.
Pengarang novel “Pembunuhan Sang Shogun” ini adalah Dale Furutani. Ia lahir di Hilo, Hawaii, Pada 1 Desember 1946. Dale Furutani adalah generasi
ketiga Jepang-Amerika, atau disebut juga sansei. Keluarganya berasal dari Pulau Oshima, selatan Hiroshima. Kakek dan neneknya datang dari Hawaii pada 1896
sebagai pekerja di sebuah pabrik gula, tetapi kakeknya memutuskan kontrak karena bisnis ikan yang digelutinya lebih berhasil.
Ketika berusia enam tahun, Dale kecil diadopsi oleh John Flanagan, dan mereka pindah ke California. Laki-laki yang mengadopsinya ini tidak diberkahi
kecerdasan intelektual. Dale masih ingat saat John mengatakan kepadanya dengan penuh rasa malu kalau IQ-nya hanya 75. Bahkan sebagai seorang anak
kecil, Dale tahu rasa malunya akan angka itu sangat tidak adil dan tidak diharapkan.
John bekerja di perkapan. Saat itu tidak banyak yang bisa dikerjakan di laut kecuali membaca. Ia tumbuh menjadi seseorang yang suka membaca meski
itu bukan perkara mudah baginya. Dale masih ingat saat John duduk di meja dapur di rumah pada suatu sore, dengan buku atau majalah di hadapannya dan
sebuah kamus untuk anak SMP. Dengan begitu, John bisa mengartikan kata yang tidak dipahaminya.
Karena John berusaha begitu keras, Dale paham kalau membaca dan juga menulis adalah sesuatu yang sangat penting. Buku-buku yang ditulisnya adalah
hasil dari wujud kecintaannya membaca yang kemudian membuat Dale mencintai menulis.
Di california, pengalaman buruknya adalah memdapata perlakuan rasialis dari teman-teman sekelasnya karena dia satu-satunya orang Asia di sekolahnya.
Hal itu tidak menghalangi Dale muda untuk melambungkan imajinasinya. Dia mendapat gelar akademis di bidang penulisan kreatif dari California
State Universit, Long Beach, dan gelar MBA di bidang pemasaran dan sistim informasi dari UCLA. Pada tahun 1993, novel pertamanya, Death in Litle Tokyo,
meraih Anthoni Award dan Macavity Award untuk Novel Misteri Debutan
terbaik.
BAB III KESETIAAN TOKOH KAZE DALAM NOVEL “PEMBUNUHAN SANG
SHOGUN” KARYA DALE FURUTANI
3.1 Sinopsis Cerita
Cerita novel ini terjadi pada awal zaman Edo. Kota Edo yang baru memasuki tahap perkembangannya menuju kota pusat dari pemerintahan
Tokugawa, Shogun pada masa itu. Kaze, seorang samurai yang tidak bertuan yang sedang melaksanakan kesetian terakhirnya kepada tuannya dengan mencari putri
tuannya yang diculik. Kaze dituduh sebagai orang yang menembakkan bedil saat shogun Tokugawa Ieyasu melakukan tinjauan ke kastil Edo yang sedang
dibangun. Pastinya dituduh mencoba membunuh Shogun. Kastil itu akan dibangun sesuai keinginan sang shogun, yang akan dibuat sebagai tembok
pertahanan pada masa pemerintahannya di Edo. Selain menjadi kastil pemerintahan, tembok kastil ini juga yang akan melindungi shogun beserta
keluarganya dari sifat kesetiaan para samuraibushi dari daimyo. Demikian pemikiran sang shogun, jikalau bushi anak buah setia melewati batas hidup dan
mati tuannya, maka diragukan bahwa tuan wilayah akan tetap kuat. Sehingga kemungkinan suatu saat para daimyo yang tidak suka dengan pemerintahannya
atau yang sebelumnya menjadi musuhnya pasti akan menyerangnya. Kaze dituduh sebagai orang yang mencoba membunuh shogun karena
Kaze berada pada tempat yang salah pada saat peristiwa penembakan tersebut. Kejadian itu membuat salah satu samurai shogun yang bernama Nakamura
terbunuh karena tembakan itu meleset dan mengenainya. Begitulah perkiraan